Bagian Dua.
"Kak. Gue mau latihan nanti gue pake!" Ujar lelaki yang sedang menatap wajah ka dinda.
"Eh lo? Gue mau nganterin junior kaka dulu bentar!" Langsung mengemudi mobilnya.
"Duh segala disebutin ishh
Plis plis jangan nengok ke belakang." Doaku dalam hati. Raut wajahku tlah memerah. Kakiku bergetar. Dan ku dari tadi menundukan kepalaku. Aku memang seperti ini. Slalu panik jika ada masalah spele. Apalagi menyangkut paut dengan senior. Aku pasti slalu panik. Lebih panik saat ku terjatuh. Pikiranku sudah yang engga engga."Yaudah gue turun nanti kelamaan lagi!" Ujar lelaki itu
"Trus mau bareng siapa?" Tanya ka dinda
"Nebeng lah!"
"Kirain mau naik angkutan biru. Hahaha" ledek ka dinda dengan tertawa yang menyindir.
"Serah lo!" Lelaki itu langsung keluar dari mobil dan mendorong pintu mobil dengan keras.
Sempat ku melirik di kaca mobil. Sepertinya ia sedang memerhatikanku dari jauh. Tak tahu apa yang ia pikirkan sekarang? Tapi sepertinya ia menatapku dengan tatapan yang tajam membuat jantung ini berdetak tidak beraturan lagi.
"Duhh zahraaa!!gapenting" gerutuku dalam batin. Membuat ekpresi wajahku panik. Wajahku mulai memucat. Dan mengerutkan alisku dan sempat ku memukul mukul tnganku."Kok bengong?"tanya ka dinda. Serontak membuat ku kaget.
"E-eenga papa" sambil tersenyum. Tetap saja hati ini tetap merasa bingung. Jantung berdetak tak beraturan.
***
"Makasih ka." Ujarku sambil melambaikan tangan ke atas."Iya. Nanti kapan kapan kaka main."
"Oke." Ku membentukan jariku seperti huruf O menandakan jika bahwa. Oke. Dengan senyuman samar di mulutku.
Aku langsung bergegas masuk ke kamar dan membersihkan diri dan juga tak lupa aku solat zuhur. Hari ini hari yang sangat penuh misteri! Hari yang slalu mengagetkan ku dengan kemunculan lelaki itu.
"Nakk kalo makan ambil aja ditempatnya ya? Mama mau berangat kerja lagi" teriakan mamaku dari kejauhan terdengar keras ditelingaku.
"Yama."Aku tinggal sendiri disini. Maklum aku anak ke terakhir dari 3 bersaudara. Kakaku yg pertama sudah tinggal dengan suaminya di jogja. Sedangkan kakaku yang ke 2 tinggal di perumahan dekat jakarta selatan. Dan aku? Termasuk anak terakhir yang slalu dimanja. Sesaat kecilpun hanya aku yang sangat sangat dimanja dibandikan kaka kakaku. Ayahku slalu bercerita tentang dunia dongeng. Cerita peri yang bisa melawan raksasa tangguh. Masih trus ku ingat dan ku simpan bukunya. Dan kata ayahku "andai peri itu berhijab pasti lebih cantik." Terpikir olehku untuk menggambar desain desain hijab. Waktu kecil waktu yang slalu ber imajinasi yang aneh aneh. Gambar gambar desain hijab untuk peri juga masih aku simpan. Masih tertata rapih di lemari belajarku. Lemari pink yang sederhana. Apa ayah masih ingat ya tentang itu?
*******
"Niel woy!" Teriakan reynol yang sangat keras. Membuat seisi lapangan tertuju ke reynol.
"Apasi ganggu aja!" Jawab daniel.Disana reynol dan daniel sedang asik bermain sedangkan cewe cewe fans fanatik daniel setia disana siap sedia membawa air botol. Padahal daniel slalu tidak memperdulikan mereka. Apalagi disana hanya ada senior senior zahra. Seperti Ainda, senior tercantik di kampus. Cewe paling hits. Dan amara. Cewe paling hits ngelebihin ainda. Tapi ia tergolong cewe paling banyak mantan(sebagai koleksi) dan ia sedang mengincar daniel buat jadiin dia pacar.
"Niel kasian tuh fanslu!" Ledek reynol.
"Biarin aja!"
"Lo.tuh maunya apa coba? Dikasih cewe cantik kya gtu malah gamau? Dikasih yg jelek mau kali ya?" Menatap daniel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azahra
EspiritualTim author : Milaanisah Cinta dalam diam. Status : Tahap Perbaikan (Revisi) Copyright 2017 By Milaanisah.