[08] Sesal

2.3K 125 12
                                    

[VotMen Please]

Bola mata hitam pria paruh baya itu menatap lekat ke layar leptop yang ada di atas mejanya. Memeriksa beberapa laporan keuangan yang baru saja diberikan oleh salah satu karyawan bagian keuangan. Tangan kanannya menekan mouse, menggeser kursor ke bawah layar memeriksanya dengan amat teliti.

Sesekali dia membenarkan posisi kacamatanya yang terasa kurang nyaman di pangkal hidungnya. Didepan pria itu, duduk pria muda dengan jantung berdegup. Takut-takut, laporan yang dia berikan kepada atasannya tidak memuaskan dirinya.

Senyum indah terukir diwajah tua itu, setelah memeriksa laporan secara keseluruhan membuatnya puas dengan laporan keuangan selama sebulan ini. Keuntunganya bertambah tiga kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya.

"Saya sama sekali tidak menyangka, kau baru bekerja dua bulan disini. Tapi, sudah memberikan laporan yang cukup memuaskan seperti ini" jeda sebentar, pria itu memijit-mijit dagunya sambil mengangguk-anggukan kepala seakan puas dengan hasil laporan yang tengah dia baca.

"Aku harap, kau bisa pertahankan laporan keuangan ini. Kalau perlu, untuk bulan-bulan berikutnya keuntungan kita akan bertambah lagi" sambungnya.

"Terima kasih Pak, saya akan usahakan untuk bulan kedepannya kita akan mendapatkan keuntungan lebih dari bulan ini" jawab karyawan tersebut.

Tok tok tok...

Suara ketukan pintu dari luar ruangan membuat dua pria itu menolehkan kepala ke asal suara.

"Permisi Pak, maaf mengganggu. Ada tamu mencari Bapak" ujar Maria kepada sang atasan.

"Siapa?" tanya sang atasan bernama Naufal.

"Bapak Roland"

"Oh... suruh dia masuk. Dan kau Edrick, tolong print laporan ini" Naufal memberikan laptop milik Edrick kepadanya dan secara halus meminta Edrick untuk keluar dari ruangannya. Edrick dan Maria berpamitan keluar secara bergantian kepada Naufal.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu Pak" Naufal hanya mengangguk sebagai jawaban.

❤❤❤

Sudah setengah hari ini Axel terus menatap layar LCD ponsel berlogo apple, setelah kejadian kemarin... dimana Axel menyamakan Vania dengan Angel, gadis itu tidak sekalipun menelponnya ataupun mengiriminya pesan. Apakah gadis itu marah kepadanya? Tentu saja... gadis mana yang tidak akan marah jika disamakan dengan gadis nakal yang suka merayu banyak pria? Dan.. itulah penyesalan terbesar yang Axel rasakan saat ini.

Sudah empat mata kuliah, dia tidak melihat Vania disekitarnya ataupun tidak berada didalam kelas. Dan selama empat mata kuliah itu, dirinya tidak berkonsetrasi dengan mata kuliah yang baru saja dijelaskan oleh beberapa dosen didepan kelas. Dirinya terus saja sibuk melihat ponsel yang tak kunjung juga berdering dari gadis yang sangat dia harapkan.

"Rin, sejak tadi aku tidak melihat Vania. Kemana dia? Apa dia tidak masuk?" tanya Axel kepada Rina yang duduk disebelahnya.

"Aku tidak tahu, bukankah selama ini dia terus mengikutimu? Seharusnya kau lebih tahu dariku" jawab Rini tanpa menoleh kepada Axel, sibuk memperhatikan penjelesan dosen didepan kelas.

"Dia tidak masuk hari ini. Tadi dia bbm gue, katanya sakit" Alfa yang duduk disebelah kiri Axel langsung menjawab pertanyaan Axel.

'Kenapa Vania bbm Alfa? Sejak kapan mereka dekat? Bukankah selama ini Vania mengikutiku terus? Seharusnya dia memberiku kabar, bukan kepada Alfa' bisik Axel dalam hati, menunjukkan raut wajah tidak suka dari Axel untuknya.

"Kenapa? Apa lo gak suka Vania bbm gue? Lo cemburu? Kalau memang lo cemburu dan menyukainya, tidak seharusnya lo menyamakan dia dengan Angel. Perlu lo ketahui, Angel dan Vania berbeda. Dan satu lagi... pria yang belakangan ini selalu antar jemput Vania itu adalah saudara sepupu dan Omnya" terang Alfa panjang lebar.

[01] Cinta Salah JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang