[24] Who are you?

2.5K 132 18
                                    

[VotMen Please]
Vote 20 => next chapt

"Bunga..." sekali lagi dia berusaha membangunkannya.

"Ax -" tiba-tiba saja Vania membuka matanya, mengerjapkan kedua matanya menyempurnakan penglihatannya kesekitar. "A... ada apa Mas?" tanpa disadarinya, setitik cairan bening menetes dari sudut matanya. Andai saja, Erza tidak mendengar Vania menyebutkan tiga nama dalam tidurnya, mungkin saja dia sudah menghapus tetesan air mata itu dari sudut matanya. Dan kini... dia menarik kembali tangan yang hampis saja menempel dipipinya.

"Tidak apa-apa, aku haus. Bisa kamu ambilkan minum?" ujar Erza asal, lalu menyandarkan punggungnya ke bahu tempat tidur. 'Vania, Bunga, Axel?? Ada apa dengan mereka?'

"Oh... baiklah, akan aku ambilkan..." Vania beranjak dari tempat tidur menuju dapur.

Sepeninggal Vania, Erza terus memikirkan tiga nama itu. Mencoba mengingat-ingat dimanakah dia pernah mendengar nama Vania selama ini? Nama itu terdengar tidak asing ditelinganya. "Axel... aku ingat, Vania adalah gadis yang selalu mengikuti Axel dan Vania adalah adik dari Bunga dan... diakah Vania? Bukan Bunga??" pria itu melirik sisi ranjang yang telah kosong, tempat dimana Vania selalu tertidur disebelahnya.

Tanpa berpikir dua kali, Erza meraih ponsel diatas meja sebelah tempat tidur hendak menelepon Axel yang jauh disana.

"Ada apa Kak Er? Kenapa malam-malam menelponku?" kata Axel dari seberang sana dengan suara seraknya sehabis tidur.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin bicara saja. Oh iya, bagaimana hubunganmu dengan Vania?"

"Hooaaammm, baik-baik saja Kak Er. Hanya saja... aku belum terbiasa dengan sifat barunya"

"Sifat baru? Apa maksudmu?"

"Seperti yang pernah aku katakan dulu, Vaniaku sangat kekanakan, cerewet dan bawel. Tapi, sekarang... dia lebih pendiam dan lebih dewasa."

'Pendiam dan dewasa, itu seperti Bunga. Sedangkan cerewet dan bawel...' bisik Erza dalam hati. Lalu menoleh ke arah pintu, terlihat Vania membawakan segelas air ke arahnya.

"Ini Mas," pria itu langsung meletakkan ponsel ke atas meja tanpa memutuskan sambungan telepon terlebih dahulu. Lalu, menenggak minuman yang ada ditangannya. "Mas telepon siapa malam-malam begini?" tanya Vania berjalan memutar ke ranjang sebelah.

"Oh... Ivan, asistenku" bohongnya. Tanpa dia sadari, seseorang yang ada dibalik sambungan telepon itu tengah mengerutkan kening mendengar suara gadis yang sangat dia kenal.

Vania mengangguk-ngangguk sambil bergumam oh... "Perlu apa lagi Mas? Kalau tidak ada, aku ingin tidur. Aku ngantuk sekali"

Hoaaaaammmm...

Satu tangan Vania menutup mulutnya yang tengah menguap menahan kantuk.

"Tidak ada, kamu boleh tidur" ujar Erza. Melihat tubuh Vania yang telah tertutup selimut tebal, dia kembali meraih ponselnya yang telah terputus dari ujung telepon sana.

Membuka salah satu aplikasi facebook di menu ponsel, mencari nama Axel dan mencari tahu tentang Vania. Seingat Erza, hubungan Axel dengan Vania sudah lebih baik dan ada kemungkinan kalau Axel mengunggah foto dirinya bersama Vania?

Deg!!

Untuk pertama kalinya dia melihat wajah yang sangat mirip dengan istrinya terpajang di akun facebook milik Axel. Memang, dia tahu kalau Bunga memiliki saudara kembar karena dulu sebelum mereka menikah dan sebelum Bunga pergi meninggalkannya, Bunga sempat menceritakan kalau dia memiliki adik kembar bernama Vania dan dia sangat menyayanginya. Tapi, selama Bunga menceritakan tentang Vania, gadis itu tidak pernah sekalipun memberitahukan foto tentang Vania. Dia hanya bercerita kalau Vania sangat kekanak-kanakkan dan manja kepada seluruh keluarganya.

[01] Cinta Salah JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang