29

3.2K 151 1
                                    


Chapter ini absurd banget sumpah, biarkan orang gila berkarya:v

___________

Aku sudah sampai ditujuan, aku sudah membagi bagi kelompok dan pemimpinnya. Kelompok utama a.k.a.Utara, aku yang memimpin dan itu juga usulan mereka. Kelompok Barat dipimpin oleh Rafka. Kelompok Timur oleh Rizki dipimpin. Kelompok Selatan dipimpin oleh Adam.

Kami sudah memencar agar SMA Syahjar tidak curiga.

Line!
Line!

Aku menganbil ponselku dari kantung seragam bajuku

Grup Line
Vansat (entah sudah berapa kali grup ini ganti nama)

Della
Stefi hati hati ya

Rossa
Semoga menang deh
Doyan bgt bikin org khawatir-,

Stefi
Iye

Aku menyimpan ponselku di jok motor setelah aku mematikan daya. Oh, iya aku mengganti rok abu abuku dengan celana jeans jadi aku akan lebih leluasa untuk bergerak.

"Ini pertama kalinya kita lawan sekolah itu"ujar Dika

Aku mengangguk

Sengaja aku memasukkan Dika di kelompokku agar SMA Syahjar tidak curiga karna mereka mengajak untuk berperang lawan kami lewat Dika.

"Ingat ya jangan ada yang make beda tajam"ingatku
"Tapi pasti mereka bakal pake benda tajam"ucap Riki tidak terima
"Tenang tenang, bagi yang ngumpet udah gw kasih ketapel"ujarku sambil tersenyum. Aku memberi ketapel untuk yang kebagian untuk ngumpet, terserah dia kau ngelempar dengan benda apa asal jangan mengenai mata dan bagian bagian terpenting
"Nah kalau kita kita-"aku menggantungkan ucapanku
"Pakai ini!!"seruku bersemangat sambil menunjukkan Sebuah tongsis
"Ha?!"
"Gini gini gw tau ini aneh tapi coba kalian pikir deh tongsis ini kan juga dari besi ya walaupun gak sakit sakit amad tapi ini lumayanlah
"Ini juga tidak membahayakan keselamatan orang, terus benda inikan cuman pembantu kita, masa kita tergantung ama benda benda, buktiin kalau kita emang bisa berantem dong tanpa bantuan
"Entar gw bagiin barang barangnya, gak semuanya tongsis, ada yang gesper,ada yang heels nya sepatu tapi yang tajem gitu, dan masih banyak lagi
"Iya sih emang keliatannya ngakak gitu, aneh, gak modal, tapi itu sebenernya membantu pake banget kalau digunaiin dengan baik dan juga kan harganya murah jadi gak menguras uang kas kita
"Terus benda benda ini kita umpetin dulu entar kalau udah terdesak baru deh ambil bedanya"jelasku

Memang kami mempunyai uang kas untuk modal kalau ada perang a.k.a tawuran

Mereka mengangguk mengerti

"Oh iya kalian juga pake kacamata yang udah gw beli ya"pintaku
"Buat apa?"tanya Dika
"Jadi setiap orang bakal kedapetan dua kantong berisi pasir buat lawan kita, kan kita gak pake benda benda tajam jadi kita juga harus punya sesuatu yang bisa melumpuhkan lawan
"Entar lempar pasirnya ke mata lawan kalau garurat aja, makanya kita pake kacamata takut kita kena"jelasku
"Wii pinter pinter"seru mereka
"Tapi kelompok lain gimana?"tanya Khafi
"Udah gw kasih dan gw jelasin ke pemimpin kelompoknya"jawabku
"Kok lu bisa dapetin barang ini semua?padahal lukan bareng kita terus"tanya Daffa
"Banyak koneksi broo, jadi gw tinggal minta"jawabku
"E-eh mereka udah sampe"seru Dika

Aku dan kelompokku segara berjalan ke tengah tengah jalanan. Benar, mereka dipimpin oleh seorang laki laki yang cukup tampan, mukanya tengil banget jiji liatnya.

"Jadi ini nih SMA Garuda yang katanya selalu memang disetiap perangnya!"serunya sambil tersenyum miring
"Bolehlah gw jajal"tambahnya
"Ternyata pemimpinnya cewe haha"ujarnya membuat anggotanya juga tertawa

Remehin aja dulu

"Cantik ya"ujarnya lalu mengedipkan sebelah matanya

Jijik

Aku memutar bola mataku jengah, seseorang laki laki sepertinya teman laki laki itu yang bernama 'Cakra' tadi aku melihat nametagnya. Temannya itu membisikkan sesuatu ke telinganya lalu temannya kembali munduk ke tempat semula.

"Oh, tadinya pemimpinnya cowo terus sekarang meninggal eh digantiin ama cewe ini"ujarnya sambil tersenyum miring

Pliss, jangan bawa bawa nama Calvin. Biarkan dia tenang disana.

Dika melangkah maju lalu aku langsung menahannya membuat dia mundur.

"Diem"ujarku

"Emang meninggal gara gara apa si?"tanya Cakra dengan nada meledek

Emosiku sudah cukup naik, aku segara melangkah maju ke hadapannya dengan tatapan tajam.

"Kalau diliat makin dekat makin cantik ternyata"ujarnya lalu tangannya ingin menyentuh pipiku, aku langsung menendang perutnya membuat dia terdorong mundur
"SERANG!!"teriaknya

"SERANG!"teriakku

Semua kelompok yang tadi aku susun langsung bergabung menyerang SMA Syahjar. Sedangkan aku, aku melawan Cakra.

Bugh, dia memukul pipiku
Bugh, aku membalasnya dengan sebuah pukulan di rahangnya

Dia langsung mengeluarkan sesuatu dari belakang tubuhnya, benda itu membuat mataku silau saat benda itu memantulkan cahaya. Sial. Samurai. Paling samurai murahan.

Dia mengarahkan benda itu ke kepalaku namun aku segera menghindar, aku langsung melemparkan pasir ke matanya
"Sial!"teriaknya

Dia mengucek matanya dan benda yang ia pegang langsung terjatuh di aspal, aku segera mengambilnya.

Aku menendang tubuh Cakra sampai dia tersungkur ke tanah dan aku mengarahkan samurai ke depan mukanya
"Gw sita benda ini, mayan juga"ujarku sambil tertawa kecil

Aku menonjok mukanya, lalu aku menendang kakinya. Saat, dia mulai keliatan tak berdaya aku langsung meninggalkannya dan berkumpul dengan yang lainnya.

Ternyata SMA Syahjar kalah

"Selamat untuk kita!"sorakku
"Selamat untuk SMA Garuda!"sorakku lagi dan meraka ikut bersorak sorak bahagia
"Rencana lu manteb Steff"puji Rizki
"Tadikan gw pake gagang sapu ya gw pukulin aja pantanya hahaha"ujar Rafka membuat kita tertawa
"Iya, gw kan pake ketapel tuh, kangen juga masa kecil, gw gituin aja pada ke kepalanya seakan buah mangga"ujar Andi membuat kita tertawa

Bugh

Aku merasakan pukulan keras di bahu kananku dan sedikit mengenai kepalaku itu cukup sakit, sepertinya itu sebuah katu

"Anjing!"teriak Rafka

Lalu entah apa yang terjadi, aku tidak bisa fokus, semuanya bayang bayang dan buram, badanku menjadi lemas, rasanya aku ingin jatuh.

"Stef Stef"panggil Rizki sambil membantuku untuk tidak terjatuh
"Ga-gapapa"ujarku melepaskan tangannya dari bahuku
"Anjing emang si Cakra, udah abis dia ama gw"ujar Rafka
"Mau kemana ni?"tanyaku
"Kemana apaan?"tanya Rizki
"Masa udah memang perang gak dirayain"ujarku
"Ohhh, ke cafe ayokkk"ajak Dika
"Biasanya Calvin cafe mana?"tanyaku
"Biasanya mah dia gak ikutan, kita kita doang, kan biasanya dia ke ade tercintahh"jawab Rizki sambil mengedipkan matanya
"Yaudah ke cafe yang biasa kalian aja"ujarku
"Yaudah ayo"

Kami langsung menaiki motornya masing masing menuju Cafe yang biasa mereka datangi.

***

Cute BadgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang