Adu Mulut

28 1 0
                                    

Sudah satu bulan Edgar, Maya, Syafira dan Vero berlatih bersama Skye. Tidak hanya latihan bertarung di satu tempat, mereka berempat juga berlatih teknik baru setiap harinya

"Syafira, ingat untuk menghadapi makhluk yang sedang mengamuk, jangan membuat banyak kontak fisik denganya,"arah Skye saat Fira kejar kejaran dengan Vero yang dikuasai iblis.

Gadis perak itu harus menggiring Vero agar tidak melukai dirinya sendiri atau orang lain. Terkadang, ia harus menembak meleset kawanya. Tentu tak ada yang ingin menembak sahabatnya untuk alasan apapun. Syafira sendiri meminta maaf setiap kali harus menggiring Vero dngan cara yang agak kasar. Sekalipun entah apa dia mendengar atau tidak.

"Inilah manusia. Sudah minta maafpun masih melakukan hal yang sama," kata Edgar sambil duduk di bangku ruang olah raga.

"Dan kenapa kam cuma diam disini sambil leha-leha?" tanya maya dengan tatapan tak suka pada penyihir bermata hazel itu "kamu juga manusia kan?"

"Aku capek, tadi kamu udah dengar tiga hari ini difokuskan melatih pengendalian Syafira. dan Secara fisik, penyihir dan manusia emng sama. Tapi, ada bagian dalam tubuh penyihir yang membedakan dan menjadi sumber kekuatanya."jelas Edgar

"aku gak keberatan kalau kamu ikut bantu dia," Skye sudah ada di dekat merka tanpa anak-anak itu sdari "apa kamu ga lihat matanya, tatapanya syafira?"

"Cuma tatapan bocah polos yang over optimis. Mata biru yang terlalu manis untuk bocah jalu kayak dia," Edgar mengucapkan semua itu secara frontal, tanpa rasa malu.

"Ada benarnya tapi bagiku bukan. Itu adalah mata orang yang pemberani dan setia kawan. Demi kebaikan sahaatnya, dia rela melakukan hal yang ngak dia sukai," serobot Maya

"aku jauh lebih suka pendapat gadis dengan rata-rata nilai terendah dikelasnya ini dibanding kau, tuan idealis penakut," memang selama ini, Edgar selalu jadi terlalu idealis .

"itu pujian tapi ku gak merasa tersanjung," maya menatap kesal Skye sambil manyun.

••••

Sementara dua remaja dan pelatihnya itu asyik mengobrol, Syafira mengubah taktik untuk menghentikan monster Vero. Kali ini, ia melompat melewati temanya dan menyerang dari belakang. Si pirang itu mulai kembali ke wujud semulanya saat lengan kiri Fira mencengram kepalanya.

"hah... aku gatau apa yang ku lakukan tapi aku lelah," sambil terengah, Vero berjongkok.

"apa lagi aku." Syafira terlentang disamping kawanya itu.

"lima belas menit, tiga puluh sembilan detik. Masih banyak waktu tapi penggunaan waktumu masih kurang efektif. Jika setelah lima menit masih gagal, harusnya kamu mencoba cara lain," Skye menilainya sambil menatap jam saku tua.

"Dan unukmu, sudah bagus berusaha dari dalam agar kau tidak menghancurkan apapun. Tap lain kali cobalah untuk membatasi gerakanya" kata skye pada Vero

"Kau yakin aku bisa?" tanya Vero sedikit lemas

"Itu tubuhmu,kan? Makhluk apapun kamu, sudah seharusnya tubuhmu bergerak atas keinginanmu," jawab Skye sedikt cuek "ini caranya kalau mau membantu temanmu."

Skye pergi meninggalkan ruangan. Tanda hari ini sudah selesai latihan mereka.

"Fira, ada surat untukmu!" gadis kawan sekelasnya Syafira berlari dan menunjukan sepucuk Surat. Mata biru gadis itu sempat berbinar sampai membaca tulisan "dari Shiro Reinaldi" di amplopnya.

"Eum, Ria, simpan saja di kamarku, aku sedang sibuk,"

"Bukanya latihanmu sudah selesai?" tanya Rianti

E.Sya.Ve.Ya: Guardian FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang