20. RUJUK

14.9K 817 76
                                    

Cella menggembungkan pipinya karna ocehannya yang panjang lebar sama sekali tak di dengarkan oleh Cassey, sahabatnya. Iya, raga sahabatnya itu memang ada di depan matanya, tapi sepertinya nyawanya entah terbang kemana.

"CASSEY!"

"Astagfirullah hal'adzim." Reflek Cassey dengan mengelus dadanya. Cassey yang hendak marah karna ulah sahabatnya seketika mengurungkan niat melihat Cella yang tampak jelek dengan wajah marahnya.

"Ada apa sih Cel?" Tutur cassey lembut membuat Cella tambah cemberut.

Kenapa sih Cassey begitu lemah lembut dan sopan dalam bertutur kata? Apalagi semenjak Cassey mengenakan hijab, entah kenapa di mata Cella pesona Cassey semakin bertambah lipat. Wajah ayunya semakin bersinar dengan cara yang tak Cella mengerti. Padahal busana yang di kenakan cassey serba longgar juga jilbabnya lebar meski tanpa cadar.

Sungguh beda dengan Cassey yang dikenal dulu. Dulu Cassandra atau Cassey adalah sahabat sekaligus teman ibadah di gereja yang sama dengan Marcella atau Cella. Meski rumah mereka berjauhan tapi dua sahabat itu memutuskan untuk selalu pergi beribadah bersama sejak mereka menjadi sahabat di masa SMA.

Sampai suatu hari Cassey bertemu dengan jodohnya yang seorang muslim. Cassey menikah dan mengikuti agama suaminya tanpa paksaan. Kedua orang tua Cassey menyetujui keputusan Cassey berpindah agama dengan tangan terbuka, karna Keluarga Cassey yang memang sebagian sudah menganut agama islam, dan membebaskan setiap anggotanya untuk memilih keyakinan sendiri tanpa harus ada yang berubah. Dan Cella salut akan hal itu, karna sampai sekarangpun sikap Cassey sama sekali tak berubah padanya. Cassey tetap menjadi sahabatnya saat duka maupun suka, Cassey selalu ada untuk membantu Cella. Cella merasa kehilangan sahabat beribadahnya, tapi cella bisa apa selain menerima keputusan sahabatnya?

Satu hal yang tak Cella mengerti, kenapa Cassey masih tetap pada keyakinannya padahal sudah di hianati oleh mantan suaminya. sampai mereka resmi berpisah bahkan Cassey masih begitu sabar dan malah mantap berhijab. Saat Cella bertanya kenapa Cassey tak kembali pada keyakinannya dan memilih pasangan yang seiman, Cassey tersenyum lembut dan menjawab begitu tenang,

"aku percaya takdir Cel, mungkin dengan ujian dari Allah ini menjadikanku pribadi yang lebih kuat dan semakin mendekatkanku pada Allah. Musibah yang menimpaku ini menyadarkanku bahwa selama ini aku belum menjadi seorang muslimah yang bertaqwa sebelumnya. Lagipula meski aku memilih pasangan yang seiman tak menjamin suamiku takkan mendua. Kamu ingat Fransisco? Dulu dia sempat melamarku tapi aku menolaknya karna memang hati ini tak bergetar saat bersamanya. Dan lihat sekarang? Frans bahkan sudah 3X mendapat gugatan cerai dari mantan istrinya dengan alasan yang sama, ketidak setiaan. Intinya ketidak setiaan itu bukan berasal dari agama yang dianutnya, tapi memang pribadinya itu sendiri."

Semenjak hari itu cella merasa malu dan tak lagi mempermasalahkan keyakinan Cassey. Yang terpenting adalah Cassey tetap jadi sahabatnya, toh Cassey tetaplah Cassey, sahabatnya yang selalu ada di sampingnya.

"Kenapa sih dari tadi kamu melamun terus? Gak baik buat keponakan aku tau." Gerutu Cella sambil melirik perut besar Cassey.

Cassey tersenyum lembut dan mengelus pelan penuh kasih sayang pada bayi yang masih dalam kandungannya. Setiap sujudnya Cassey tak pernah lupa berdoa agar calon bayinya tetap sehat dalam rahim, ketika lahir juga masa pertumbuhannya. Bayinya, calon anak yang akan menemani hari-hari sepinya setelah kepergian kedua orang tuanya.

"Kemarin aku ketemu Mas Firman,"

Cella cukup terkejut mendengar ucapan sahabatnya. Rasa amarah seketika menguasai hati Cella namun berusaha ia tahan sekuat tenaga agar tak lepas kontrol di depan Cassey.

"Apa yang di lakukan pria itu?"

Cassey menghela nafas, "Mas Firman minta rujuk Cell," ucap Cassey begitu pelan, seakan hal itu begitu berat ia lakukan.

ONESHOOT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang