Handponeku bergetar
Zahra, daniel gak bisa tertolong karena memang ini adalah yang terbaik. Mohon maaf kami temannya gak bisa buat jaga dia buat kamu. Yang kuat zahra, sekarang kami akan pulang. Tapi untuk jenazah daniel akan segera dikirmkan ke indonesia.
13;00 PmTerimakasih infonya.
13;10 pmBenar, aku harus mengikhlaskannnya. Ini adalah yang terbaik. Dan akan menjadi yang terbaik.
Retak? Pasti tapi apa lagi yang harus ku perbuat? Tak bisa pula untuk mengubah takdir. Sangat tidak bisa.
**
Kami membatalkan segalanya. Dari pernikahan, tenda, mekup dan segalanya kami batalkan. Entah hatiku sehancur apa sekarang, entah sampai kapan akan terus menjadi kepingan kaca yang retak. Aku terbuai oleh kehancuran yang ada dalam hatiku. Fitrah cinta ada karena Daniel, aku bisa mengenal apa itu khawatir yang berlebih, apa itu takut kehilangan, apa itu menunggu dan merasakan fitrah cinta karena sang pemberi cinta itu.
Saat aku membuka lemari, sekilas hanya ingin melihat selembar desain yang kubuat. Aku sangat rindu akan memerhatikan dari jauh daniel saat sibuk dengan laptopnya, sibuk akan gambaran dan kritikannya yang aka ia lontarkan kepadaku dan segalanya. Dari berpuluh lembar yang ku buka aku hanya terfokus dengan sebuah kertas berwarna kuning. Aku belum pernah lihat kertas itu. Dan sangat penasaran dengan isi yang ada di dalam.
Aku buka perlahan.
Jika bulan dan matahari tak bersatu, apakakah mereka juga akan tak bahagia? Sepertinya mereka bahagia
Perpisahan adalah suatu hal yang menakjubkan.
Perpisahan bukanlah suatu hal yang menyakitkan.
Karena dibalik itu semua pasti ada makna yang tersirat.
Jika takdir sudah memikat, seberat apapun perpisahan pasti akan bersama jua suatu saat nanti. Hai kamu apakah aku harus mencintamu seperti ali? Yang mencintaimu dalam diam? Sanggupkah? Entahlah.
Menurutku aku tidak mampu seperti Ali, aku juga tak mampu seperti kisah lainnya yang mengagunkan itu. Tapi aku yakin jika aku bisa membuatmu senang dan tunggu waktu itu datang. Zahra.
Aku langsung memeluk surat itu. Tetesan air mata tak bisa terbendung ku pendam, aku menangis dan terus menangis. Sepertinya aku memeluk kaktus yang kau berikan. Sakit karena duri yang tanaman itu punya telah tertancapkan dengan perlahan.
Menyakitkan bukan? Mencintai seseorang yang kini raga dan jiwanya entah kemana. Pantaskah ku melawan takdir?
Aku kemudian keluar dan refleks masih membawa surat tersebut ke luar dan melihat seluruh tenda dan baju pengantinku dibawa dan kembali disusun rapih.
Aku melihat semuanya dirubuhkan, bunga yang terhias di atas kursi pengantin sebagai hiasan kembali dicabuti yang sebenarnya hanya tinggal setengah untuk selesai dibuat. Semua tampak hancur.
"Jangankan aku, ibu dan seluruhnya merasakan kesenduan seketika karena calon yang aku tunggu kini entah kemana." Aku melihat sekeliling dengan ekor mata dengan kelopak mata yang tampak sangat sayu sekali sambil membawa surat yang ada ditanganku.
"Kau tahu? Disini sangat sunyi, disini hancur, disini sendu."
"Semua menghilang."
"Semu-" cakapku terpotong.
"Semua akan baik baik saja dan akan ada yang terbaik." Kata ibuku memotong omonganku sendiri. Ya benar sekali dia adalah wanita terhebat dan tersabar yang selalu ada menemaniku.
"Kita ga boleh ngeluh gtu aja karena takdir, karena pada dasarnya Allah telah merancang takdir semuanya dan ini adalah takdir yang telah Ia buat untuk umatnya zahra." Kata Ibu sambil memelukku.
"Jadi, jika ini yang terbaik kenapa hidupku menjadi sendu bu?" Kataku, mungkin ibu kecewa dengan perkataanku yang sangat asal jeplak dan tidak berfikir maju.
Ibu melepas pelukannya. "Zahra sayang dengar ibu."
Aku menatapnya. Mungkin ibu sekarang sangat kasihan dengan anaknya ini karena memilki mata yang amat sangat sayu karena hampir setiap hari menangis.
"Semua orang memiliki takdirnya masing masing. Semua termasuk ibu. Jadi sekarang syukuri apa yang ada dan berpikir maju agar zahra menjadi orang yang kuat dan bijaksana." Ibu memegangi lenganku dan juga mengusap air mata yang jatuh dengan sendirinya walaupun ibu melihat aku tersenyum sendu.
***
Banyak sekali pesan dan email masuk ke dalam handponeku. Handponeku terus bergetar. Aku sengaja tidak ingin membuka handpone karena malas dan ingin membiasakan diri agar mulai untuk tidak khawatir terhadap keadaanya, membiasakan untuk tidak peduli tentang segala hal, membiasakan untuk terus menjalankan kehidupan seperti dulu lagi.
"Zahra!" Kata kakaku yang pertama lalu ia langsung saja masuk kedalam kamaku.
"Kenapa kak?" Aku langsung duduk dengan lemas dan juga malas.
"Cepat buka handpone mu!" Dengan cepat kakaku mencari handponeku.
"Kamu ini terlalu negatife tentang takdir yang Allah buat zah! Jangan seperti ini." Kaka mengambil handponeku yang berada di meja belajar dan langsung memperlihatkan pesan dari teman daniel.
Banyak sekali pesan tapi hanya satu orang yang ku tuju.
Zahra ada kabar baik!
17;00 pmZahra daniel kembali hidup karena organ vitalnya masih bergerak, tapi ia masih kritis. Tapi bersyukurlah Allah masih ingin menyatukan kalian!
17;10 pmZahra semoga dia akan kembali dengan sehat! Disana tetaplah berdoa.
17;20 pmZahra Allah memiliki hal yang hebat diluar dugaan manusia! Bersukurlah
17;30 pmzahra akan ku kabari lagi!
17; 40 pmAku kaget bukan kepalang saat membacanya, hal yang menakjubkan ada dan terjadi, semoga ini bukanlah mimpiku!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azahra
SpiritualTim author : Milaanisah Cinta dalam diam. Status : Tahap Perbaikan (Revisi) Copyright 2017 By Milaanisah.