Bagian 4.

905 53 0
                                    

Terbenamnya matahari.
Aku, fatimah azahra.
aku bermimpi saat itu. Menjadi seseorang desainer terkenal, bisa mewakili Indonesia, desain bajuku desain hijab yang sangat indah, kapan itu akan terjadi?

Berdiri tepat di pintu pak Dika. Kakiku membisu terdiam. Ku melihat jendela yang terbuka lebar, matahari sebentar lagi akan tidur. Langit berubah warna menjadi jingga.
Hatiku berdegup kencang. Apakah desain ku akan bagus? Hati kecilku berkata tidak pasti. Pertanda apakah ini?

Aku perlahan untuk membuka pintu coklat yang tepat ada dihadapanku.
Aku langsung menghapiri pak Dika yang sedang asik dengan hpnya.

Assalamualaikum
"Pak maaf, ini desain bju dan kursi goyang yang saya buat." Ujarku

"Kenapa harus Kursi goyang? Dan hijab?" Tanyanya.

Degg

"Hijab itu wajib digunakan semua wanita. Dan untuk menjaga auratnya pak. Dan jika kursi goyang ia akan mempermudah ibu menyusui. Dan ini karya saya." Jelasku

"Kenapa kamu tidak memilih desain seperti ana? Tidak hijab tapi ia sangat unik. Dan jika kursi goyang modelnya bukan seperti yang saya inginkan. "

"Tapi pak sa-"

"Maaf saya tidak terlalu minat untuk menjadikan baju dan Mungkin ada dosen yang pantas dan karyamu pasti akan bagus tapi saya sudah memilih ana. Trimakasih zahra. Atas karyamu smoga berhasil." Ujar pak Dika sambil memberi kembali karya dikertasku.

Aku keluar dari ruangan ini dengan hati yang sangat panas. Dengan kekecewaan yang baruku awali sudah gagal.

"Tapi zahra saya punya rekan. Mungkin dia bisa membantu. Tapi ia blom menjadi dosen. Hanya sebatas mahasiswa tapi ia juga sangat berbakat. Mungkin saja kamu bisa belajar darinya."

Aku membalikan badan dan kakiku seolah olah bisu. Hanya terdiam.

"Kamu hampiri saja. Daniel dari jurusan hukum, dia anak dari teman papa saya zah dan siapa tau dia akan membantu kamu."

"E-e trimakasih pak." Aku langsung pergi dan berhenti tepat di tangga. Apa kata hati kecilku benar. Allah tidak akan mengubah suatu kaum jika ia tidak berusaha.
Mungkin aku kurang dalam usahaku. Dan aku harus berusaha lebih giat lagi.

***
Daniel POV.

Gadis itu menepuk jidatnya. Saat gue meliriknya. Ia sepertinya gagal untuk mendapatkan buku yang ingin ia ambil di perpustakaan. Gadis itu sepertinya gue kenal. Memakai jilbab berwarna hijau dan mengendong tas hitam bermotif bunga bunga ia sangat kesulitan untuk mengambil bukunya. Sampai dia melompat lompat tapi tetap saja tidak mendapatkan bukunya. Gue mendekati gadis itu. Dan mengambilkannya buku super tebal itu.

"Nih."
Dia ngelirik gue. Ternyata zahra.

"Ma-makasih." Jawabnya.

Gue langsung melangkahkan kaki gue untuk keluar tapi-

"Daniel?" Dia memanggil nama gue.

"Ya?" Secepatnya gue langsung berbalik badan.

"Lo daniel kan?" Tanyanya

"Iya. Yang pas itu lo nabrak gue baju gue dangkal kena coklat lu."

"Gini gue mau-"

Tringgg.
Pak dika calling..

Pak dika : halo?

Daniel : ya? Ada apa pak?

Pak dika : saya nitip zahra ya. Kamu kenal kan? Saya suruh dia untuk belajar denganmu tentang Desain yang lbih unik lagi untuk karyanya.

Daniel : ya.

Pak dika : trimakasih Daniel.

Tutt. Pak dika mematikan ponselnya.

"Nanti siang lo kerumah gue. Buat ngasih tau. Dan belajar sma gue. Ini disuruh dari pak dika." Gue menatap gadis itu. Tapi gadis itu gak sedikitpun menaikan kepalanya. Hanya tertunduk bisu.

"Oke." Diapun cabut menemui rika yang sedang menunggunya di depan gerbang.

Hehe masih tahap belajar nih. Jangan lupa tinggalin jejak
#tbc

Fatimah AzahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang