1. love is

72.9K 1.3K 28
                                    


Dia disana...
Sedang menunduk sambil mengaduk aduk cangkir kopinya sejak tadi. Entah apa yang sedang dia pikirkan.

Apakah ada masalah dengan pekerjaannya?
Atau ada masalah dengan Riana kekasihnya yang super modis, sexy dan merangkap sebagai seorang model yang sedang naik daun itu?

"Gaby.."
Tapi terakhir kali aku masih melihat mereka bergandengan tangan di salah satu pusat perbelanjaan beberapa hari lalu. Dilihat dari segi manapun mereka tampak sangat cocok dan serasi. Baik segi fisik maupun material.

"Gaby.."
Si tampan Russel Wijaya dan si Cantik Riana Handoyo. Sama sama kaya sama sama dari keluarga terpandang. Benar benar membuatku iri. Dan aku hanya Gabriella atau kalian bisa memanggilku Gaby yang kebetulan adalah sekretaris dari Pria tampan yang sedang menundukan wajahnya itu. Ingin sekali bisa menghiburnya tapi aku tak tahu caranya bahkan aku tak tahu kenapa dia jadi pemurung begitu. Russel adalah pria tampan yang baik, ramah dan selalu bersikap hangat. Bahkan seringkali dia membuatku jengkel karna terlalu perhatian padaku. Seperti mengantar jemputku kerja, mengajakku makan siang dan itu setiap hari.

"Gaby.."

Belum lagi chat manisnya setiap malam yang membuatku salah paham membuatku dengan berani jatuh cinta padanya. Aku merasa jadi wanita jahat! Diam diam menyukai seseorang yang sebentar lagi akan resmi menjadi milik Ria-

"GABY!!!!!!!!"
"Ya Tuhan Russel kau membuatku terkejut!" Aku mengelus dadaku sambil memelototinya yang sedang tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Jangan salahkan aku bee sejak tadi aku memanggilmu tapi kamu sama sekali tak mendengar! Apa sih yang ada dikepala cantikmu itu?"
"Be-benarkah? Aku tidak memikirkan apapun kok." Ucapku salah tingkah. Kulihat raut wajahnya yang tadi jenaka berubah menjadi serius.
"Bee..."
"Iya?"
"menikahlah denganku!"
Kata kata terakhirnya seketika membuatku mematung beberapa saat lalu pingsan.

*******

Kepalaku terasa pening tenggorokanku rasanya kering sekali aku ingin sekali membuka mata tapi mataku terasa sangat berat. Sebenarnya aku ini kenapa sih? Samar samar dapat kudengar suara beberapa orang sedang adu mulut.

"Russel seharusnya kau tidak mengatakan padanya tadi! Aku kan sudah bilang tunggulah sebentar lagi! Sekarang lihatlah kau membuatnya pingsan selama hampir 10 jam!" Itu suara kak erik terdengar seperti khawatir??

"Tunggulah sebentar lagi katamu?? Sampai kapan aku menunggu? Sampai Gaby jadi milik orang lain maksudmu?" Itu russel? Tapi kenapa namaku dibawa bawa?

"Kau terlalu terburu buru dan membuat adiku shock sampai pingsan begitu!"

"Aku juga tak tau kalau dia akan pingsan! Aku hanya ingin dia segera terikat denganku dan tak melirik lelaki lain termasuk temanmu si Robert itu!" Russel?? Kenapa dia membawa bawa nama kak Robert? Apa yang sedang mereka bicarakan? Aku ingin sekali membuka mataku tapi masih terasa sangat berat.

"Kau-"

"Erik sudahlah! Bee hanya pingsan nanti dia juga akan sadar. Kontrol emosimu!" Ayah?? Bukankah beliau sedang diluar kota? Aku semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi disini. Sekuat tenaga aku mencoba membuka mataku.
Perlahan lahan mataku terasa ringan. Ruangan bercat biru muda dengan beberapa fotoku dan keluarga adalah pemandangan yang pertama kulihat sangat familiar. Tidak salah lagi ini Kamarku.

"A..yah.." panggilku lirih pada pria paruh baya itu.

"Sayang kau sadar! Syukurlah Sayang jangan membuat ayah khawatir lagi oke" ucapnya sambil memelukku sangat erat.

"A..yah aku tidak bisa nafas!"

"Maafkan ayah sayang! Ayah begitu khawatir padamu. Tadi siang kakakmu erik menelfon ayah dan mengatakan kalau putri kecil kesayangan ayah tiba tiba pingsan. Ayah takut apa yang terjadi pada ibumu terja-"

ONESHOOT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang