Tamu Untuk Vero

25 3 0
                                    


perhatian: kesamaan tokoh di cerita ini dengan tokoh cerita lain merupakan murni kebetulan.(aku juga kaget kok bisa sama)

enjoy <3


"Hey, kemari!"

"Eh?!"

Seorang pria paruh baya memanggil di depan gerbang. Kemudian seorang remaja mendekatinya. Pria itu tersenyum tanda ia dapat melepas rindunya.

Tak ada angin tak ada hujan, pria paruh baya tersebut memeluk si remaja.

"Lho, paman? Tumben tiba-tiba kesini." meski agak terkejut karena dipeluk, pemuda itu nampak senang saat pria yang dipanggil "paman" itu mengunjunginya.

"Vero, padahal aku sudah repot-repot kemari. Apa Kamu tidak senang walimu mengunjungimu?"

"Yah, mungkin karena aku tak terbiasa diperlakukan baik."itu memang fakta yang kelam. Namun Vero mengucapkanya dengan santai.

"Terus menurutmu aku tak baik padamu, hah?!" si pria paruh baya menepuk bahu Vero beberapa kali.

"Emang ga semua. Tapi kebanyakan begitu."

Singkat cerita, keduanya duduk di bangku dekat pohon. Beberapa kali Vero hanya senyum simpul sambil mengusap rambut pirangnya. Pria itu tak menyangka meski Vero terlihat jutek, dia masih bisa merasakan gugup.

"Bagaimana perkembanganmu?" tanya Si pria memulai topik.

"Yah, aku sudah membangkitkan separuhnya. Tapi amukanku makin parah aja. Mungkin karena tenggatnya makin dekat." jelas Vero.

"Kau sampai menyerang orang lain, ya? Aku tahu itu. Tapi kau sehat aja? Gimana matamu?" tanya pria itu lagi.

"Ehe, overall kondisiku baik kok. Sekalipun dua bulan lalu aku ganti lensa."

"Vero!"

"Siapa itu?" seorang gadis kecil berlari penuh semangat sambil tersenyum ringan.

"Kau bilang seluruh kota jahat padamu, rupanya sekarang kau ada teman, ya." goda walinya Vero.

"Yah, dia anak kampung jadi pengecualian. Dia Syafira, kami sama-sama ikut klub seni senjata plus dia juga banyak membantuku." Vero memperkenalkan sahabatnya pada pria itu.

"Salam kenal." hanya pada saat seperti ini secara ajaib Syafira nampak lebih dewasa, tenang dan manis.

"Tak usah terlalu formal nona." balas si pria.

"Nah ini Paman Alfred. Kamu boleh panggil dia paman Al. Paman juga tamer sepertimu." Vero juga memperkenalkan Alfred ke Syafira.

"Ah, kalian ngobrol berdua saja, ya. Paman masih ada urusan. Mungkin agak terlambat. Tapi selamat ulang tahun ya Vero." Alfred berjalan meninggalkan keduanya dengan meninggalkan kantong hitam.

"Aku ga pernah minta, sih. Tapi ini terlalu telat namanya. Ultah april diucapin juli." Vero ngedumel sendiri menatap kantong itu.

Syafira dan Vero terus mengobrol sampai kemudian berpisah dekat tangga sekolah.

"Aku mau bawa kertas ini ke ruang tata usaha. Tapi aku nyempetin dulu buat nyari kamu." kata Syafira sambil menunjukan setumpuk map.

Vero menepuk kepala Syafira. "Lain kali ga usah terlalu mengkhawatirkanku. Pikirkan dulu diri kamu dan luka kamu."

  ••••


Lorong ruangan dia susuri sambil matanya mencari ruang yang dituju. Langkahnya sempat terhenti mendengar seseorang bercengkrama dari ruang kelas.

E.Sya.Ve.Ya: Guardian FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang