"Kumohon jangan keluarkan Maya!" jerit Edgar. Sementara sang kepala sekolah masih memandangi kertas mantra itu.
"Tidak ada kelas khusus gadis sepertimu disini!" omonganya terhenti, sementara Maya sudah menangis di bahu Syafira.
"Tapi aku tidak bisa sia-siakan bakat istimewa ini. Lagian aku janji pada ayahmu bukan?" Adellide mengusap air mata Maya "Kusarankan kau mencari user lainya." lanjutnya lalu berlalu.
Perasaan lega langsung datang pada Maya. Bersyukur, tenang, dan lega. Tiga hal yang dirasakan mereka berempat.
"Huh, rasanya jantungku mau copot!" Maya menyeka keringatnya dan memainkan rambutnya.
"Hebat juga kita bisa ketipu, bahkan akupun ga curiga." Syafira tertawa renyah.
"Tapi dengan gini, empat empatnya sudah ada. Masing-masing dari kita berasal dari 'bangsa yang berbeda' ." kata Vero tiba-tiba.
"Maksudmu kayak 'para panglima' ? Eh,iya juga ya, ver"mungkin ini untuk pertama kalinya Edgar dan Vero sependapat.
" para panglima?"ulang Maya dan Syafira saat mendengar istilah asing itu.
"Ah, nanti juga kalian tau." jawab Edar sambil berjalan ke ruang asramanya.
Meninggalkan dua gadis yang menatapnya kesal .••••
"Pada zaman dahulu, Tamer, creatures, witch dan user punya satu pemimpin yang disebut 'para panglima'. Dinamakan begitu karena dahulu mereka jadi pemimpin perang melawan manusia." jelas guru sejarah.
"Apa mereka akan memusnahkan iblis?"tanya Cecilia sambil menatap Vero yang langsung menatap gadis itu sinis dan kembali ke bukunya.
"Di beberapa mitologi mengatakan mereka ini akan membawa perubahan yang baru,pada zaman perang memang para panglima yang jadi pemimpinya. Tapi pada masa damai seperti sekarang, entahlah." lanjut sang guru tanpa bermaksud menjawab pertanyaan gadis centil itu yang bahkan asik berdandan tanpa memperhatikan.
••••
"Haha, tumben materinya kompakan gini. Sampai jadi bincangan hangat satu angkatan." celetuk Edgar sembari menenteng jubah penyihirnya dan menjibakanya ke bahu.
"Tau, tapi kalau ga salah ibuku cerita tentang kalau ada kekuatan legendaris yang muncul beberapa generasi sekali." Vero meneguk air sodanya "kira-kira cerita itu ama mitologi tadi ada hubunganya ga, yah?"manik merah darahnya menerawang ke langit."Em - mungkin,tapi kemampuan langka bukan cuma kamu aja yang punya. Aku pikir sih kekuatan semua jenis mahluk ajaib itu kasus hampir mustahil, itu sampai aku ketemu kamu." argumen pemuda ini hanya dibalas gumaman si pirang yang terus meneguk sodanya.
"WHAT????! EDGAR SI COWOK PERFRCT MAU DEKET-DEKET SAMA SI ANAK LAKNAT?" sambar gadis centil bertelinga kucing.
"Ayo Edgar,pergi sebelum ketularan!"tarik gadis lain bertanda bintang kecil di keningnya.
"Jangan pegang-pegang sembarangan. Dan ini negri bebas! Siapapun boleh berteman dengan siapapun atau apapun!" bentak Edgar judes sambil mencegah lengan berjemari lenik dihiasi kuteks ungu itu menyentuhnya.
"Aku akan tetap disini. Kalau kalian mau bawa aku lawan aku dulu! " tantang Edgar,mulutnya berkomat kamit pelan mengucapkan sesuatu.
"Zoe,get ready to rock! " bisiknya dan bayi macan putih muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
E.Sya.Ve.Ya: Guardian Friends
FantasíaLahir dari latar belakang dan kekuatan yang berbeda. Edgar, Syafira, Vero, dan Maya di pertemukan di sekolah untuk anak-anak berkekuatan ajaib. Takdir juga membawa mereka menjadi sahabat. Mereka mengalami petualangan luar biasa. Puncaknya sabotase...