[15] Aku Vania

2.2K 113 4
                                    

[VotMen Please]

"Kita bertukar tempat. Aku jadi kamu, kamu jadi aku"

"Maksud Kakak?" Vania menegakkan posisi duduknya di sofa kamar menghadap Bunga yang hanya berjarak beberapa meter darinya duduk diatas tempat tidur.

Bunga beranjak dari posisinya, berjalan mendekati Vania dan duduk disebelahnya. Dia menarik nafas sebentar, sebelum melanjutkan perkataannya. "Kita bertukar tempat Vania. Kamu jadi aku, aku jadi kamu. Gantikan aku untuk menerima perjodohan yang ditentukan oleh Papi sebagai Bunga, bukan sebagai Vania."

"Apa? Maksud kakak... aku berpura-pura menjadi Kakak, menerima perjodohan itu dan menikah dengan pria pilihan Papi sebagai Kak Bunga?" Vania duduk menyamping, terlihat anggukan kepala dari Bunga. Anggukan penuh harapan kepada Vania untuk menggantikan dirinya.

"Jadi, intinya... Kak Bunga tidak setuju dengan perjodohan itu?"

"Benar, aku tidak setuju dengan perjodohan itu"

"Kenapa Kakak tidak mengatakannya kepada Papi, kalau Kakak menolaknya?"

"Tidak mungkin Vania. Kamu tahu kan? Aku sangat menyayangi Papi dan Mami... aku tidak ingin mengecewakan mereka. Menolak perjodohan itu, akan membuat Papi kecewa..."

"Kalau Kakak tidak ingin mengecewakan Papi, kenapa kakak tidak menerima perjodohan itu?"

"Kalau aku tidak mencintai pria lain, aku bisa saja menerima perjodohan itu. Tapi... aku mencintai pria lain... aku tidak mungkin meninggalkannya..."

"Nah... itu dia, kalau Kakak sudah memiliki kekasih kenapa tidak pertemukan saja dengan Papi? Papi pasti mengerti. Bukankah Papi bilang, perjodohan akan batal kalau Kak Bunga memiliki kekasih?" Bunga terdiam sebentar. Memikirkan perkataan Vania. Sudah berulang kali dia meminta Erza untuk menemui kedua orangtuanya, tapi pria itu selalu menolaknya dengan bermacam-macam alasan.

"Aku sudah melakukannya Vania. Berulang kali aku memintanya untuk menemui Papi dan Mami, tapi dia selalu menolaknya dengan bermacam alasan... jadi, aku mengambil keputusan agar kita bertukar tempat, bertukar identitas untuk hari ini dan selamanya. Kamu jadi aku, aku jadi kamu. Menikah dengan pria pilihan Papi atas namaku..." pinta Bunga penuh harap.

Vania mengggeleng lemah, "Gak Kak. Aku gak mau menikah dengan pria yang tidak aku kenal, apalagi... menikah menggunakan identitas orang lain. Pernikahan itu bukan main-main Kak..." Vania bangkit dari posisinya, menepis tangan Bunga yang berusaha meraihnya. Berjalan cepat keluar kamar meninggalkan Bunga yang berusaha menyusulnya.

"Vania, aku mohon... please..." Bunga terus mengejar Vania yang telah keluar kamar.

"Aku bilang gak ya gak Kak... bagaimana kalau Papi Mami tahu? Mereka pasti kecewa padaku Kak..."

"Mereka tidak akan tahu jika kita berdua tidak mengatakannya kepada siapapun Van..." Bunga sedikit berteriak sebelum dia berhasil mensejajarkan langkah kakinya dengan Vania.

Tidak menghiraukan permintaan Bunga, Vania terus berjalan cepat masih berusaha menjauhi Bunga yang mencoba mendekatinya. Langkah kakinya mulai menuruni anak tangga dengan cepat, secara kasar Vania menepis tangan Bunga yang telah berhasil meraih lengan Vania.

"Vania aku - " karena ketidak seimbangannnya dalam melangkah, salah satu gadis di antara mereka tergelincir anak tangga hingga terjatuh terguling. "Kak Bungaaaa!!"

BRUUUKKK

Dirinya terjatuh di bawah anak tangga, kepalanya membentur bagian sisi tajam salah satu anak tangga sehingga sedikit demi sedikit cairan merah mengalir dari bagian kepala belakang.

[01] Cinta Salah JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang