Teman masa kecil

100 7 4
                                    

(Minho pov)

Baru saja Onew hyung menyuruh kami untuk pulang. Tapi saat ini aku masih berada di dekat tempat karaoke itu tepatnya di dekat sebuah pohon. Di depanku ada sebuah bangku yang bisa diduduki tapi aku tak bernuat untuk mendudukinya. Anehnya aku masih terbayang ekspresi saat Onew hyung menyuruh kami pulang. Seperti ada sesuatu yang dipikirkannya.

Sebelum aku sempat meninggalkan tempat ini, Onew hyung berjalan dengan tatapan kosong di depanku lalu menghentak-hentakkan kakinya.

"Sial." katanya.

Aku penasaran apa yang terjadi dengannya. 'Sial' merupakan kata langka yang keluar dari mulutnya.

Lalu dia menundukkan kepalanya. Saat itu aku pun langsung duduk disampingnya. Aku penasaran kenapa Onew hyung bisa sekesal itu.

"Sial apanya hyung?" Tanyaku.

"Minho.. kenapa kau disini? Bukannya tadi sudah kusuruh pulang?" Onew hyung menegakkan kepalanya dan menghadap ke arahku. Dia tampak lemas.

"Eih.. kau pikir aku tak memperhatikanmu tadi saat menyuruh kami pulang? Saat itu aku tau ada yang kau tutupi hyung." jawabku.

"Oh.. begitu." Onew hyung menjawabnya sambil menundukkan kepalanya.

"Minho.."

"Hmm..?"

"Kau sejak kapan mulai mengenalku?" Tanya Onew hyung. Pertanyaan ini membuatku bingung. Kenapa Onew hyung tiba-tiba menanyakan pertanyaan seperti itu?.

"Sejak lama." jawabku setelah berpikir cukup lama.

"Ani..bukan itu maksudku. Sudah berapa lama kau mengenalku?" Tanya Onew hyung.

"Sekitar satu setengah tahun.. mungkin." jawabku.

"Selama satu setengah tahun itu.. apakah kau menganggapku sebagai hyungmu?" Onew hyung menanyakan hal yang aneh lagi. Kali ini aku yakin ada aura kegaiban yang bersemayam dalam dirinya.

"Hm" Minho meng-iya-kan pertanyaan Onew.

"Apakah kau mempercayaiku?" Pertanyaan ini juga membuatku merinding.

"Tentu saja."

"Kalau begitu, semenjak saat ini, walaupun ada sesuatu yang terjadi padaku, saat orang lain tidak lagi mempercayaiku, apakah kau akan tetap mempercayaiku, Minho-ya?" Aku hampir tak bisa berpikir lagi. Selama aku mengenal Onew hyung, baru kali ini aku bertemu dengan dirinya yang begini.

"Eih, apa yang kau maksudkan? Kau pasti sedang bercanda kan? Aish, jangan bercanda seperti ini hyung. Membuatku merinding saja." Jawabku.

"Oh..begitu rupanya." Onew hyung mengangguk-angguk. Entah apa yang ia mengerti dan entah apa yang aku tak mengerti.

"Hyung, kalau begitu jawab pertanyaanku juga." Aku juga akan membuat keadaan yang sama dengan yang dibebaninya padaku.

"Apakah hyung juga akan mempercayaiku jika hal yang sama terjadi padaku? Walaupun aku tak yakin sih hal itu akan terjadi padaku." Kataku.

"Tentu saja" jawabnya dengan entengnya.

Mendengar jawabannya aku hanya bisa terdiam. Onew hyung dengan cepat menjawabnya tanpa berpikir dulu. Begitu percayakah dia kepadaku?

"Kalau begitu aku juga akan mempercayaimu hyung. Hah.. sudah selesaikan? Lama-lama aku akan membatu mendengar semua pertanyaanmu. Kebanyakan nonton drama sih." Aku memberi sedikit candaan padanya.

"Hha.." senyum mulai muncul kembali di bibirnya. Onew hyung telah kembali lagi.

"Ayolah kita pulang hyung." Aku mengajaknya pulang. Lagian hari juga sudah sore.

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang