Ketika kalian berpendapat bahwa takdir itu adalah buruk, itu salah. Karena pada dasarnya Allah adalah penulis hebat dan yang terhebat. Jika pandangan manusia buruk tentang naskah yang telah dibuat, tapi tidak untuk pandanganNya. Pasti ada hikmah dibalik semuanya, dan juga yang terbaik. Itu pasti.
"Assalamualaikum?" Ucapku dengan bibir bergetar, tak percaya.
"Waalaikum salam." Jawab daniel dengan ramah. "Apa kabarmu zahra?" Lanjutnya
"Baik baik saja."
"Telfon dari palestina ke indonesia cukup mahal loh." Ujar daniel ingin membuatku tampak tak khawatir tentangnya.
"Hahaha biar saja."
"Kamu jaga baik baik disana, besok aku akan pulang."
"I-iiya."
"Setelah aku pulang, izinkan aku untuk menjadikanmu istri yang baik, jika kita berjodoh pasti akan terwujud suatu saat nanti." Daniel tersenyum, tapi aku tetap tidak bisa melihat senyuman samarnya itu.
"Jaga baik baik."
"Pasti."
"Zahra?"
"Ya?"
"Jika suatu saat kita memang tak berjodoh bagaimana?"
"Aku tidak percaya."
"Kenapa?"
"Kok bertanya?"
"Yaa, hanya memastikan."
"Jangan bercakap aneh niel, semoga kamu cepat untuk kembali dan menjalankan tugasmu ikhlas karena Allah ya."
"Iya zahra." Daniel tersenyum ikhlas.
"Zahraa, terima kasih telah menjaga." Lanjutnya.
"Itu sudah tanggung jawabku."
"Maaf jika selama ini aku bersikap dingin saat dulu."
"Yang terpentingkan saat ini, jadikan massa lalu adalah pembelajaran yang terbaik bukan?"
"Pintar ya."
"Hahaha."
"Kamu tidak ngantuk?" Tanya daniel, serontak zahra tersenyum kembali. Seakan lampion di hidupnya kembali lagi bersinar setelah redup karema daniel pergi.
"Tidak."
"Pasti disana sudah larut."
"Tidak."
"Hmm yasudah, asalkan jangan terlalu larut tidurnya nanti menjadi hal biasa, bahaya."
"Iya iya."
"Aku senang bisa kembali mendengar suaramu."
"Karena aku takut jika suatu saat nanti aku tidak mendengar kebawelanmu lagi. Kenapa aku jadi alay ya?"
"Hahaha alay. Jangan ngaco deh."
"Gimana sudah siap semua? H - 7 loh, disini sangat siap jika kamu mau tahu."
"Sudah."
"Tidur sana, sudah larut aku tahu."
Aku tersenyum mendengar hal itu. "Iya baiklah."
"Aku menyuruh kamu untuk tidur karena pulsaku limit. Bayangkan saja dari palestina ke indonesia berapa jaraknya? Haha."
"Dasar kamu ini." Aku kembali lagi tersenyum merona.
"Semoga nanti kita bertemu."
"Janji ya, kirim pesan atau email dulu jika ingin pulang atau dalam perjalanan. Oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatimah Azahra
SpiritualTim author : Milaanisah Cinta dalam diam. Status : Tahap Perbaikan (Revisi) Copyright 2017 By Milaanisah.