26. CHANGED

11.7K 953 262
                                    

HOLAAA APA KABARRR PECINTA ONESHOOT????

MASIH ADAKAH YANG NGE SAVE LAPAK INI???

YANG SUKA SAMA LAPAK INI JANGAN DI HAPUS YA???

AKU BERUBAH PIKIRAN DAN BAKAL UPDATE CERPEN2 BARU LAGI YA.... Tapi gak bisa sering sih hehe😁😁😁😁

Selamat membaca..

*****
CHANGED

“kenapa murung?” Tika menoleh dan melihat wajah Mira, sahabatnya yang tampak khawatir padanya. Menndesah panjang Tika menimbang apakah harus menceritakan masalah keluarganya pada Mira. Pasalnya Tika, merasa sudah terlalu banyak membebani Mira atas semua curhatannya. Meski Mira hanya bisa menjadi pendengar tanpa bisa membantu.

Toh Tika curhat pada Mira juga hanya bertujuan untuk melegakan hatinya, bukan untuk menarik simpati Mira agar membantunya. Walau bagaimanapun juga, Tika hanya gadis remaja beranjak dewasa seperti yang lainnya yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahhnya mengalami kelumpuhan akibat komplikasi. Sedangkan sang ibu sudah berpulang kepada sang pencipta setelah melahirkan Mahesa, adik Tika satu-satunya.

“aku lagi pusing banget Mir.”

“kenapa Tik?”

“tadi malam ayah kambuh dan semakin parah. Sekarang ayah gak Cuma lumpuh Mir, tapi juga gak bisa bicara.” Tanpa kuasa menahan air mata, Tika mulai terisak.

“aku kasian sama ayah Mir. Di masa tuanya ayah harus merasakan kesakitan seperti ini. Aku gak kuat tiap hari melihat ayah nangis Mir. Aku gak masalah jika seumur hidup harus merawat ayah. Tapi aku gak akan sanggup jika melihat ayah secara diam-diam menangis menahan rasa sakitnya. Dan aku juga gak akan sanggup kehilangan ayah Mir. Dia satu-satunya orang tua yang aku miliki.”

Mira mengelus pelan pundak tika. “sstt sabar ya Tika, semua ini ujian. Kamu harus tabah dan tegar. Dengan ketabahan dan ketegaran kamu, aku yakin ayah kamu juga pasti akan kuat dan segera sembuh.”

“thanks ya Mir. Adanya kamu sebagai tempat curhatku bikin aku merasa tenang.”

Mira tersenyum lembut, “its ok. Itu gunanya teman kan? Yaudah yuk kerja lagi. Hapus air mata kamu dan fokus kerja.”

Tika tersenyum kecil dan menghapus air matanya dan memutuskan untuk tidak menceritakan kondisi keuangannya karna takut membebani Mira. “kamu emang Sahabat terbaik yang pernah aku milikin  Mir.”

Drtt drttt

“dari siapa Tik?” tanya Mira, melihat ponsel Tika yang berdering menandakan panggilan masuk.

“dari Galang Mir, aku angkat dulu ya?” Mira mengangguk saja mendengar penuturan Tika. Dan membiarkan Tika beranjak dan mengangkat telpon di sudut ruangan. Tak lama Tika kembali duduk di kursi kerjanya dengan wajah muram.

“kenapa lagi kok kusut gitu abis di telpon calon suami?”

Tika mendesah lelah, “Galang marah. Dia ngajakin nonton tapi aku tolak karna mau jagain ayah. Dia bilang aku udah berubah, dan hanya cari-cari alasan aja. Di ajak kemana-mana gak pernah bisa. Dia juga nuduh aku gak cinta lagi sama dia padahal bentar lagi kita mau married. Aku juga kepengen jalan sama Galang seperti pasangan lain, tapi aku gak mungkin ninggalin ayah dalam keadaan seperti ini. Aku aja udah ngerasa gak enak sama Mahesa karna dia harus ikutan kerja part time untuk bantu-bantu biaya kuliahnya.” Keluh Tika pada Mira.

“kamu coba kasi pengertian ke Galang pelan-pelan Tik. Bilang kalo ayah kamu lagi butuh perhatian extra dari kamu. Harusnya Galang bisa ngerti sih, kali emang dia gak mau ngerti itu berarti dia bukan orang yang tepat yang bisa nerima kamu apa adanya.”

ONESHOOT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang