Julia sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya. Sebagai seorang istri memang itukan kewajibannya?
Meski dia tak begitu yakin akankah sang suami mau memakan masakannya atau bahkan mencicipi sedikit rasanya. Tapi bukan tak mungkin masakan yang dibuatnya susah payah akan berakhir ditempat sampah seperti biasa.
Kadang julia merasa bodoh. Selama ini dia selalu diabaikan oleh keluarga suaminya. bahkan Hendra sang suamipun tak pernah menganggapnya ada. Jarang berada dirumah lebih sering menghabiskan waktunya berada diluar.
Satu satunya yang membuatnya bertahan hanyalah amanah dari Tuan Sanjaya almarhum Mertuanya yang meninggal akibat serangan jantung.
Selama hidup beliau begitu baik padanya. Menyayanginya layaknya orang tua kandung. Julia tersenyum manis mengingat kenangannya bersama Tuan Sanjaya.
Ting tong
Julia menghentikan aktifitasnya menata makanan. Siapa bertamu pagi pagi? Apakah Hendra? Tapi kalo hendra pasti langsung membuka pintunya tanpa perlu repot repot menekan bell nya kan? Ah lebih baik aku segera membukanya.
Julia membersihkan tangannya lalu berjalan menuju pintu apartemennya. Apartemen yang dibeli suaminya untuk tempat tinggal mereka. Meski kenyataannya Hendra jarang pulang keapartemen.
"Sia-"
"Surprise!!!!!!!" Teriak heboh seorang remaja beranjak dewasa didepan pintu apartemen julia.
"Riko????" Ucap julia kaget dengan mata bulatnya yang melotot.
"Iya kak ini aku riko, tidak ingin memelukku??" Canda riko sambil merentangkan tangannya dengan senyuman lebar yang menawan.Tanpa berkata kata julia melemparkan tubuhnya dipelukan Riko dengan erat "Ya aku sangaaatttt merindukanmu, adikku yang nakal," riko tertawa dengan ucapan kakaknya dan membalasnya dengan pelukan tak kalah eratnya.
"Kapan kau datang?? Kenapa tidak menelfon? Kakak bisa menjemputmu dibandara." Oceh julia.
"Ow ow satu satu kakak. Aku baru nyampe kemarin malam dan memutuskan menginap dihotel karna tidak ingin merepotkan kakak. Dan aku sudah dewasa kakak! Aku bukan anak kecil yang harus dijemput saat pulang sekolah,"
"Kau ini sudah pandai berbicara ya, ayo masuk kakak tadi memasak nasi goreng," mata riko berbinar binar mendengar kata nasi goreng. Karna itu merupakan makanan kesukaannya.****
"Nasi goreng buatan kakak memang tak tertandingi," ucap riko setelah menyantap habis nasi goreng buatan julia.
"Ah kau ini tidak berubah ya, kakak sudah sangat sering mendengar pujianmu itu bahkan sejak kau berusia tujuh tahun,"
"Iya dan saat ini aku benar bener masi penasaran Bagaimana mungkin gadis kucel berusia 12 tahun bisa membuat nasi goreng begitu lezat???"Riko teringat masa kecilnya dulu. Ibunya meninggal saat dia berusia 7 tahun dan julia 12 tahun. Ayahnya begitu terpukul dengan kematian ibunya. Dan sedikit mengabaikan anak anaknya. Julia pun akhirnya mengambil alih tugas mendiang ibunya.
Semua pekerjaan rumah dikerjakannya. Menyapu mengepel mencuci juga memasak. Awalnya dia tak begitu yakin dengan kemampuan memasaknya. Karna memang dia tak pernah memasak sebelumnya. Tapi kalau dia tidak memasak siapa yang akan memberinya dan riko makan? Ayahnya terlalu berduka sampai sampai tak memperdulikannya dan riko.
Untungnya sepulang sekolah dulu julia selalu menemani ibunya memasak. Dan diapun mencoba coba memasak apa yang diingatnya saat menemani ibunya dulu.
Sungguh diluar dugaan riko begitu menyukai masakan pertamanya. Hal itu membuatnya bahagia dan berani mencoba masakan masakan baru.
"Kau ini! Kakak sendiri dibilang kucel!" Julia pura pura merengut dengan ledekan adiknya. Lagipula apa yang diharapkannya? Adiknya itu memang suka sekali meledeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT STORIES
Short StoryWARNING!!! GENDERSWITCH! DONT LIKE DONT READ! NO BASH! NO WAR! NO PROTEST! NO SILENT READER! NO PLAGIATOR! NO NO NO! ******* Ketika cinta bertepuk sebelah tangan. Ketika kisah berakhir bahagia. Ketika yang diharap tak menjadi nyata. Ketika mampu mer...