Bagaimana cara merawat pacar yang sedang sakit?
CEPAT atau lambat, Winona akan dikalahkan pekerjaannya.
Ini mungkin terdengar kejam: Aries ingin melihat Winona sakit sekali saja. Tidak usah yang berat; pilek atau diare sudah cukup. Pokoknya yang berhasil menjauhkan gadis itu dari tugas-tugas kantornya selama satu atau dua hari. Sayangnya, Winona semakin bersemangat saat Nindya memberikan pekerjaan yang, bukan hanya menyita waktu, tetapi juga membuat kekasihnya lupa makan dan istirahat.
Meminta Winona mengambil jatah cutinya juga bukan ide bagus.
"Kamu yakin klien tidak akan kabur saat bertemu kamu?" Aries mengarahkan telunjuknya pada kantung hitam di bawah kelopak mata Winona. "At least, samarkan dulu mata pandamu dengan bedak."
"Aku harus pergi sekarang. Travel-nya berangkat setengah jam lagi." Satu lagi permintaan yang diabaikan. Winona mencondongkan tubuhnya dan mendaratkan satu ciuman di pipi Aries. "Dah. Sampai ketemu nanti malam!"
"Winona-" Aries menghela napas saat Winona berbalik dan setengah berlari meninggalkan No. 46. Matanya memandangi langit pagi itu. Biru pucat dengan sedikit arakan awan tipis.
Semoga cuaca ini bertahan sampai Winona pulang nanti.
*
[Winona] Aku lagi di jalan pulang. Bentar lagi sampai pool.
[Aries] Mau langsung ke apartemen? Atau ke indekos dulu?
[Winona] Jemput aku.
Aries tidak mencurigai apa pun dari pesan singkat tersebut. Setelah menyelesaikan pesanan terakhir dan memastikan stafnya mengurus tugas-tugas mereka, Aries bergegas meninggalkan No. 46. Kilatan petir di tengah-tengah langit senja yang disertai guruh membuat Aries mulai khawatir. Seharian Bandung belum diguyur hujan, tetapi bagaimana dengan kota-kota lain?
[Winona] Kamu di mana? Aku udah di Simpang Dago.
[Aries] Tunggu, sebentar lagi aku sampai sana.
Begitu berhasil menembus kemacetan di kawasan Dipatiukur, Aries meminta Winona untuk menemuinya langsung di pinggir jalan. Mustahil mencari tempat parkir di antara motor dan mobil-mobil di sana. Tak lama berselang, Winona muncul dari balik travel merah. Alih-alih berlari ke arah mobil Aries, gadis itu mengambil langkahnya pelan-pelan.
Ada sesuatu yang tidak beres, tapi Aries tidak bisa meninggalkan kemudinya. Keganjilan pun berlanjut kala Winona membuka pintu belakang dan langsung mendaratkan tubuhnya di jok penumpang.
"Hei, kamu kenapa?" Winona mengelak uluran tangan Aries. "Ada masalah?"
Winona hanya menggumam sambil melepaskan sepatunya.
"Please." Mau tak mau, Aries menjangkau lebih jauh sampai berhasil menyentuh leher Winona, Sekilas, dia tidak menyadari apa-apa sampai kulitnya merasakan sesuatu yang basah. Dingin. Winona serta-merta menepis tangannya dan bergeser ke sisi lain.
Aries harus segera membawa Winona ke apartemennya.
*
"Jangan di sana, nanti enggak enak tidurnya." Aries merangkul Winona yang nyaris menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Kemudian, dia membuka pintu kamar tidurnya. "Kamu bawa baju ganti?"
"Enggak usah repot-repot gitu, Aries. Aku istirahat dulu sebentar. Nanti kalau mendingan, aku pulang ke indekos."
Aries menggeleng cepat. "Winona, your pale face told me. Bermalam di sini sampai kamu pulih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nights with Aries
RomanceAries menyodorkan empat pak pembalut kepada kasir. "Buat istrinya, ya, Mas?" "Iya." Aries punya kehidupan normal dari pukul enam pagi sampai enam sore. Di luar jam itu, ada kisah-kisah tak terduga menantinya setiap malam. *** © 2016 Erlin Natawiria