little Troublemaker

53 3 0
                                    

Maya dan Syafira hanya berdua di kamar. Larut dalam tugas masing masing sampai Syafira mencoba cairkan suasana.

"Ohya, bagaimana bisa ada kupu-kupu waktu itu?" Syafira mendekat ke meja belajar Maya.

"Itulah salah satu kemampuan spesialku. Ada tiga sih. Pertama punya sayap kupu-kupu dan merubah diri menjadi sekelompok kupu-kupu. Kedua, mengendalikan kristal, ketiga, mengcopy kekuatan mahluk lain sekalipun cuma tahan sebelas menit." jelas Maya.

"Semua kelihatanya keren dan sangat berguna." puji Fira.

"Yah, bagiku itu biasa aja, malah rasanya kayak aneh.hmm,  Anyway kamu ga lupa, kan buat jelasin kegunaan jepitmu." Maya mengingatkan soal penjelasan Fira yang belum selesai.

"Ohya lupa! Jadi, sistemnya sih, kalau dia terluka satu mahkota bunga menghitam dan gugur, kalau dia mengamuk daun di bunganya jadi hitam juga." jelas gadis itu.

"Eh, ijinkan aku membuktikan sesuatu!" tiba-tiba saja, Syafira mengambil ukulelenya.

  "Tatap mataku dan fokuskan telingamu ke laguku!" senar ukulele itu di petik lembut,nyanyian mirip pengantar tidur entah kenapa cocok dengan alat musik yang identik dengan musik pantai atau api unggun. Iris birunya berubah jadi kuning terang, iris Mayapun ikut berubah.

"Ternyata benar!" batin Syafira. Saat petikan terahir, semua kembali normal.

"Kau punya kekuatan untuk mengendalikan mahluk lain dengan musik?" terka Maya dan fira mengangguk.

"Kemampuan khusus yang agak jahat, huh?" tanya Fira.

"Ngak. Justru kemampuan itu bisa membantu Vero agar dia bisa lepas dari amukanya. Dan toh dia juga suka lagumu."Maya membantah pendapat Syafira.

••••

Edgar duduk dengan malas di bangkunya. Seolah tak ingin berkonsentrasi satu katapun pada pelajaran.

"Oi, duduknya jangan gitu" remaja yang duduk di sebelahnya mengingatkan.

"Hm." jawab Ed malas.

"Aku tau sih kamu udah bisa. Tapi ga gini juga"secara tidak langsung, anak itu memujinya.

"Baik materi tadi langsung di ulangankan. Siapkan kertas dan pulpenya!" perkataan guru itu membuat seluruh murid gempar. Sementara seorang gadis memainkan rambutnya dan berkata dengan sombong.

"Kamu ga merhatiin tadi,  Edgar. Kali ini aku pasti yang dapat nilai bagus!"

"Yasudah semangat, ya!" ucapnya dengan kalem.

"Uh,gausah sombong kau!" Kata gadis itu.

"Lah kamu yang sombong! Ngaca mangkanya" dua teman di sebelahnya malah berdebat. Mungin Edgar termasuk tipikal yang senang angkat suara. Tapi ia percaya tindakan lebih berarti ketimbang perkataan, jadi dia diam saja.

••••

Sekelompok siswa berbaris dengan pakaian olah raga.

Di sisi lain beberapa murid duduk menyebar sambil memegang kertas dan pensil.

"Oii!" Syafira melambai pada salah satu anak yang sedang mengambar.

Vero yang tadinya datar langsung mengeluarkan senyum termanisnya dan melambai kecil

"Eh, kita jahilin yuk si bocah kampung!" Cecilia mengungkapkan ide liciknya.

"Maksud lu Syafira? Emang,emang mau ngapain?" perempuan bertelinga kucing teralih dari handphone-nya.

E.Sya.Ve.Ya: Guardian FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang