One and Only

76 7 1
                                    

"Kau terlalu berlebihan," Kata Minho.

"Tapi jujur, sebenarnya aku juga akan sulit hidup tanpa seseorang." Lanjut Minho.

Haeji menatap Minho.

"Maksudmu?" Tanya Haeji.

"Aku tak ingin hanya dianggap sebagai sahabatmu, ataupun teman masa kecilmu." Lanjut Minho.

Haeji masih mendengarkan Minho.

"Aku tahu satu cara agar hubungan dua orang sahabat bisa menjadi kekasih," Minho mulai menatap Haeji intens.

"Salah satu dari mereka harus mengalah dan melangkah maju ke depan," kata Minho.

"Seperti ini."

Minho melangkah dan mengikis jarak antaranya dan Haeji.

Haeji menahan napasnya. Pipinya mulai memerah seolah baru saja berlari keliling lapangan di tengah hari. Detak jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"A..a..apa yang akan kau lakukan?" Haeji mencoba untuk mengontrol nada bicaranya yang terdengar gagap.

Minho menatap mata Haeji lebih dalam. Pandangannya tak teralihkan walau hanya satu detik.

"Mencoba untuk meluluhkan hati seseorang." Minho mendekatkan wajahnya dengan wajah Haeji, lalu ia tersenyum nakal.

"Hah?"

Haeji mulai menutup matanya. Jantungnya masih berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia juga bingung. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.

Tiba-tiba hembusan napas Minho menerpa wajahnya. Dingin. Aroma mint.

"Tidak ada." Kata Minho seraya menjauhkan wajahnya dari wajah Haeji.

"Emang apa yang barusan kau pikirkan?" Tanya Minho.

"Bukan apa-apa." Kata Haeji dengan cepat.

"Tapi ada apa dengan wajahmu? Kenapa merah seperti itu? Padahal kita sudah istirahat cukup lama." Kata Minho.

"Oh.. ah benar! Kita harus segera pulang! Onew oppa mungkin sudah memesan makanan untuk kita." Haeji mengalihkan pembicaraan dan mengajak Minho kembali ke dorm.

-----

15 Juni 2014

"Terima kasih atas kerja kerasnya!"

Aku merasa semua kenangan itu kembali padaku, seakan-akan aku baru mengalami semua itu. Benar, enam tahun itu bukan waktu yang singkat. Aku, Onew hyung, Taemin, Key, dan Jonghyun hyung sudah melalui semua keadaan sulit bersama.

"Ya! Kau melakukan siaran dengan bagus hari ini!" Onew hyung menepuk pundakku.

"Setelah ini kita kemana? Bukankah kita tidak mempunyai jadwal lagi?" Jonghyun hyung mengecek ponselnya.

"Hm, eobseo. Tapi kenapa?" Tanya Key.

"Anida(tidak), aku hanya berencana untuk minum. Apa kalian ingin ikut?" Jonghyun hyung menggoyangkan sedikit kepalanya, mungkin dia merasa pegal.

"Tidak buruk, aku ikut." Jawab Onew hyung.

"Aku.. tidak mungkin aku tidak ikut. Setuju!" Jawab Taemin.

"Aku juga setuju." Jawab Key.

"Setuju." Jawabku.

Enam tahun bukan waktu yang singkat. Kami sudah melewati banyak hal bersama-sama. SHINee dan diri kami masing-masing adalah hal yang tak bisa dipisahkan. Segala hal yang kami jalani adalah saat-saat yang sangat berharga, bagiku dan juga mereka.

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang