Salahkah Kita Berteman?

46 8 4
                                    

Keesokan harinya saat sarapan. Syafira menceritakan saat dia 'terdampar ke surga' pada Maya. Tak habis fikir! Padahal dia hanya dibatasi pintu kayu dari mahluk pembunuh dan asik-asikan main musik.

"Kamu itu gapunya rasa takut ato gapunya perasaan,sih? Oh,jangan- jangan,hatimu ketinggalan di kampung halaman,ya"canda Maya. Semua tertawa. Emm... Ga juga sih. Ohya,aku mau tanya. Kenapa kalian bawa piaraan? Dan kok aku baru lihat pagi ini?" syafira memperhatikan semua teman se mejanya juga creatures lain.

"Oh,ini yang namanya kontrak dengan mahluk lain. Bisa roh atau hewan dari dimensi lain." jelas Leticia.

"Apa aku bisa punya gituan juga?" tanya syafira.

"Hanya mahluk ajaib dan penyihir yang bisa bikin kontrak. Pawang sepertimu tidak bisa alias tidak perlu" jawab Maya.

"Tidak perlu?" Fira mengulang frasa terahir bak orang bodoh.

"Fyi, tamer itu punya kekuatan untuk membuat mahluk ajaib tunduk dan bisa dikendalikan. Dan cukup menggunakan energi dari dirinya sendiri" jelas Maya. Syafira tercengang. Seunik itukah dunia ini? Dan sebesar itukah kekuatan yang mungkin ia miliki?

"Itu hal biasa,sih. Soalnya memang ada jurus kombinasi yang perlu hewan atau roh terkontrak. " Nadira angkat suara.

"Dan kemampuan pawang atau tamer adalah menjadikan mahluk ajaib pionya tanpa mengambil energi dari sekitar" selonong Ryanti. Syafira kembali mengangguk seperti hiasan dasboard.

"HAHAHA... GITU AJA LO GATAU. DASAR KAMPUNG!" gadis tenar dengan pin nama Cecilia untuk kedua kalinya membuat Syafira,Nadira,Maya dan Leticia terganggu.

"Apa salahku denganmu?! Dan apa salah kalo aku belum tau sedetil itu?! Memanya kau tau dan seberapa banyak kau tau tentang kaumku? Huh!" untuk pertamakalinya Syafira dengan berani mengatakanya pada Cecilia. Maya memegang bahu Syafira. Menenangkan dan mengisyaratkanya untuk duduk lagi "Nekat banget kamu, syaf" batin Maya.

"Identitasnya sih manusia serigala. Tapi aku yakin dia aslinya iblis medusa" umpat Ryanti sinis.

••••

Seluruh murid kelasnya maya dan Vero sudah berbaris rapi dengan pakaian olah raga.

"Baiklah,hari ini kita akan latihan elemen. Siapa yang ingin maju duluan?" kata sang guru namun mereka malah diam "atau harus saya tunjuk?" lanjut gurunya. Sementara diam-diam Cecilia memasukan sesuatu ke saku celana Vero. "Saya!" Vero mengacungkan tangan dengan semangat. Beberapa siswa memutar bola matanya. Namun si pirang ini melakukan pengendalian hampir semua elemen dengan sempurna. "Ah,dia pasti curang!" kata Vlorece-teman segeng Cecilia- sembari menyisir rambut dan memainkan ponselnya. Guru yang sedang menulis nilai langsung menggeledah saku Vero dan menemukan kotak kaleng dengan beberapa benda bulat dan pipih. Semua siswa tersentak. Dan guru jelas-jelas marah. "PERGI KE RUANG BK!" teriak guru olah raga tanpa membiarkan Vero berbicara. Cecilia dan gengnya tertawa puas.

••••

Tiga jam berlalu,giliran kelas Syafira melakukan kegiatan luar ruangan.

"Kali ini kita akan melakukan halang rintang. Pertama jalan lewati bagian tengah ban,kedua titian keseimbangan,lalu memanjat,lompat jauh dan melunjur dengan gantungan yang sudah kubagikan. Di ahir rintangan,kalian harus menggiring bayi naga tanah itu ke kandang. Paham?"

jelas mr. Ron-guru satu-satunya yang mengajar olahraga sekaligus elemen khusus kelas creatures

"Paham,Pak!" jawab semua siswa meski beberapa terlalu malas mendengar dan lebih memilih melihat contoh orang. Salah satunya Syafira,karena alat bantu dengarnya rusak yang artinya dia tak bisa dengar apa kata gurunya. Satu-persatu siswa dipanggil. Ada yang berhasil,ada yang tidak begitu. Terlebih saat menggiring bayi naga tanah.

E.Sya.Ve.Ya: Guardian FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang