Bagaimana cara menyikapi ketakutan?
"AKU diminta buat jadi LO Copeland."
"What land?"
Winona merengut. "Copeland, C-O-P-E-L-A-N-D."
"Nama band?"
"Bukan, nama produsen cangkir. Ah, Arieees." Winona menendang bagian belakang lutut Aries sampai pria itu nyaris terjatuh. "Itu band favoritkuuu. Aku pernah bilang, kan, kalau salah satu lagu mereka harus ada di wedding playlist kita?"
Aries mengangkat chicken karage dari wajan saat warnanya berubah menjadi cokelat keemasan. "Kamu menyebut banyak nama sampai aku lupa. Ceritakan dari awal. Kamu tahu aku kurang paham soal dunia musik."
"Ceritanya panjang, sih, tapi aku buat singkat." Kemudian, Winona mengambil piring dari dalam rak untuk menaruh chicken karage buatan Aries. "Tadi siang aku dapat surel dari Sound&Beat. Intinya minta aku buat jadi salah satu LO. Mereka sempat minta Ethan, tapi dia kan lagi di Rusia. Terus katanya Ethan merekomendasikanku buat isi posisi itu. Ya aku langsung terima."
"Ethan? Mantan kamu?"
Winona memutar bola matanya.
"Kalau mereka memang band favoritmu dan kamu dapat kesempatan bagus seperti ini, aku ikut senang." Hati-hati, Aries menuangkan sambal di samping chicken karage. "Kapan kamu jadi LO mereka?"
"Dua bulan lagi. Aku kasih tahu kamu sekarang karena jadwalnya pas weekend. Jadi, yaaa...." Winona mengedikkan bahunya. "Kita absen ketemu dulu nanti. Kecuali kalau kamu mau nonton konsernya, aku punya jatah tiket."
Aries langsung menggeleng. "Aku lebih baik mengasuh Elara di rumah Leo."
"Aku ngerti kamu enggak suka acara musik, tapi sekali-kali coba, dong." Winona memeluknya dari belakang. "Enggak bosan di dapur terus?"
Pandangan Aries tertuju pada lengan Winona yang melingkari perutnya. Perlahan, dia mengelus jemari-jemari gadis itu yang tampak mungil dalam genggaman tangannya. "I'm good, Winona. Konser bukan wilayah kekuasaanku. You can enjoy the show without me."
Sekilas, Aries mendengar desahan pasrah dari Winona sebelum dia melepas pelukannya.
*
Setelah hari itu, Winona tidak lagi mengajak Aries pergi ke konser Copeland. Kekasihnya lebih suka membahas persiapan untuk menyambut sang band favorit; survei kecil-kecilan ke hotel dan restoran untuk sesi meet and greet. Satu minggu sebelum acara digelar, Winona dibuat semakin sibuk dan hampir mengambil cuti kerja kalau Aries tidak membantunya.
Tanpa diduga, Winona menyerahkan satu tiket konser untuk Aries; satu hari sebelum gadis itu melakukan tugasnya sebagai LO.
"Iya, iya, aku tahu kamu enggak mungkin datang. I just want you to keep it." Winona lalu memberi Aries pelukan dan ciuman singkat di pipinya. "I have to go. Maaf ya kalau nanti aku agak lama balas pesan atau angkat teleponnya."
Aries mengangguk. "Hati-hati. Jangan lupa makan."
Winona membalas dengan tawa singkat. "Kamu juga. Jangan kangen sama aku."
*
Ini bukan kali pertama Winona mengajaknya ke acara musik. Meski sudah lama berhenti dari Sound&Beat, gadis itu masih sesekali datang ke gigs kecil sampai konser besar di luar kota selama jadwalnya tidak berbenturan dengan pekerjaan. Di sisi lain, jadwal kencan mereka yang sering dikorbankan karena sebagian besar acara musik tadi diadakan di akhir pekan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nights with Aries
RomanceAries menyodorkan empat pak pembalut kepada kasir. "Buat istrinya, ya, Mas?" "Iya." Aries punya kehidupan normal dari pukul enam pagi sampai enam sore. Di luar jam itu, ada kisah-kisah tak terduga menantinya setiap malam. *** © 2016 Erlin Natawiria