Jadi Kita Berteman?

63 11 1
                                    

Malam sunyi ditemani kerlipan manja bintang dilangit dan lampu penerang jalan yang bak bintang itu turun ke daratan.

Jajaran kuncup sudah mulai berwarna dan terbuka malu-malu. Padahal di sekitarnya masih membeku.

Syafira tidak dapat tidur di kamarnya. Lagipula momen ini sangat cocok untuk dinikmati.

Gadis bersurai perak ini memegang sebuah suling kayu dan berdiri di atap gedung asrama yang berjajar seprai dan pakaian lainya.

Melodi dimainkan Syafira meniup suling kecil itu sepenuh hati. Semua mahluk bernyawa di sekitarnya terhipnotis termasuk si pirang yang menunjukan arah padanya. Anak itu tersenyum seikhlas tiupan suling Syafira dan mata merahnya sedikit berubah kebiruan.

Sadar ia tidak sendiri,syafira mendekati lelaki itu.

Dia bahkan jauh lebih tampan dan atletis dari Edgar. Matanya berangsur kembali jadi merah darah, sayapnya paduan kuning dan hijau transparan tapi berbentuk seperti sayap elang namun bulunya itu sebenarnya kumpulan lembaran tipis seperti sayap capung

"Mahluk apa dia sebenarnya?" batin Syafira penuh tanya. Tapi.

"Sesuai janji kakak,jika kita bertemu lagi, kakak bakal kasih tau namam kakak, jadi tolong kasih tau aku." Syafira mengetluarkan nada diktaktornya tapi tetap sopan.

"Hehe-. Baiklah. Vero! Namaku Vero aku memang tiga tahun lebih muda darimu. Aku tau umurmu 12,hehe." kata Vero sambil tersenyum "tapi gausah panggil aku kakak" tambahnya. "Jadi kita berteman?" tanya Fira cangung. "Teman!" mereka berjabat tangan.

Bertemunya musim dingin dan semi adalah saat pertamakali Vero dapat teman dekat.

••••

Mereka bicara banyak hal satu sama lain. Rupanya mereka juga terpisah dari orang tuanya.

"Tapi aku iri kau punya adik, nah, aku anak tunggal." bibir Vero sedikit maju dan bicara dengan nada kesal.

"Tidak juga sih,masalahnya kalau adikmu kenapa-napa kau pasti jadi tersangka utamanya. Cuma aku setuju kalau saudara adalah harta berharga." Fira tersenyum manis sambil bersandar di pagar besi diatas gedung.

"Ohya maaf lancang,tapi boleh aku tau kakak ini mahluk apa?" tanya Fira cangung.

"Aku peri air, agak berbeda sih dan aku juga bisa elemen lain tapi disaat yang bersamaan aku turunan vampir. Dari mataku harusnya kamu tau." jawab Vero santai. Manik biru safir itu terbelalak dan pemiliknya mundur dua langkah.

"Tak apa,aku ngak minum darah. Pernah coba sih tapi bagiku rendang dan hamburger jauh lebih enak. Hehe-" elak Vero dengan santai.

"Maaf membuatmu takut." dia mengulurkan tanganya.

"Eum... Gapapa, kelihatanya aku terlalu penakut." Syafira meraih tangan besar nan hangat itu sambil menjabatnya.

Cangung,merasa konyol dan sepertinya sedikit melting.

"Syafira tidurlah,besok hari pertama sekolah. Jangan sampe kesiangan,sarapan jam enam." kata Vero mengingatkan sementara ia sendiri memanjat pagar besi itu.

"Terus kamu?" tanya Fira menginterupsi Vero yang menyeimbangkan kakinya di atas pagar pembatas itu.

"Aku mau tidur juga. Tapi kan aku punya sayap jadi terbang aja,dah." Vero melambai dan terjun,menukik sambil tetap mengepak.

"Keren!" bisik Syafira pada angin pergantiam musim

"tapi kok aku merasa ada yang dia sembunyikan,ya?" batin syafira sambil menuruni tangga dan menelusuri lorong lantai dua. Saat Vero bicara hal lain biasa saja, tapi kenapa saat ditanya rasnya, Vero sedikit menyembunyikan sesuatu?

Disisi lain pemuda pirang itu turun dengan selamat ke dekat bangunan terendiri. Membuka kuncinya dan masuk ke ruang yang rupanya kamar juga. Dia membanting dirinya ke kasur dan menarap hampa langit-langit kamarnya.

••••

"Maaf syaf aku sedikit berbohong. Aku takut menakutimu. Baru dibilang turunan vampir aja udah ketakuan. Gimana reaksi kamu kalau tau aku punya kekuatan semua mahluk ajaib?" Vero langsung mengambil selimut dan tidur.

••••

"Hey, syaf,dari mana aja?" tanya Maya.

"Ngak kok,cuma melihat lihat dan ketemu temen baru." jawab Syafira sambil mengambil piyamanya dan berjalan ke belakang triplek penutup.

"Siapa dia?" tanya Nadira.

"Umm- Cowok sih, tapi kami cuma teman." jawab Syafira dari balik triplek penutup itu.

"Cie-cie, Syafira rupanya. Ingat loh syaf,semua berlawal dari teman" timpal Leticia.

"Hehe,tapi kami baru bertemu,kak." Syafira berjalan ke kasurnya dan langsung berangkat ke alam mimpi

E.Sya.Ve.Ya: Guardian FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang