Chapter 4

50.4K 2.6K 15
                                    


Tersenyum itulah yang ia lakukan hari ini, entah kenapa Alexa tidak bisa berhenti untuk tersenyum. Ia sudah rapi dengan pakaian yang dia beli kemarin, dan Make up tipis yang ia lakukan sendiri di wajahnya.

Alexa sudah mengirim alamatnya, dan sekarang ia sedang menunggunya. Sesekali Alexa mengecek hpnya, takut jika Axel mengirim pesan. Ceklek, pintu kamar Alexa terbuka dan seorang gadis kecil berumur 9 tahun masuk kedalam kamarnya. Gadis kecil itu adalah adik Alexa yang bernama Christabella Prasetya, gadis itu mendekati Alexa.

"Kakak mau kemana cantik banget?" Ucap Bella. Alexa menoleh dan tersenyum ke arah Bella.

"Kakak beneran keliatan cantik?" Bella menganggukan kepalanya.

"Kakak mau kemana?" Alexa sedikit berfikir.

"Kakak mau ketemu sama temen kakak."Ucapnya bohong. Bella menganggukan kepalanya, lalu ia berlari keluar dari kamar Alexa.

Alexa bernafas lega, ia melihat kembali pantulan dirinya di cermin. Ia berputar melihat bagian belakangnya, lalu rambutnya. Setelah ia merasa sudah rapi ia turun kebawah, ia berjalan pelan-pelan agar tidak ketahuan orangtuanya.

Namun sayangnya itu hanya angan-angan, Riana atau mamanya Alexa memanggilnya dan menanyakannya.

"Xa? Kamu mau kemana? Cantik banget?" bukannya memikirkan jawaban pertanyaan Riana, Alexa malah tersenyum malu.

"Kamu mau ketemuan sama cowo ya? Pacar kamu? Siapa coba kenalin ke mama?" Alexa kembali tersadar.

"E-emm enggak kok ma, aku mau ketemu sama Risa." Riana memandang Alexa penuh selidik, Alexa tersenyum menutupi kebohongannya.

"Oh yaudah, jangan pulang malem-malem. Jangan telat makan." Alexa menganggukan kepalanya dan berlari keluar.

Alexa berlari menjauhi rumahnya, tempat Axel menjemput Alexa jauh dari rumahnya. Ia tidak ingin jika mamanya melihatnya dengan pria, Alexa melihat mobil Sport berwarna merah sedang diam yang seperti menunggu seseorang. Alexa menghampiri mobil itu.

Kaca jendela berwarna membuatnya tidak bisa melihat orang di dalamnya, untuk memastikan ini mobil yang benar Alexa mengetok jendela mobil itu. Jendela turun, dan di dalam terpampang jelas wajah tampan Axel memakai baju oblong dan jaketnya.

"Ayo masuk Xa."

Alexa membuka pintu mobil Axel dan masuk kedalam mobil, Axel melajukan mobilnya entah kemana. Alexa melihat jalanan ia tidak mengetahui jalan ini, ia bisa dibilang anak rumahan tidak pernah bermain jauh-jauh.

Jika bermain paling jauh hanya di mall yang jarak dari rumahnya hanya 2km. Alexa menoleh menatap wajah Axel.

"Xel kita mau kemana?"

Axel masih menatap jalan,"Kerumah gua."

Alexa hanya menganggukan kepalanya, ia tidak memikirkan hal negatif sedikit pun. Bahkan ia tidak bertanya apa dirumahnya sepi atau ramai, Alexa terlalu percaya Axel. Alexa menikmati pemandangan di jalan, yang menurutnya sedikit menarik.

Axel memberhentikan mobilnya dan mengklakson di depan rumah yang sangat besar, atau mungkin yang benar istana. Satpam membukakan pagar untuknya, Axel memasukkan mobilnya ke pekarangan istana ini.

Alexa masih diam ditempat, ia melihat sekeliling rumah di dalam mobil. Axel keluar dari mobilnya dan memutari mobilnya, ia membukakan pintu Alexa tetapi Alexa malah duduk.

"Ngapain disitu?"

"Ini rumah lu?" Axel menganggukan kepalanya, Alexa hanya ber oh ria.

Alexa keluar dari mobil Axel dan Axel menutup mobilnya, Axel berjalan masuk kedalam rumah bak istana itu. Alexa mengikutinya dari belakang, pintu terbuka dan terlihat isi rumah itu. Alexa masuk kedalam dan melihat seisi rumah itu, Satu kata yang bisa dia ungkapkan dalam hatinya AMAZING.

Bukan hanya tampilan dari luar yang terlihat mewah, bahkan isi rumahnya terlihat tak kalah mewahnya. Banyak lukisan yang terlihat sangat mahal, dan perabotan pun juga. Alexa mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut rumah ini, suara panggilan menyadarkannya.

"Xa ayo." Alexa mengikuti Axel tanpa curiga sedikit pun , dan mereka akhirnya masuk kedalam kamar entah kamar siapa ia tidak tau.

Alexa duduk di sudut kasur, ia merasa sedikit canggung sekarang. Ia bingung harus apa, hingga tiba-tiba Axel menutup pintunya dan mendekatinya sedikit demi sedikit. Jarak semakin lama semakin menipis hingga Alexa bisa merasakan deru nafas Axel.

Jantung Alexa berdegub kencang, ia tidak tau apa yang mau dilakukan Axel. Alexa termasuk tipikal wanita yang polos tidak mengetahui sesuatu yang berbau dewasa, karena itu ia tidak curiga sedikit pun pada Axel.

Axel mendorong Alexa membuatnya terlentang di kasurnya berukuran King Size, Axel mendekatinya sampai bibirnya mengenai bibir Alexa. Alexa kaget ia mencoba mendorong tapi tidak bisa, Akhirnya Axel berhenti.

Axel menatap Alexa, "Kenapa?"

"gue gak bisa."

Axel mendengus," Apa lu gak sayang sama gue?"

Ia menggelengkan kepalanya, " gue sayang sama lu."

Akhirnya Alexa pasrah dan mengikuti kemauan Axel, dan kegiatan orang dewasa dipratekkan secara langsung oleh Alexa dan Axel.

***

Sudah berminggu-minggu lamanya Alexa dan Axel melakukan kegiatan orang dewasa. Dan sudah berminggu-minggu lamanya Axel tidak menghubunginya, Alexa sudah berkali-kali menelpone dan mengirim pesan mungkin sudah ratusan atau ribuan.

Alexa juga sudah pernah kesekolah hanya untuk mencari Axel, bisa saja ia berada disana dengan teman-temannya. Dan hari ini, hari perpisahan murid kelas 12. Alexa berdoa semoga saja Axel berada disana.

Alexa memakai gaun berwarna biru, dan hari ini dia di dandani Risa. Alexa menghela nafasnya ia , paling tidak suka didandani Risa karena, Risa selalu lama. Dan make upnya terlalu berlebihan, Alexa tidak suka dandan yang berlebihan ia lebih suka natural.

2 jam lama Alexa di dandani Risa akhirnya selesai, Alexa dan Risa langsung turun karena acara akan dimulai sebentar lagi. Mereka di antar Rehan naik mobil, karena mobil risa sedang dibengkel akhirnya mereka di antar Rehan.

Sesampainya disana Alexa dan Risa masuk kedalam, pestanya sangat meriah. Sudah banyak siswa yang datang, bahkan sekolah mengundang DJ untuk memeriahkan pesta perpisahan ini. Alexa mengedarkan pandangannya mencari Axel.

Ia melihat Axel sedang duduk bersama teman-teman, Alexa berjalan mendekati Axel. Belum sampai di tempat Axel ia mendengar tentang kata-kata 'Taruran'. Alexa tidak langsung menghampiri Alex tetapi ia sembunyi dan mendengarkan obrolan mereka.

"Jadi gimana Lex udah berhasil ngambil perawan dia?" Ucap Teman Axel. Alexa kaget, ia menutup mulutnya tidak percaya.

"Udah lah, cewek kaya dia gampang di taklukin. Kenapa haruss cewek itu sih? Jijik tau gak sih gua." Axel bergidik, Alexa menahan suaranya agar tidak keluar tetapi air matanya sudah tidak bisa ditahan.

Alexa mendekati Axel,"Jadi hubungan kita bohongan?"

Axel menoleh dan langsung tersenyum miring,"jadi lu baru sadar? Yaampun gua kira lu gak sebodoh itu ternyata gua salah ya, emang lu ngarepin apa dari gua? Kasih sayang? Hahaha mimpi lu!"

Alexa kembali menitihkan air matanya, dan teman temannya malah tertawa melihat kejadian itu.

" Gua mau nanya sama lu! Dirumah lu punya kaca gak? Kalo punya mending ngaca dulu deh"

Dan lagi lagi teman teman Alex tertawa kencang, Alexa hanya bisa menahan rasa sakit hatinya lalu dia pergi keluar dari pesta. Alex dan berlari sekencang-kencangnya entah menuju kemana.

Lalu dia melihat ada taman dan langsung menuju kesana dia duduk di kursi taman dan dia mengingat kembali perbincangan dia dengan Axel tanpa sadar ia menitihkan air matanya kembali. Lalu hujan turun rintik-rintik dan berubah deras Alexa tidak bergerak sedikit pun ia menikmati derasnya hujan. Lalu ia sudah lelah untuk menangis dan ia berjalan menuju rumahnya.

***

Hola ada pengumuman tolong dibaca.

Jadi gua revisi dari chapter 1 sampe 4 dulu aja. jadi 5 sampe akhir blm gue revisi, dan yang paling penting Alex dan Axel itu orang yg sma gua ganti nama di chapter 1 sampe 4. dah gitu aja ya mohon di maklumi dan nanti gua bakal tetep revisi satu per satu.

You're Mine AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang