Mimpi

68 6 0
                                    

"Kenapa tiba-tiba menanyakan itu? Apa ada sesuatu terjadi?" tanya Minho sambil menggigit burgernya.
 
"Tidak, hanya saja..kurasa.. aku menyukai seseorang." kata Haeji sambil tersenyum.

Minho terkejut, tapi dia tetap mengunyah burgernya dengan pelan. Dia terkejut dan juga takut. Terkejut karena Haeji mengatakan bahwa dia menyukai seseorang. Apakah itu dirinya? Takut kalau yang disukai Haeji orang lain, bukan dirinya.

"Hm?" Minho mengunyah burgernya dengan mata membesar. Suasana di sekitar mereka jadi kaku.

"Bantu aku, bantu aku untuk mengatakan kepadanya. Apakah kau mau?" tanya Haeji.

Jantung Minho langsung berdetak dengan cepat. Rasanya jantungnya ingin copot. Apa? Membantu? Apa Minho salah dengar? Bagaimana bisa Minho membantunya?

Minho langsung menghentikan makannya dan meninggalkan Haeji begitu saja dengan sepedanya. Hatinya terasa perih mendengar permintaan itu. Membantu, bukankah itu berarti laki-laki itu bukan dirinya? Minho memperkencang laju sepedanya dan mencoba melupakan apa yang dia dengar tadi.

- - - - -

"Hei apa yang kau lakukan? Ayo makan makananmu." suruh Onew kepada Minho. Tapi Minho hanya mengaduk-aduk makanannya.

Sesekali Haeji menatap Minho tapi Minho masih saja tenggelam dengan apa yang sedang di pikirkannya.

"Hyung, apa ada sesuatu yang terjadi? Apa uang sakumu habis? Huh?" tanya Taemin. Taemin dan Onew sama-sama merasa cemas dengan keadaan Minho. Tidak biasanya dia seperti ini.

Tiba-tiba Minho berdiri dan membawa nampan makanannya.

"Aku sudah selesai makan." lalu dia pergi.

"Sudah selesai makan apanya! Haeji, Key, apa kalian tahu sesuatu?" tanya Onew.

"Aniyo." jawab Haeji dan Key hampir bersamaan.

"Oh, begitu baiklah, habiskan makanan kalian." kata Onew.

Selesai makan, mereka pergi ke kelas masing-masing. Tapi sebelum sampai ke kelas Key mengajak Haeji ke Taman belakang sekolah. Mereka pergi ke ayunan itu.

"Ada apa? Kenapa mengajakku bicara disini?" tanya Haeji.

"Hmm, begini.. Apa kau ada waktu sore ini? Aku ingin mengajakmu pergi nonton film,apa kau mau?" kata Key to the point.

"Baiklah, aku mau." Haeji menyambut ajakan itu dengan senyum hangat.

"Hm baguslah kalau begitu, aku akan menjemputmu nanti pukul lima." kata Key. Lalu Key dan Haeji pergi menuju kelas mereka masing-masing.

Sorenya, pukul lima Key datang dengan mobil ke rumah Haeji.

"Kau bisa mengendarai mobil?" tanya Haeji.

"Hm." Key mengangguk.

"Bagaimana dengan SIM? Apakah kau sudah mempunyainya? Kau kan masih 16 tahun." tanya Haeji.

"Tentu saja belum, tapi tidak usah khawatir kita tak akan kena razia." kata Key.

"Ngomong-ngomong kita mau pergi nonton kemana?" tanya Haeji.

"Ke bioskop." jawab Key.

"Ooh."

Mereka sampai di bioskop itu dan memesan dua tiket.

"Film apa? Film terbarunya ada Pandora dan Train to busan. Pilih yang mana?" tanya Key.

"Train to busan kayaknya lebih menarik." kata Haeji.

"Train to busan, dua." pesan Key.

"Ayo." ajak Key. Key menggandeng tangan Haeji dan masuk ke dalam ruang yang ditentukan.

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang