43

3.3K 145 0
                                    

Author POV

Sudah seminggu lebih satu hari Stefi murung di kamar, tidak pernah mau keluar, memperlihatkan batang hidungnyapun tidak pernah. Suara dentaman musik dan suara suara barang yang dilempar selalu terdengar saat malam hari di rumah besar ini.

Setiap malam Retno, Kahfi, Rafka, dan Rizki, mereka ada di ruang tamu hanya untuk mendengarkan suara suara dari kamar Stefi.

Retno menangis didekapan Kahfi, sedangkan Rafka dan Rizku selalu mengepal kuat.

Mereka tidak pernah untuk masuk ke kamar Stefi, ataupun mendobraknya. Mereka tahu, Stefi sedang ingin sendiri, mereka tidak mau membuat emosi perempuan itu makin menjadi jadi.

Seperti sekarang mereka ada di ruang tamu, mendengarkan suara brisik dari kamar Stefi dalam diam. Saat ini lagu Into You-Ariana Grande yang sudah diremix terdengar keras di rumah ini.

Rafka dan Rizkuli menunduk dalam dalam sambil mengepal kuat.
Plis Calvin, cuman lu yang tau cara nenangin Stef, batin Rizki
Gw gak ngerti lagi, gw gak tau harus gimana lagi Vin, batin Rafka

Memang, Rafka dan Rizki baru saja jadi abang tiri Stefi, tapi mereka berdua sudah menyayangi Stefi sebagai adiknya sejak Calvin mengenalkan perempuan itu.

Prankkk!

Prankkk!

Prankkk!

Semua orang yang ada di ruang tamu saling melirik. Suara pecahan kaca terdengar, mereka biasanya hanya mendengar suara benda yang dilempar lempar, tidak pernah suara pecahan begini.

"Aaaaaaaaaaaaa"

Teriakan itu membuat Retno, Kahfi, Rafka, dan Rizki berlari ke kamar itu.
"Stefi!stefi!"teriak Rafka sambil menggedor gedor pintu kamar
"Stefi buka pintunya nak!"teriak Kahfi, pintu kamar Stefi terkunci
"Stefi!buka pintu!woy!jangan bikin panik!"teriak Rizki
"Stefi... "Lirih Retno
"Satu satunya cara kita harus dobrak pintu kamar Stefi dan dia juga udah terlalu murung, gak bisa dibiarin"saran Kahfi
"Pah, biar aku sama Rafka aja yang dobrak"usul Rizki
"Iya pah"tambah Rafka

Satu...
Dua...
Tiga...

BRAK

Pintu terbuka dengan keadaan tragis. Nanti Kahfi akan membelikan pintu kamar yang baru.

"STEFI!"pekik Retno panik

Stefi terkapar di lantai dengan cucuran darah yang deras ditangannya. Belum lagi banyak pecahan botol botol alkohol dan kaca cermin dimana mana.

Retno benar benar terkejut saat melihat isi kamar anak perempuan yang paling dia sayangi, semua sisi ada minuman beralkohol, dan ada vape.
"Mas..."lirih Kahfi
Rerno terjatuh di lantai sambil menangis. Bagaimana bisa Stefi sehancur ini?

"Stefi sejak kapan minum alkohol?"tanya Rafka
"Stefi ngevape?"tanya Rizki

Kahfi langsung membopong tubuh Stefi membawanya ke mobil. Dia akan membawa perempuan itu ke rumah sakit sebelum itu dia menyuruh Rafka dan Rizki dulu.
"Kalian berdua buang semua minuman dan vape!"titahnya
"Kalian jangan sampe nyobain!"tambahnya
"Iya pah iya"ucap Rafka dan Rizki
"Kalian juga beresin semua kaca yang pecah!"titahnya lagi
"Oh iya, abis itu kalain ke Rumah Sakit Bunda!"tambahnya
"Ok pah"seru Rafka dan Rizki

***
Stefi sedang ditangani oleh dokter di ruang UGD, sedari tadi Retno tidak bisa berhenti menangis.
"Udah mah, jangan nangis"ucap Kahfi
"Aku yakin Stefi baik baik saja"ucapnya lagi

Ceklek

"Dok, gimana keadaan anak saya dok?"tanya Retno langsung berdiri saat dokter itu keluar dari ruangan, begitu juga dengan Kahfi
"Untunglah, denyut nadi pasien tidak terkena goresan sedikit pun, sepertinya pasien sedang depresi, saat ini dia pasti sedang mencoba untuk bunuh diri"jawab dokter itu lalu menghela nafas berat
"Tapi..."dokter itu menggantungkan ucapannya
"Tapi apa dok?"tanya Retno
"Ginjalnya sedikit bermasalah karena terlalu banyak meminum minuman beralkohol dan sekali lagi dia beruntung ginjalnya tidak mengalami kerusakan parah"ucap dokter itu
"Apa dia ngerokok?"tanya dokter
"Engga dok, tapi dia ngevape"jawab Kahfi
"Paru parunya ada masalah tapi itu hanya masalah kecil jika dia terus ngevape mungkin dia akan terkena kanker paru paru"ucap dokter
"Tolong, minta pasien untuk berhenti minum alkohol dan ngevape"saran dokter
"Pasien bisa dipindahkan ke kamar rawat dan silahkan urus adminstrasinya"ucap dokter lalu melenggang pergi bersama dua suster

Dua laki laki yang daritadi mendengarkan ucapan dokter itu, membeku seketika. Separah itukah keadaan adiknya sekarang?
"Mah, pah, dokternya ngarangkan?"tanya Rizki

Seketika suara tangisan Retno pecah, dia terduduk lemas sambil memutup wajahnya dengan telapak tangannya. Bahunya naik turun.

Kahfi menonjok tembok untuk melampiaskan emosinya. Dia menunduk dalam dalam, posisinya tangannya masih mininju tembok. Matanya berkaca kaca, seharusnya ia tidak membiarkan Stefi sendirian dan murung selama seminggu lebih, seharusnya ia mendobrak pintu kamar perempuan itu dari lama.

Rafka dan Rizki terduduk lemas dilantai, mereka menekuk lutunya lalu menenggelamkan kepala mereka. Mereka tahu Stefi tidak pernah mau berhubungan dengan alkohol, dia melihat orang ngeroko aja udah benci, apalagi ini ngevape?

kehidupan Stefi hancur dan mereka tidak tau apa apa.

Stefi selalu menyiksa dirinya dan mereka hanya mendiamkannya, membiarkannya untuk menyendiri dahulu.

Mereka tau dentaman musik yang Stefi setel dengan volume keras hanya untuk menutupi tangisannya.

Saat Stefi terkapar di lantai kamar, disudut matanya masih mengeluarkan cairan bening.

Stefi sudah dipindahkan di kamar rawat VIP, Kahfi dan Retno masih mengurus adminstrasi dan membeli makanan untuk mereka.

Sedangkan Rafka dan Rizki menjaga Stefi, mereka akan selalu ada di kamar itu, mereka sudah membawa baju dan seragam, mereka sudah siap siaga.

"Stefi, lu orang tergila!lu kenapa sih nekat banget!"teriak Rafka frustasi sambil mondar mandir, sama juga dengan Rizki yang berjalan kaya setrikaan
"Lu menyakiti diri lu sendiri cuman gara gara satu orang, dan lu buat ratusan orang sedih, pasti gara gara Elang kan iya, hah?!"tanya Rizki dengan nada tinggi

.

.

.

.

.

.

"Untuk apa aku hidup jika aku hanya menjadi perusak dan menghancurkan mimpi seseorang"

Cute BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang