21

3.8K 174 8
                                    

Aku baru saja masuk ke kelas, sekarang jam pelajaran Bu Susi tapi entah sampai sekarang batang hidungnya saja belum muncul juga. Alhamdullilah deh gak ada guru itu.
"Stef, tumben ya Bu Susi gak masuk"celetuk Rossa
"Bagus lah bego"timpal Della
"Tau lu, bersyukur gw mah dia gak masuk"timpalku lagi
"Eh ada Rafka ama Rizki"ujarku, aku, Della dan Rossa menoleh ke arah jendela, disana ada dua orang cowok yang jambulnya ala ala. Kami berjalan keluar kelas menghampiri mereka. Berasa nyamuk gw disini.
"Eh guys, gw duluan ya"seruku lalu aku langsung berlari ke rooftop.

Kalau lagi kaya gini jadi kangen Calvin, pasti kalau ada dia, gw enggak bakal jadi nyamuk
***
Aku menghembuskan nafas pelan pelan, cuacanya saat ini panas, terik banget.
"Hei"seseorang menepuk pundakku. Suaranya sangat ku kenal

Elang

"Eh"
"Ngapain disini sendirian?"
"Gapapa"
"Gw temenin?"
"Boleh"

Entah hari ini aku kenapa intinya hari ini aku gak terlalu jutek ama Elang haha. Mungkin karna aku emang lagi butuh teman saat ini. Aku dan Elang duduk di pinggiran rooftop menikmati angin apalah ini, lalu kami menganyunkan kaki kami yang mengambang dari ketinggian gedung sekolahku
"Stef,entar siang ada acara?"tanya Elang memecahkan keheningan
"Hmm, ada"jawabku
"Kemana?"tanyanya lagi
"Mau nemenin Calvin"jawabku
"Dia kenapa?"arghh untuk sekian kalinya di bertanya
"Udahlah gak perlu tau, dia masuk rumah sakit intinya"cetusku
"Mau ditemenin?"
"Gak"
"Hmm, entar gw ada urusan jadi gak bisa ngechat lu"

Ah, tai lu emang ngapain sih.

"hmm"gumanku
"Stef, gw duluan ya katanya di kelas ada guru deh"
Elang langsung berlari, gak seperti biasanya deh dia kaya gitu, biasanya juga dia utamain gw, gw kok ngerasa dia berubah ya?

eh apaan sih, buang pikiran jelek ini Stefi

***
"Vin, bangun dong"
Calvin belum juga sadar dari masa komanya, dia gak pernah ngalamin ini sebelumnya.
"Vin..."lirihku, air mataku sudah menumpuk
"Hiks..hiks...."aku tak bisa membendung air mata ini lagi, aku memeluk Calvin erat
"Vin, bangun hiks hiks"
"Kapan ya terakhir lu nangis?hmm"suara itu...suara itu... Calvin!

Aku melepaskan pelukanku tadi, beberapa kali dia menerjapkan matanya, dia tersenyum kecil padaku
"Ah Calvin"ujarku sebal
"Kayanya terakhir kali pas kelas satu SMP deh, gara gara gw boongin lu kalo gw mau pindah haha"ejek Calvin. Aku segera menghapus air mataku
"Apaan sih lu"
"Eh bro"sapa Rafka dan Rizki yang baru saja datang
"Akhirnya lu sadar juga"ucap Rafka
"Tau nih, kita kangen tau"timpal Rizki
"Hahaha"tawa Calvin
"Vin, gw ke kantin bentar ya"ujarku
"Yaudah hati hati"

Aku menyuapkan satu sendok batagor ke mulutku.

Kok sepi ya kalo Elang gak chat gw?

Aku membuka aplikasi Lineku, satu satunya adalah grup cewe cewe itu kalau aku sedang kesepian

Grup Line
CANTIK SANGAT (baru saja grup ini mengganti nama)

DellaLK
Oyy

Rossa
Uyyy

Stefixx_
Hai

DellaLK
Stef, sorry ya kita blm bisa jenguk ka Calvin

Rossa
Iya Stef, sorry ya

Stefixx_
Gpp

Sumpah bosen banget, akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kamar rawat Calvin. Sesampai disana Rafka dan Rizki ada di luar kamar, wajahnya panik, perasaanku mulai gak enak
"Stefi!lu kemana aja?"tanya Rafka
"Calvin Stef..Calvin!"ujar Rizki
"Calvin kenapa?"tanyaku
"Dia kritis!"

Deg

Kenapa lu bisa begini sih Vin?lu tuh kuat Vin

"Gw pengen masuk"pintaku
"Jangan dokter lagi di dalem"ucap Rizki tapi aku tetap nekat masuk ke dalam kamar itu.
"Maaf, mba tidak boleh masuk"ucap seorang suster
"Gak!saya pengen liat Calvin!"ucapku dengan suara parau
"Do...dok...dokter izinin saya buat ngomong sama cewe itu"Calvin siuman
"Baik, sus, sebaiknya kita keluar"ucap dokter itu lalu dia dan dua suster itu pergi keluar
"Calvin.."aku langsung memeluknya
"Hiks..hiks..."
"Stef..."lirihnya sambil melepaskan pelukan
"Lu harus jaga diri lu baik baik ya tanpa gw"ujarnya
"Lu ngomong apaansih?!"tanyaku
"Maaf gw udah gak bisa ngejaga lu lagi, gw udah gak bisa jadi abang abangan lu lagi, tapi gw janji gw bakal ngelindungin dari sana"ujarnya lagi
"Sana apa?maksudnya?"tanyaku
"Gw sayang lu..."lirihnya, dia memelukku, air mataku terus menerus turun ke pipi
"Gw sayang lu Vin, gw gak bisa tanpa lu"ujarku, aku merasa pelukan Calvin terlepas perlahan lahan, wajahnya pucat, matanya terpejam, bibirnya tersenyum tipis, dan aku merasa sesuatu yang berdetak sudah tidak berfungsi lagi

Shit, bilang kalau ini mimpi?

"Hiks hiks hiks, Vin ini gak mungkin!ini mimpikan?!ini bohong!dokter dokter!"teriakku, tanpa menunggu lama dokter segera masuk ke dalam kamar lalu mengecek keadaan Calvin
"Pasien meninggal dunia, kami sudah berusaha tapi maaf kami tidak bisa menyelamatkan pasien, nanti tolong diurus adminstrasinya" ucap dokter itu sambil menepuk bahuku lalu pergi keluar
"Calvin....hiks hiks hiks"lirihku
"Jangan tinggalin gw!gw gak bisa tanpa lu!lu udah janji gak bakal ninggalin gw!lu bohong!lu ingkar janji!hiks hiks"seruku, aku terus menggoyangkan badan Calvin sampai Rafka dan Rizki mencekal tanganku lalu memintaku untuk tenang
"Stef, sabar.."ucap Rafka
"Ini udah takdirnya Stef"timpal Rizki
"Calvin......hiks hiks"lirihku
"Ini semua bohong!bohong!ini mimpi!Calvin gak mungkin meninggal!dia kuat"teriakku, sungguh aku terpukul saat ini
"Stefi!sabar!"seru Rafka
"Lu tau sebelum dia kritis dia ngomong apa sama kita?"tanya Rizki. Aku menggeleng kan kepala.
"Dia bilang, kita harus ngejagain lu, intinya dia gak mau lu sedih"ucap Rizki
"Sekarang lu punya dua abang"ucap Rafka
"Calvin....."lirihku, aku terduduk di lantai, entah apa yang ku lakukan sekarang tanpa abang abanganku itu.
"Calvin...."lirihku lagi dengan suara parau
"I want you to always take care of me forever"lirihku untuk kesekian kalinya
***

abang Calvin memininggal?GK BOLEH!

Ini mimpi atau nyata nih?

Semoja aja mimpi

Cute BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang