Debut

76 7 1
                                    

(Haeji pov)

Minho menangkapku! Dan menarikku ke pelukannya. Kami berdua jatuh ke tanah, tepatnya ke rumput. Untuk sesaat aku sangat terkejut hingga aku memejamkan mataku dengan kuat.

Kepalaku sepertinya berada di lengannya. Karena kepalaku tidak merasakan sakit, hanya badanku saja yang terasa sedikit sakit.

Aku merasakan hembusan napas Minho, lembut dan hangat. Perlahan kubuka mataku dan ternyata Minho sedang menatapku. Mata kami saling bertemu.

Isange(aneh)! Untuk sesaat entah kenapa jantungku berdegup kencang dan rasanya wajahku memanas. Dengan cepat gerak refleks ku bekerja. Dengan cepat aku bangkit dan segera duduk. Aku membereskan tatanan rambutku yang sedikit berantakan.

"Haaha.. mian.." kataku pada Minho. Minho juga ikut bangkit dari posisi tadi.

"Hmm.. gwaencanha (tidak apa-apa)." Katanya sambil membereskan baju nya.

"Haeji-ya..apa kau tidak apa-apa? Apa kau terluka?" Sepertinya Minho mencemaskanku.

"Ya..aku tidak apa-apa." Jawabku sambil menatap wajahnya.

Kenapa dia begitu mencemaskanku?

"Oh untunglah.."

Lalu dia membantuku berdiri dengan mengulurkan tangannya.

"Apa kau mau pulang?" Tanyanya.

"Hm? Kau mau pulang?" Tanyaku balik.

"Kalau kau pulang, aku juga akan pulang." Jawabnya.

"Hm baiklah."

"Aku akan mengantarmu.."

"Terserah padamu."

Dia memutuskan untuk mengantarkanku ke rumah. Kami bersepeda beriringan hingga ke rumahku.

"Terima kasih sudah mengantarku." Kataku.

"Tidak perlu berterima kasih."

"Pergilah."

"Ya."

Lalu Minho menggiring sepedanya. Tapi setelah itu ia berhenti dan menghampiri seorang ahjumma. Itu ahjumma yang pernah tinggal di samping rumahku dan sudah pindah 3 tahun yang lalu.

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan tapi yang pasti ahjumma itu menunjuk-nunjuk ke arahku untuk beberapa saat. Sebenarnya aku penasaran apa yang terjadi tapi kuputuskan saja untuk masuk ke dalam rumah.

(Minho pov)

"Ahjumma!" Aku langsung menghampiri ahjumma yang 6 tahun lalu ku temui di depan rumah Haeji.

"Ya, kau.. kau anak kecil yang dulu itu kan? Yang bertanya padaku 6 tahun yang lalu." Katanya.

"Ya..bagaimana bibi bisa mengingatku?" Tanyaku dengan sedikit senang.

"Eih.. bagaimana aku bisa melupakanmu. Kau anak yang sore itu menanyakan tentang pemilik rumah itu kan? Aku tak kan bisa melupakannya." Kata bibi itu sambil menunjuk ke arah rumah Haeji.

"Ah ya..itu saya." Kataku sambil tersenyum.

"Hm bagaimana? Kau sudah bertemu dengan orang yang kau cari? Kudengar baru-baru ini gadis yang pernah tinggal di sini dulu kembali kesini lagi setelah lama di Indonesia. Apakah waktu itu gadis itu yang kau cari, Haeji?"

"Ya benar." Jawabku sambil mengingat kejadian 6 tahun lalu.

"Syukurlah.. kau sudah bertemu dengannya. Apa dia masih mengingatmu?" Tanya bibi itu lagi. Pertanyaan ini tepat masuk ke kepalaku.

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang