25. Unconditional love

13.2K 916 237
                                    

Im up on satnait😙😙😙

Langsung baca aja😀

Tolong bantu ceki tipo yaa😙😙😙

********

Aku baru saja pulang dari tempat kerjaku saat melihat Alex, tetangga sekaligus temanku sedang duduk melamun sendirian di lapangan Basket yang aku lewati. Aku tersenyum kecil dan mengahampiri Alex.

"Hey ada apa dengan wajah kusut itu?" Alex mendongak dan tersenyum kecil padaku, aku membalas senyumnya dan duduk di samping Alex setelah melepas ransel dari punggungku.

"Gue kena PHK Deb," senyumku memudar begitu mendengar ucapan lirihnya. Tanganku terangkat dan mengelus pelan pundaknya.

"Sabar ya Lex, aku yakin kamu pasti bisa dapetin pekerjaan yang lebih baik."

Alex menggelengkan kepalanya, "gue gak yakin Deb, di saat gue lagi jatuh kayak gini Lita malah mutusin gue dengan alasan yang paling gak gue sangka. Dia bilang karna sekarang pengangguran dia gak mau jadi pacar gue."

Aku menghela nafas panjang. Tak menyangka kalau Lita bisa mengatakan hal itu pada Alex. Padahal yang aku tau selama ini mereka selalu terlihat mesra dan harmonis. Hubungan mereka juga bukan seumur jagung melainkan sudah lebih dari 12 kali musim jagung. Dan kenapa aku jadi bahas jagung sih?

"Sabar ya Lex, kamu harus yakin kalau suatu saat kamu pasti bisa sukses dan mendapatkan cewek yang lebih dari Lita."

Lagi-lagi Alex menggelengkan kepalanya, "Gue gak mau cewek lain Debby! Gue cuma mau Lita! Gue bahkan udah rencana mau lamar Lita dan nikah akhir taun ini." Aku menahan nafas mendengar nada tinggi Alex.

"Sorry Deb, gue kelepasan. Gue-"

"It's ok Lex. Aku ngerti saat ini kamu pasti sangat tertekan. Tapi kalo boleh aku saran, lebih baik sekarang kamu pikirkan rencana ke depan kamu apa? Apa mau nyari kerja lagi?"

Alex melempar kerikil kecil yang sejak tadi di mainkannya dengan pandangan menerawang. "Gue gak tau Deb, yang pasti gue gak mau kerja kantoran lagi. Udah selalu di kejar deadline, gue juga harus siap-siap di PHK dadakan kayak gini."

"Kalo gitu mendingan kamu buka usaha sendiri aja." Saranku antusias, Alex memandangiku intens membuatku salah tingkah.

"Usaha sendiri?"

"Iya Lex, kamu pasti dapet uang pesangon yang lumayan kan? Secara kamu kerja di kantor itu udah lama." Alex mengangguk dan fokus mendengarkan penjelasanku.

"Kamu bisa pakai uang itu buat modal usaha kamu Lex."

"Tapi, gue harus usaha apa Deb?"

Aku diam dan mengetuk-ngetuk kapalaku dengan jari berpikir usaha apa yang cocok buat Alex.

"Aha aku tau!" Alex menaikan sebelah alisnya menatapku.

"Kamu bikin toko kue aja Lex! Waktu aku main kerumahmu mengantar makanan dari mama buat tante Maya aku pernah makan Brownies di rumahmu rasanya enak banget. Kata tante Maya itu brownies buatan kamu."

Alex menatapku aneh, "iya sih gue emang bisa bikin kue tapi apa iya se'enak itu?"

"Ih beneran enak banget kok Lex. Nanti aku bantu promoin ke temen-temen aku deh. Trus kamu juga bisa kasi tau temen-temen kamu biar jadi langganan. Kita juga bisa upload di sosial media dan melayani delivery order untuk wilayah jakarat dan sekitarnya. Gimana kamu setuju kan?"

Alex nampak ragu tapi aku terus berusaha meyakinkannya.

"Nanti kamu tinggal ber inovasi aja Lex. Bikin berbagai macam bentuk dan varian. Ih aku udah bayangin gimana ramenya toko dan orderan yang dateng nanti."

ONESHOOT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang