Apa yang harus dilakukan saat kekasihmu sedang datang bulan?
ADA tiga perubahan yang ditunjukkan Winona saat menstruasinya akan tiba.
Emosi. Aries sudah awas dan waspada kalau kekasihnya tiba-tiba jadi lebih sensitif; marah-marah hanya karena tersandung ujung meja, menangis saat menonton video penyelamatan kucing yang nyaris beku di tengah salju, atau mendadak manja dan ingin ditemani seharian. Mulanya memang menyulitkan, tetapi Aries mulai kerasan meski tak jarang kewalahan.
Nafsu makan. Meski merepotkan karena porsi makan Winona jadi bertambah dua kali lipat, Aries masih sanggup menyediakan masakan-masakan favorit kekasihnya sampai masa PMS-nya berakhir.
Kemudian yang terakhir adalah... gairah seks yang meningkat tajam. Seperti halnya nafsu makan, Aries tidak keberatan saat perubahan ini terjadi. Hanya saja, dia harus memastikan staminanya cukup prima untuk menghadapi versi agresif dari Winona.
Dalam beberapa kesempatan, Aries menghadapi ketiganya sekaligus, walau seringnya dia hanya bertemu fluktuasi emosi yang tak stabil. Selama satu tahun, Aries beradaptasi dengan siklus tamu bulanan Winona; menciptakan pola yang membuatnya terbiasa.
Aries kadang tak percaya, sedikit bangga juga karena mungkin dia adalah salah satu dari sekian pria yang mampu mendampingi pasangan sebelum pekan berdarah itu tiba.
Namun, Aries melupakan satu hal. Satu hal sederhana, sekaligus krusial yang dibutuhkan para wanita, tetapi kadang absen dari catatan penting para pria.
*
[Winona] Aku baru keluar venue.
[Aries] Mau aku jemput?
[Winona] Enggak usah, aku naik taksi aja.
[Winona] See you.
Pukul sebelas malam. Aries menghubungkan ponselnya pada charger untuk mengisi daya, lalu memeriksa homemade granola bar yang dia simpan di lemari pendingin. Untuk kali kesekian, Aries mengorbankan satu malam Minggu lagi karena Winona ingin menyaksikan konser salah satu musisi favoritnya di Sabuga.
Setidaknya, Winona akan bermalam di apartemennya. Indekos tempat kekasihnya tinggal memberlakukan jam malam sampai pukul sepuluh.
Selang setengah jam kemudian, ketukan pintu terdengar. Aries serta-merta beranjak dari sofa, lalu membuka pintu yang sengaja tidak dia kunci.
"Hei." Winona memberi pelukan erat untuk Aries begitu masuk ke dalam ruangan. "Aku kira kamu bakal datang lagi ke venue, cari aku, dan ngaku-ngaku suamiku."
"Aku tidak akan terbiasa secepat itu, Winona." Jemari Aries perlahan menyusuri helai-helai rambut sang kekasih. "Kamu mau makan dulu? Aku baru buat-"
"Aku mau kamu."
Aries membelalakan mata. Dia tidak terlalu ingat tanggal, tapi tatapan seduktif dari Winona menandakan satu hal: it's the time. Pra-pekan berdarah. Kekasihnya tidak akan tiba-tiba seinisiatif sekarang kalau bukan karena campur tangan perubahan hormon besar-besaran.
"Aries? Kenapa ngelamun?" Winona melonggarkan pelukannya. "Kondomnya habis?"
"No. Aku cuma-aku mau periksa kamar dulu, oke?"
Aries menyesal tidak menghabiskan makan malamnya di No. 46. Tenaga yang tersisa di tubuhnya tinggal 60%. Di sisi lain, dia juga enggan menampik keinginan Winona. Untuk menghapus kecurigaan, Aries merunduk dan meninggalkan ciuman singkat di leher kekasihnya.
"Oke, aku nanti nyusul. Mau ke kamar mandi dulu." Dalam beberapa langkah, Winona masuk ke kamar mandi. Memanfaatkan waktu yang tinggal sedikit, Aries mengambil beberapa potong granola yang belum beku sempurna dan menjejalkannya ke dalam mulut. Berharap kudapan tersebut sanggup memberinya tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nights with Aries
RomanceAries menyodorkan empat pak pembalut kepada kasir. "Buat istrinya, ya, Mas?" "Iya." Aries punya kehidupan normal dari pukul enam pagi sampai enam sore. Di luar jam itu, ada kisah-kisah tak terduga menantinya setiap malam. *** © 2016 Erlin Natawiria