20

3.9K 162 1
                                    

Calvin masih tidak sadarkan diri, sudah hampir satu jam-an dia pingsan sejak dia tergeletak di depan rumahku.
"Vin.."panggilku lagi sambil mengguncangkan badan Calvin. Aku merasa tangannya bergerak. Yap bener Calvin siuman, alhamdullilah....
"Gw dimana?"tanya Calvin sambil menerjapkan matanya berkali kali
"Di rumah gw Vin"jawabku
"Lu knp sih Vin?"tanya Rafka
"Siapa yang giniin lu?"tanya Rizki
"Yakin mau denger?"tanya Calvin
"Iya"jawabku penuh keyakinan

***
Calvin melajukan motornya dengan kecepatan yang lumayan tinggi, keadaan jalan ini sepi dan sedikit gelap, pencahayaan di sepanjang jalang ini jarang jarang, juga remang remang, jarang orang yang mau melewati jalan ini, banyak orang yang lebih memilih jalan yang lebih jauh daripada harus lewat jalan sini, katanya juga disini suka ada tukang begal. Seseorang menghalang jalannya, dia memakai jaket dan tupluk yang menutupi bagian kepalanya, Calvin turun dan motornya lalu menghampiri orang itu
"Hai"sapa orang itu sambil membuka tupluknya. Pharrel
"Lu!ngapain?!"
"Guys, sekarang!"teriaknya
Satu per satu keluar dari tempat mengumpatnya, mereka menghajar Calvin abis abisan, Calvin tidak bisa melawannya karena jumlah mereka terlalu banyak. Entah apa lagi yang terjadi ia sedikit lupa, seingetnya dia menelpon Stefi, dan pandangannya langsung menjadi gelap.

***
"Apa!Pharrel?!"teriak Stefi. Dia langsung mengambil kunci motor dan melenggang pergi mencari keberadaan Pharrel.

Author POV

Stefi melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, sekarang sudah hampir jam setengah dua belas malam, tapi ia tidak peduli, yang penting sekarang hanyalah menghabisi Pharrel.
Stefi melihat Pharrel sendirian menaiki motornya di jalan yang sepi ini.

Kesempatan emas!

Stefi langsung menghalangi jalan Pharrel dengan motornya lalu ia membuka helm yang sedari di menutup wajahnya, terlihat betul ekspresi kaget keluar dari wajah Pharrel
"Anjing lu!"teriak Stefi
"Santai santai, ada apaan sih?"tanya Pharrel dengan seulas senyumnya
"Bangsat!"

Bugh
Bugh
Bugh

Tak ada kata ampun untuk Pharrel, aku terus memukulinya, dia tidak terlalu bisa melawan pukulannya ini. Seseorang menepuk pundaknya, Stefi menoleh ke belakanh dan ternyata itu Rizki, kesempatan itu digunakan Pharrel untuk kabur
"Calvin masuk rumah sakit"

Deg

Dengan secepat kilat Stefi dan Rizki pergi ke rumah sakit yang berada Calvin disana.
Sampai terjadi sesuatu yang tidak baik, Stefi akan menghabisi Pharrel!gak ada kata maaf!.

***
Stefi POV

Aku mencari Rafka, nah itu dia!aku langsung berjalan ke arah koridor ruang VIP ditemani Rizki. Calvin sudah dipundahkan dari UGD ke ruang VIP. Aku berlari ke arah Rafka.

"Raf,Calvin gimana?"tanyaku dengan panik
"Dia masih kritis"jawabnya
"Gw mau masuk"ucapku
"Jangan!dokter lagi menangani Calvin"larang Rafka
Aku tertuduk lemas di bangku depan ruangan Calvin, tumben tumbenan Calvin masuk rumah sakit, aku tau dia orang yang kuat!dia gak lemah!
"Kenapa Calvin bisa begini?"tanyaku dengan suara parau
"Setelah lu pergi, dia pingsan lagi"jawab Rafka
"Ini semua gara gara Pharrel"ucap Rizki tiba tiba

Benar ini semua gara gara Pharrel!

Aku menendang tembok berkali kali berharap ini bisa melampiaskan kemarahanku, Rafka dan Rizki memegangi badanku lalu menyuruhku untuk duduk
"Stef, tenang"ucap Rizki menenangkanku
Seorang dokter dan dua perawat keluar dari ruangan itu dengan cepat aku langsung berdiri di hadapan dokter itu
"Dok, gimana keadaan pasien?"tanyaku
"Kamu siapanya ya?"tanya doktet itu
"Adenya"jawabku
"Pasien dalam keadaan koma"

Deg!

"Dokter serius!jangan bercanda"ujarku dengan nada yang agak tinggi
"Kamu boleh masuk ke dalam"ucap dokter itu lalu melenggang pergi diikuti kedua perawat.
Aku masuk ke dalam bersama Rafka dan Rizki, aku melihat Calvin yang terbaring lemah, wajahnya pucat, ruangan ini hening, aku segera duduk di kursi sebelah ranjang Calvin terbaring
"Vin.."lirihku pelan
"Bangun dong!lu kenapa?"ujarku lagi
"Bro, bangun dong"ujar Rafka
"Ade gemes lu sedih Vin"ujar Rizki

Oh iya tadi aku sudah menghubungi mamah Calvin tapi mamahnya sedang di luar negeri bersama suaminya, ada urusan kerja jadi mereka menitipkan Calvin kepadaku

"Raf, Ki, lu pada pulang aja, udah malem"ujarku, sekarang sudah jam dua belas lewat
"Gak, kita tetep nunggu"tolak Rizki
"Jangan-"
"Gak Stef,kita mau nungguin Calvin sama kaya lo"potong Rafka
"Yaudah"ucapku, mataku mulai buram, pasti air mataku sudah ingin jatuh di pipiku ini. Semoga tidak, aku tidak boleh menangis.
"Stef, gw beli makanan dulu"Rizki langsung pergi

Sekarang hanya aku dan Rafka

"Raf, tidur aja"ucapku
"Gak ah"tolaknya
"Eh besok kita sekolah?"tanyaku
"Hmm liat kondisi deh"jawabnya

Tidak lama kemudian Rizki membawa satu kantung plastik bersisikan cemilan dan minuman, lalu ia letakkan di meja dekat sofa panjang berwarna coklat dimana aku dan Rafka duduk
"Silakan dimakan"ujar Rizki
Aku, Rafka, dan Rizki memgambil cemilan itu dan juga minumannya, tidak sampai tiga puluh menit, makanan itu sudah habis
"Ki, besok sekolah?"tanyaku
"Liat kondisi"jawabnya
"Ah ilah, jawabannya sama kaya Rafka"ucapku sebal
"Kitakan kompak"seru mereka berdua bersamaan
"Stef, lu tidur aja"pinta Rafka
"Gak ah"tolakku
"Entar lu matanya kaya mata panda lho, terus sakit, terus beneran sakit ampe kw rumah sakit, terus kita dimarahin Calvin"ujar Rafka panjang kali lebar
"Lah?"aku membulatkan mataku
"Calvin tuh suruh kita harus ngejagain lu"jawab Rizki
"Gw bisa jaga diri kok"ucapku
"Alah, tapi lu kan kadang chilldish"celetuk Rafka sambil mengedipkan satu matanya. Jijik
"Yeuu,taek, emang kapan Calvin bilang?"tanyaku
"Dari awal lu ketemu kita kita"jawab Rizki.

Vin lu emang bukan abang beneran tapi lu udah gw anggep sebagai abang kandung yang sangat amat baik. Lebay deh gw.

"Kayanya besok kita sekolah aja deh"ujar Rafka tiba tiba
"Lah?"
"Daripada disini kita gak ada kerjaan"ujarnya lagi
Aku dan Rizki mengangguk paham.

Sekarang sudah jam 06:45 tapi aku, Rizki, dan Rafka masih belum berangkat sekolah, ini gara gara Rizki yang sampe sekarang belum juga selesai mandi
"Ka, Rizki emang kalo mandi seabad kaya gini?"tanyaku sambil menonton tv. Arghhh Rizki ini sudah lebih dari satu jam njir lu mau sekolah atau apelin orang sih?.

Klek

Pintu kamar mandi terbuka, akhirnya Rizki nongol juga. Seragam bagian atasnya tidak dia masukkan ke dalam celananya, dia tidak memakai dasi dan gesper, rambutnya dia bikin jambul ala ala Zayn tapi keren, mukanya terlihat sengat segar mungkin efek setelah mandi, badannya wangi parfum-ini orang make parfun satu botol kali yak?najis daaa
"Ki ih, lu mandi seabad bangke"ucapku sebal. Rafka menjitak kepalanya
"Hehehe, kan biar wangi, gak keren tau kalo ganteng ganteng bau"jawabnya cengengesan
"Alah taek bilang aja mau apelin Rossa haha"celetuk Rafka
"Ohh Rossa....gw bilangin ah ke dia kalo lu tuh kalo mandi seabad terus sebenernya lu bau makanya lu make minyak wangi sebotol"ledekku
"Ih, jangan entar dia kalo jijik sama gw gimana coba terus reputasi gw jelek"ujarnya mengerucutkan bibirnya
"Gak usah sok imut anjing!"teriakku sebal
"Hehehe, eh ayo berangkat"seru Rafka
"Bro kita berangkat dulu ya"ucap Rafka sambil menepuk pundak Calvin yang masih terbaring lemah
"Daaa kakak gemes"timpal Rizki sambil menepuk pundak Calvin juga
"Vin, kita ke sekolah dulu ya, jaga diri lu, hahaha mimpi yang indah ya"ucapku, memeluk tubuh Calvin sebentar.

Aku, Rafka, dan Rizki pergi meninggalkan ruangan itu.

***
Nah looo,
Kok Calvin koma si?
Padahal dede gemesnya kan butuh abang

Eh eh.....
Diriku sudah liburan yuhuu
Hanya ngasih tau doang hehe

Cute BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang