Sungguh wanita mampu menyembunyikan cintanya selama 40tahun. Namun tak sanggup menyembunyikan rasa cemburunya meski sesaat
- Ali bin abi thalib -**
Setelah selesai bermain bersama ponakanku dan juga ditemani dengan daniel. Aku dan siska akhirnya pulang dengan bergandengan tangan.
Hari semakin lama semakin larut. Tapi kakaku masih tetap disini. Entah apa niat mereka. Tapi intinya aku senang bisa berkumpul bersama kembali.
"Dek kamu sudah membuat skripsi? Ini semester akhirmu kan?" Tanya kaka pertamaku.
"Masih belum. Mungkin nanti saat aku sudah dinilai tentang baju desain ku bersama daniel." Jawabku sambil menghampiri siska yang sedang asik menonton acara televisi.
"Oh begitu. Tapi dek, kamu tahu dengan alvaro?"
"Alvaro?" Otakku mulai berfikir tentang alvaro
"Iya, teman kecilmu."
"Memang ada apa?"
"Dia tetangga dengan kaka. Dan dia ingin melamar kamu."
"Ha?" Sungguh. Ini membuatku kaget. Aku terdiam beku mendengar perkataan kakaku.
"Kamu kenapa?"
"E-eengak apa."
"Kamu tidak senang? Dia temanmu kecil. Pasti kamu tahu. Dan baguslah jika dia berani mempunyai niat seperti itu?" Kakaku melirik wajahku yang terlihat super kaget dan tegang.
"Tapi, nanti akan zahra pikirkan ka."
"Saat dia bilang seperti itu. Terlihat ekspresinya sangat serius. Tapi kaka jawab. Lebih baik langsung datang ke rumah dan langsung membicarakannya dengan serius disini."
"Apa sekarang?" Tanyaku dengan nada yang cukup rendah dan kepala yang tak berani melihat kaka
"Tidak, mungkin nanti saat dia sudah selesai skripsi. Kamu tahukan keluarga mereka seperti apa? Pasti kamu senang." Kaka mengelus kepalaku dengan pelan. Hingga aku berani melihat wajahnya yang kini sedang tersenyum.
Ya Allah tapi aku sepertinya mencintai Daniel.
***
Pagi hari yang sunyi membuat hatiku sukses menjadi mood yang ancur. Gak selamanya akan indah kan. Aku juga tahu Allah slalu bisa membolak balikan hati seseorang.
Dengan lemas aku memasuki kampus walaupun tidak dengan sebuah es krim coklat yang nikmat itu.
"Hai zahra!" Teriak anzani menghampiriku. "Kamu kenapa?"
"Tak apa ni." Aku tersenyum kepadanya.
"Yasudah, semangat kuliahnya! Btw lo udah ngasih hasil desain kamu ke dosenmu?"
"Belum. Mungkin lusa."
"Terus kamu kapan membuat skripsimu? Ini semester akhir zahra."
"Sehabis membuat desain baju. Aku akan langsung membuat skripsi. Aku duluan ya assalamualaikum." Kataku langsung pergi. Maaf anzani aku jadi terlihat dingin kepadamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azahra
SpiritualTim author : Milaanisah Cinta dalam diam. Status : Tahap Perbaikan (Revisi) Copyright 2017 By Milaanisah.