Warning!!!!
Cerita ini hanya fiksi.
Hasil dari imajinasi gaje penulis abal abal yang kebelet tenar yaitu saya sendiri.No edit jadi typo bertebaran dimana mana. Oks👌
***********
Rose cafe. Cafe yang selalu jadi pilihanku untuk menikmati menu makan siang dijam istirahatku. Selain makanannya yang enak dan harga yang cukup murah lokasinya juga tidak jauh dari tempatku bekerja. Dan meskipun ini hari libur aku sengaja mengajak gendis yang kebetulan sedang menjomblo untuk nongkrong disini.
"Silahkan dinikmati hidangannya," ucap linda, salah satu waitress di cafe ini setelah menyajikan pesanan.
"Ahh masih kaku aja lu nda ama kita kita," canda gendis pada linda. Yah saking seringnya kami berkunjung kesini menjadikan kami akrab satu sama lain."Bukan gitu Noh lu gak liat gue lagi diliatin ama boss dimeja kasir? Udah ah gue kerja dulu,"
Aku dan gendis spontan menoleh kemeja kasir. Seorang pria tampan tampak serius menatap linda. Mata tajamnya seolah mengikuti kemanapun linda bergerak.
"Itu mario kan? Kakaknya melisa?" Tanya gendis padaku.
"Iya, kayaknya dia naksir linda deh dari tadi ngliatin linda mulu," tambahku yakin.
"Ntar kita introgasi linda yuk. Sekarang saatnya makannnn!!" Gendis tampak lahap memakan nasi goreng pesanannya. Akupun turut memakan spagetti pesananku."Ndis gimana sih caranya move on?" tanyaku setelah menghabiskan makanan kami pada gendis yang langsung tersedak jus alpukatnya akibat pertanyaanku.
"Lo bilang apa tadi?" tanyanya dengan ekspresi melotot berlebihan seakan akan melihat gajah terbang.
"Gimana caranya move on gendissss?????" ulangku gemas.
"Move on?" tanyanya lagi
"Iya," anggukku yakin.
"Lo tadi nanya ama gue gimana caranya move on??" ulangnya lagi dengan tatapan lo bercanda kan?
"Iya lo tau gak? Secara gue liat lu sering gonta ganti pacar kan?" tanyaku penuh harap. Gendis terlihat menerawang sambil mengangguk anggukan kepalanya.
"Emangnya lo punya pacar ya? Setau gue lo kan jomblo abadi?" ucapnya tanpa dosa yang langsung membuatku darah tinggi.Sialan si gendis dia gak tau apa aku harus memutuskan salah satu urat maluku dulu hanya untuk bertanya tentang hal itu padanya.
Dan jawabannya sesuai banget dengan dugaanku.uh nyesel aku nanya sama gendis tau gitu nanya aja sama mbah gugel.
"Nyesel gue nanya ke lu mending nanya mbah gugel," gendis menahan tanganku yang hendak pergi.
"Baper banget sih lu, sini duduk coba cerita dari awal gimana bisa si anya yang jutek plus jomblo dari lahir tau tau nanya cara move on??" tanyanya menahan tawa akibat pelototanku karna ucapannya.Gendis sendiri adalah temanku sejak masih bayi selain karna bertetangga ibu gendis adalah kakak ayahku. Dan itu berarti bahwa kami adalah saudara sepupu kemana mana kami sering bersama dari masih jaman TK sampai kuliah. Sayangnya kita kerja diperusahaan yang berbeda sekarang. Dia seorang perempuan cantik yang tentunya tidak pernah kekurangan stok lelaki. Habis putus sudah ada aja yang nembak dia. Bahkan rekor terlama dia jomblo hanya seminggu. Aku ulangi ya SEMINGGU. Ya wajar juga sih sebenernya Selain cantik gendis juga baik dan ramah orangnya.
"Gue jatuh cinta!" ucapku cepat. Sekilas aku dapat melihat tatapan terkejutnya lalu berubah jadi tatapan mengejek.
"Terus? Lo pasti dengan kejutekan plus kepolosan lo langsung nembak tu cowok trus ditolak! Bener kan?" ucapnya yang sukses membuatku menganga lebar. Bukan! Bukan karna kebenaran ucapannya, melainkan karna aku tak habis pikir bisa bisanya dia nuduh hal sekeji itu kepadaku. Oke oke nembak cowok emang ga keji keji banget sih. Tapi tetep aja nembak duluan itu gak ada sejarahnya dikamus hidupku. Yang sialnya belum pernah pacaran sejak lahir ini. Kampret banget sigendis sejatuh jatuh cintanya aku, gak sedesperate itu untuk melangkah terlalu jauh."Gila lo ya! Lo tau sendiri kan gue gimana?" Ucapku tak terima. Gendis hanya cekikikan gak jelas yang mengingatkanku pada salah satu temannya yang suka nangkring dipohon tengah malam.hiiiiii
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT STORIES
ContoWARNING!!! GENDERSWITCH! DONT LIKE DONT READ! NO BASH! NO WAR! NO PROTEST! NO SILENT READER! NO PLAGIATOR! NO NO NO! ******* Ketika cinta bertepuk sebelah tangan. Ketika kisah berakhir bahagia. Ketika yang diharap tak menjadi nyata. Ketika mampu mer...