[25] Kembali

2.5K 132 25
                                    

[VotMen Please]
30 Vote => Next Chapt

"Siapa kamu?" ujar Axel akhirnya, setelah yakin gadis yang ada didekatnya bukanlah Vania.

Gadis itu mengangkat wajahnya, melihat mata kelam Axel yang tengah menatapnya dengan tatapan tidak suka.

Tidak ada jawaban yang diterima oleh Axel, kedua mata mereka saling menatap satu sama lain. Tidak ada keterkejutan sama sekali dari Bunga, saat pria itu menanyakan dirinya. Gadis itu kembali kepada kegiatannya, menundukkan wajahnya dan mengerjakan tugas tanpa ada niatan untuk menjawab pertanyaan Axel.

"Bunga Clarissa Reynand"

Degh!!

Tluk

Tanpa sengaja, pulpen yang dia pegang saat itu terjatuh begitu saja dari tangannya. Bunga sama sekali tidak menyangka kalau Axel akan mengetahui siapa dirinya. "Kenapa kamu menyebut nama Kakakku? Aku kira, kamu tidak akan mengingat kakakku" kata Bunga berusaha tenang seraya mengambil pulpen yang terjatuh tidak jauh darinya.

Sreeettt

Secara kasar, Axel menarik tangan kanan Bunga membuat gadis itu berdiri berhadapan dengannya, sehingga pulpen yang baru saja Bunga ambil terjatuh kembali dari tangannya.

"Sudahlah, tidak usah berpura-pura lagi. Aku tahu siapa kamu, kamu bukan Vania!! Tapi, Bunga!! Bunga Clarissa Reynand!! Benar kan??"

"Awww... sakit..." Bunga mengaduh kesakitan, berusaha melepaskan cengkraman tangan Axel yang mencengkram lengannya dengan sangat kencang. Tetapi, pria itu mengabaikan rengekan Bunga. Dia tidak perduli dengan rengekan Bunga saat itu, baginya yang dia perdulikan saat itu adalah jawaban darinya!!

"JAWAB!! KAMU BUNGA KAN??!!" bentaknya sambil mengencangkan cengkraman tangannya pada pergelangan lengan Bunga.

"Da... dari mana kamu ta... tahu? Apa Kak Aldo yang memberitahumu? Atau Al... Alfa memberitahukanmu?" tanya Bunga terbata-bata menahan sakit dipergelangan tangannya.

Sraakkk!!

Axel melempar Bunga begitu saja, hingga gadis itu terjatuh dikursi. "Awww..."

"Jadi benar, kamu bukan Vania. Dan selama ini... dengan bodohnya aku percaya dengan semua kata-katamu" Axel tersenyum kecut melihat Bunga yang merengek kesakitan sambil mengusap pergelangan tangannya yang memerah akibat ulahnya.

"Hik... hik... hik... maafkan aku Axel, ini semua bukan kemauanku. Tapi... Vania yang memintaku untuk bertukar posisi... hik hik hik..." Bunga menangis tersedu-sedu mencoba menarik simpatiknya dan berharap Axel berada dipihaknya, tidak seperti Revaldo dan Alfa yang terang-terangan berada dipihak Vania.

"Apa maksud kamu? Vania memintamu untuk bertukar posisi? Hahaha... apa kamu pikir aku akan percaya dengan kata-katamu? Setelah kamu membohongiku selama ini?" katanya.

"Tapi, itu benar Axel. Vania yang memintaku untuk bertukar posisi... hikhikhik..." sekali lagi, Bunga berusaha meyakinkan Axel yang telah duduk disampingnya.

"Baiklah, jika yang kamu katakan itu benar. Lalu, apa alasan Vania memintamu untuk bertukar posisi?"

"Itu karena... karena... dia mencintai kekasihku..." ujar Bunga asal, tidak menemukan alasan lain.

"Hahahah... kamu tahu? Itu alasan yang tidak masuk akal. Vania sangat mencintaiku, bagaimana mungkin dia mencintai kekasihmu?" pria itu tertawa hambar mendengar alasan yang baru saja dilontarkan oleh Bunga.

"Tapi, itulah kenyataannya Axel. Aku sangat mencintai kekasihku, Papi ingin menikahkanku dengannya. Tapi... Aku melihat Vania sepertinya mencintai kekasihku, dia selalu bercerita tentangnya dengan semangat dan ceria. Hingga akhirnya aku tahu, kalau dia mencintai kekasihku dan memintaku untuk bertukar tempat. hik... hik... hik..."

[01] Cinta Salah JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang