1st Broken

116 8 1
                                    

"Bagus. Terus beri tekanan pada Lee Seo Young untuk tidak memberi komentar apa-apa apalagi macam-macam. Atau tidak ancam mereka bahwa investasi yang kita berikan akan dicabut. Itu akan membuat mereka tidak bisa berkutik, karena perusahaan kitalah investor terbesar L entertainment. Baik, saya tunggu berita bagus selanjutnya." Aku terkejut dengan apa yang ayah katakan. Kuputar kursi yang kududuki ke depan.

Tiba-tiba muncul perasaan takut yang membuat lidahku kelu. Aku tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Pandanganku dan ayah saling bertemu. Lalu aku teringat akan teman grupku.

Apa yang harus aku katakan pada mereka soal ini?

"Ya! Apa yang kau lakukan disini?!" Bentak ayah dengan mata melotot.

Mataku kini telah memanas. Sulit rasanya untuk membendung air mata yang terus mendesak keluar dari kantong mataku. Mulutku bergetar. Tak tahu harus berkata apa lagi.

"Abeoji..." ucapku lirih.

"Kau, apa kau mendengarkan pembicaraanku?!" Ayah segera menghampiriku.

"Ne.."

"Cepat pulang dan anggap kau tak mendengar apa-apa."

"Kenapa ayah melakukan ini padaku? Apa aku masih tak berguna di mata ayah?" Aku berusaha mengendalikan emosiku.

"Aku bisa membuatmu debut kembali dengan solo."

"Aku juga putra ayah!"

"Kim kibum!"

"Aku tahu ayah sangat terpukul dengan kepergian hyung, tapi.. hyung bukanlah satu-satunya putramu, aku juga.." aku kembali terduduk dengan air yang sudah tumpah dari mataku.

"Aku juga.." aku tak sanggup lagi berbicara. Tenagaku sudah terkuras habis.

"Pulanglah, aku akan menyuruh sekretaris Kim untuk mengantarmu pulang."

-----

(Minho pov)

Aku disuruh Onew hyung untuk menghubungi Key untuk mendiskusikan tentang masalah kami yang harus cepat kami selesaikan dengan atau tanpa agensi. Tapi entah sudah beberapa kali aku menghubungi Key, dia tetap tak mengangkat telpon dariku.

Onew hyung kembali menelponku. Aku mengatakan bahwa aku masih belum bisa menghubungi Key dan Onew hyung hanya menyuruhku untuk menjemput Haeji tapi tidak bisa, karena dari tadi pagi para wartawan sudah ada di depan rumahku. Jadi kami memutuskan untuk berdiskusi lewat telpon saja.

"Kurasa kita harus mengadakan konferensi pers." Usul Onew hyung.

"Aku setuju karena hanya itu pilihan terbaik kita." Jawab Taemin.

"Kita berlima yang mengadakannya? Tanpa sepengetahuan agensi?" Haeji memperjelasnya.

"Apa lagi yang kita harapkan." Jawab Onew hyung.

"Benar juga." Haeji mendadak setuju.

"Minho-ya aku ingin kau menyampaikan keputusan kita pada Key." Kata Onew hyung.

Dear Diary(Choi Minho)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang