darah mengalir dari leher tanda Vero selesai menghisapnya.
"Aku jarang melihatmu. Kalau tidak salah kau itu Robert. Perampok sekalgus pembunuh nomer satu yang diincar seluruh negri. Kau juga punya kekuatan yang luar biassa!"saat Vero mengungkapkan kata terahir suaranya seperti ada dua: suaranya yang biasa,dan suara rendah dengan kesan menakutkan.
"Dan kamu! Anak setengah iblis yang bisa mengendalikan semua elemen. Vero Afrian." Robert tersungkur tapi masih terlihat sombong. Kerutan di keningnya menandakan kebaencian.
"Ya,namaku emang itu. Cuman ada yang harus kau ralat! Aku hanya berbeda dan itu artinya aku istimewa!" irisnya berubah jadi putih. Bersamaan sulur mirip tentakel muncul dari lengan dan punggungnya.
Sedangkan Syafira hanya terbelalak melihat apa yang terjadi. Sulur yang baru muncul itu terus meninju Robert.
"Vero,apa yang kamu lakuin?" saat kawanya mencoba mendekatinya,dia malah mementalkanya ke tembok tua pondok sampai tersungkur lagi.
"Diam kamu,bocah kecil!" suara itu jelas bukan kehendak Vero-sekalipun ia setuju Syafira terlalu kecil untuk beberapa hal.
Merasa kesal karena 'disingkirkan dari arena' tanpa alasan,keda kemampuan terkuatnya aktif. Iris kuning terang,dan bola kunang-kunang merah muda. Seperti biasa,Vero mendapatkan lagi kendali atas dirinya,tanpa menghilangkan tentakel sulur itu.
"Huh.. Aku tidak bisa dikalahkan oleh satu orang, tahu!" Robert selalu bicara dengan nada sombong.
"Tapi aku yakin kau bisa dikalahin sama dua orang!" tukas.Syafira dengan nada dingin,dua sahabat yang satu ini mengambil ancang-ancang untuk menyerang. Dan untuk mengatasi pemukul berdurinya,Syafira mengambil sebuah linggis.
Vero menyerangnya sambil mengendalikan tanaman. Sedangkan Syafira menghindari pemukulnya.
Tak lama Maya dan Edgar datang bersamaan dengan tumbangnya si penjahat. Edgar menelepon polisi setelah menyadari dengan siapa gadis rambut perak dan kawan pirangnya itu bertarung.
••••
"Sudah aku duga, kamu itu cuma bisa bikin masalah! Gimana kalau Syafira kenapa-napa?!" omel Edgar bagai ibu-ibu penjaga kosan. Sedangkan yang diajak bicara berpaling dengan tatapan sinis dan menutup kupingnya.
"Berhentilah bertengkar! Yang penting sekarang aku ngak apa-apa." lerai syafira.
"Ngak. Bener ini salahku. Itulah kenapa aku ngak mau kita terlalu deket,karena aku gaingin kamu dalam bahaya" Vero meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.
"Jadi itu sebabnya kamu nanyain itu dua minggu lalu?" terka Maya.
"Yah... Ketauan deh" Syafira menyeringai tanpa dosa sambil mengembalikan sepeda ke shalter penyewaan.
"Anyway, hebat juga kalian bisa ngalahin buronan polisi. Beneran orang berkemampuan misterius kalian"tanpa sadar Edgar merangkul bahu Vero dan maya di sebelahnya,begitupun Maya, Vero dan Fira yang saling merangkul bahu kawan disebelahnya. Posisi itu terus bertahan sampai mereka masuk ke wilayah sekolah
••••
Entah terkena pengaruh apa,sekarang Maya dan Edgar duduk bersama Fira MENUNGGU VERO kembali dari kamar asramanya yang seolah di isolasi. Kamar itu memang bekas gudang yang sedikit dipermak dan dibuat lebih nyaman. Saking di diskriminasinya ia dulu tak ada yang ingin sekamar denganya. Selain itu ruang asrama putra agak kurang jumlahnya. Kembali ke mereka bertiga yang asik bercengkrama,gadis muda dengan manik mata biru kuat bagaikan batu saphire menjelaskan apa yang tejadi sebenarnya. Dan siapa Vero sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
E.Sya.Ve.Ya: Guardian Friends
FantasyLahir dari latar belakang dan kekuatan yang berbeda. Edgar, Syafira, Vero, dan Maya di pertemukan di sekolah untuk anak-anak berkekuatan ajaib. Takdir juga membawa mereka menjadi sahabat. Mereka mengalami petualangan luar biasa. Puncaknya sabotase...