Hari sudah semakin malam. Tapi aku masih terjaga hingga sekarang. Apakah kalian tahu aku baru sekarang merasakan cemburu yang berkobar dimana mana. Tapi, aku seharusnya sadar. Bahwa Allah telah mempersiapkan suatu hal yang indah nanti.
Tepat pukul 12.00 aku tertidur dan segera ke Alam mimpi.
"Nak kemari." Sambut ayah mendekatiku yang sedang termangu di ayunan taman.
"Ada apa?"
"Ayah ingin bertanya tentang perasaanmu."
"Untuk apa?"
"Ayah mengettahui jika kamu menyukai Dek daniel. Jangan berbohong."
"Ayah kenapa?"
"Ayah tidak apa. Ayah akan bilang dengan dia untuk segera melamarmu." Ayah tersenyum
"Tapi untuk apa yah?" Dan ayah semakin lama semakin memudar. Ya Allah, Ayah kemana? Ayah belum sempat menjawab pertanyaannya.
Astagfirullah. Ini mimpi. Aku terbangun dan segera duduk
Aku terbangun dari tidurku. Mimpi itu seperti nyata dan ada. Lagi lagi aku mulai bermimpi yang aneh.
Dengan cepat aku ke kamar mandi dan segera berwudhu. Aku ingin segera sholat tahajud dan berserah diri kepadaNya.
Setelah sholat aku memulai berdoa. "Ya Allah jika memang dia Jodohku dekatkanlah kepadaku dan berilah jalan bersama kepada kami. Tapi jika memang tidak aku mohon jauhkanlah yaRabb. Ya Allah aku ingin mendapatkan Jodoh pilihanMu. Dan aku percaya jika aku dan dia ditakdirkan bersama dan memang dia Jodohku. Aku yakin suatu saat nanti aku akan menikah dengannya. Amin.."
*
Pagi hari yang kelabu. Membuat htiku menjadi biru. Kau tau Kenapa? Karena mimpiku. Sungguh aku tau seharusnya aku bersifat biasa saja menanggapi mimpi semalam. Tapi ada perihal mimpi yang membuatku tidak bisa melupakan kejadian itu.Kringg!!..
Zahra: halo assalamualaikum?No name : walaikum salam.
Zahra apa kabar?Zahra : ini siapa?
No name : alvaro.
Zahra : oh alvaro. Alhamdulillah baik. Kamu sendiri?
No name : alhamdulillah baik juga. Hem zahra bisa nanti siang bertemu dirumah mu?
Zahra : mungkin sore saat aku membuat skripsi
No name : yasudah. Maaf ganggu.
Zahra: tidak apa. Aku sedang di bis sekarng.
No name : yasudah. Assalamualaikum
Zahra : walaikum salam
Alvaro menelponku dengan mendadak. Dan dia mengajak bertemu denganku dirumah? Untuk apa begitu? Tapi tidak apa. Mungkin hanya ingin bertamu dan menjalin silatirahmi saja.
*
Setelah sampai kampus. Aku segera menuju kelas dengan berjalan cepat.Saat tepat di pintu kelas aku bertemu dengan daniel. Ya Allah mukanya sangat kusut dan ada luka di pelipisnya. Ada apa dia? Sungguh aku menjadi kasihan dan sangat khawatir. Tapi aku tetap diam dan seolal olah biasa saja dan segera masuk ke dalam kelas.
"Zahra!!" Teriak anzani menghentikanku.
"Ada apa?"
"kamu kemarin menangis?" Anzani masih memegani tanganku erat.
"tidak. I okey." Aku tersenyum.
"Yasudah. Semangat! Aku ingin ke kelas dulu. Assalamualaikum." Azanipun segera keluar dari kelasku.
"Walaikum salam."
***
Senja kini mulai berubah berwarna gelap. Aku tahu penyebabnya apa. Pasti penyebabnya adalah awan hitam pekat yang datang.Aku duduk dibangku teras sambil memandang orang lewat yang berlalu lalang. Tapi setelah penungguan yang terlalu lama. Hujan besar telah datang. Angin yang cukup kencangpun berdatangan.
"Nak masuk!" Teriak ayah
"ya."
"Kamu menunggu seseorang?"
"Iya. Temanku ingi kesini."
"Siapa?"
"Alvaro yah."jawabku lesu.
"Dek alvaro? Teman kecilmu kan? Sekaligus teman ayah juga." Ayah tersenyum girang.
"Iy betul sekali."
Tok tok tok! Bunyi pintu sudah terdengar. Filling ku mengatakan alvaro. Ku buka pintu dan menemui alvaro yang basah kuyup.
"Yaampun. Masuk."
"Maksih." Alvaro tersenyum dam masuk kedalam rumahku.
"Dek varo kehujanan? Yasudah ayah antar ke kamar mandi sambil pakai saja baju ayah." Kata ayah berdiri
"Tidak usah, nanti merepotkan." Alvaro terlihat sangat menggigil
"Sudah ikuti perintah bapak." Ayah menghampiri alvaro dan segera ke dalam kamar mandi agar segera mengganti baju yang basah itu.
"Maksih pak." Alvaro mengikuti perintah ayah.
Setelah itu. Alvaro duduk di sofa kami dan memakai baju koko milik ayah. "Dek varo kesini mau apa? Sampai kehujanan seperti ini."
"Ada sesuatu hal yang serius ingin aku sampaikan." Alvaro memandang ayah sambil tersenyum.
Suatu hal serius? Apa itu?
"Yasudah, bicarakannya nanti saja. Zahra buatkan teh hangat." Sambung ibu agar aku segera beranjak dari duduk dan segera membuat teh hangat untuk alvaro
"Jadi merepotkan saya bu." Alvaro masih menjaga senyumannya
"Tidak apa nak. Kamu juga anak teman ayahnya zahra."
Aku membuat teh hangat. Dan sedikit mendengar pembicaran mereka yang tidak lepas dari tawa sang ayah. Aku sedikit mencuri curi tatapan alvaro yang sangat serius.
"Diminum dulu." Kataku menarih teh di meja
"Iya makasih."
"Tadi ingin bicara apa ya?" Lanjut ayah memulai obrolan serius
"Begini pak. Saya ingin melamar Dek Zahra." Jawab alvaro dengan lantang dan senyuman yang masih terjaga itu.
Seketika suara petir menggelegar tiba tiba. hingga aku kaget bukan kepalang. Antara kaget mendengar perkataan Alvaro dan juga petir yang sangat menyeramkan.
"Hem, bagaimana dek?" Tanya ibu dengan raut wajah yang serius.
"Ibu akan selalu dukung keputusanmu."
Aku terdiam beku.
Ya Allah, apa yang aku jawab nanti?
****
Assalamualikum😉 Gimana ceritanya? Memuaskan tidak? Tebak apa zahra bakal terima atau tidak? Tunggu next bagian. Terimakasih😍

KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azahra
SpiritualeTim author : Milaanisah Cinta dalam diam. Status : Tahap Perbaikan (Revisi) Copyright 2017 By Milaanisah.