Alasan menyukai

58 9 1
                                    

"Haeji-ya.. kau dimana?" Minho mencari Haeji di seluruh dorm mereka.

"Aku disini." Sebuah suara muncul dari arah dapur.

Minho langsung menuju dapur dimana Haeji berada. Haeji sedang memasak sarapan untuk mereka berlima. Ini memang terlalu pagi untuk memulai hari, tapi saat-saat inilah yang mereka butuhkan. Dimana belum satu pun orang yang bangun kecuali mereka berdua.

"Kau sedang apa?" Minho menghampiri Haeji setelah sepenuhnya sadar.

"Memasak sarapan. Apa kau ingin sesuatu?" Haeji mencicipi masakan buatannya.

"Hm? Ani. Tapi jam berapa sekarang?" Minho membuka kulkas untuk mengambil sebotol air minum.

"Jam setengah tujuh, tapi kenapa?" Haeji masih fokus pada pekerjaannya.
Minho mendekat pada Haeji lalu duduk di sampingnya.

"Perlu bantuan?"

Ini sudah dua minggu sejak mereka resmi berpacaran. Sejauh ini masih hanya Taemin yang tahu tentang hubungan mereka dan mereka juga berusaha untuk menyembunyikannya. Dan tentu saja Taemin tak mengajukan diri untuk membeberkannya.

"Tidak," Haeji menolak bantuan dari Minho dan memutuskan untuk melakukannya sendiri.

"Hm geurae? Aku kecewa." Minho pura-pura sedih. Itu membuat Haeji berhenti sejenak dan memperhatikan Minho.

"Kau.. seperti anak kecil. Sangat lucu." Haeji tersenyum.

"Kalau begitu.. aku yakin kau tak akan menolak ini." Minho berdiri di belakang Haeji. Lalu dengan perlahan memeluk Haeji dari belakang.

"Minho-ya.. apa yang kau lakukan? Nanti ada yang melihat kita bagaimana? Mereka bahkan belum tahu hubungan kita." Haeji terhenti dari apa yang dia kerjakan.

"Tidak akan ada yang melihat. Mereka masih berpetualang di dalam mimpi mereka." Minho mempererat pelukannya. Haeji meletakkan tangannya diatas tangan Minho dan menikmati pelukan hangat Minho untuk sejenak.

"Sekarang, rasanya senang sekali," Kata Haeji.

"Nado."

Tiba-tiba Taemin datang dengan tampang polos tak berdosa. Minho dan Haeji langsung melepaskan pelukan mereka masing-masing, dan pura-pura tak terjadi apa-apa.

"Hm," Minho mendeham. Haeji melanjutkan pekerjaannya memasak sarapan.

"Santai saja, lagian aku udah tahu kok tentang hubungan kalian." Taemin meminum air dengan santainya.

"Oh geurae? Kalau begitu.. kenapa kau mengganggu kami?" Minho mendekat ke Taemin dan merangkul leher Taemin.

"Pabo." Minho menjitak kepala Taemin. Lalu Minho menarik Taemin meninggalkan dapur. Mereka berselisih dengan Onew saat mereka kembali ke kamar.

"Hei kalian dari mana? Apakah sarapan sudah siap." Hal yang pertama ditanyakan Onew adalah makanan.

"Hm, kurasa begitu. Kami baru saja dari dapur dan Haeji hampir selesai membuatnya." Jawab Taemin melepas rangkulan Minho.

"Ah benarkah? Haeji sudah selesai memasaknya? Kalau begitu aku pergi ke dapur dulu." Minho meninggalkan Onew dan Taemin.

"Ya ada apa dengannya? Bukankah kalian sama-sama dari sana?" Onew melihat perilaku aneh Minho dengan heran.

"Sesuatu terjadi dengannya. Aku ingin memberitahumu tentang itu hyung, tapi aku tak bisa," Taemin menghela napas panjang. "Seharusnya aku tak memberi mereka ruang dan waktu saat itu."

Semua orang sudah duduk di meja makan termasuk Key. Pagi ini Haeji memasak sup rumput laut dan beberapa lauk lainnya.

"Sup rumput laut? Apa ada yang ulang tahun?" Tanya Onew.

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang