Chapter 6

51.3K 2.8K 23
                                    

Tidak memerlukan waktu yang lama untuk pergi dari rumah Risa ke rumah sakit yang disebutkan Rehan.

Setelah ia sampai ia memarkirkan mobilnya di tempat parkiran dan dia langung berlari ke dalam rumah sakit ia mencari cari Rehan tetapi tidak ketemu dia ingin menanyakan resepsionis tetapi tidak jadi karena ia melihat Rehan dan kedua orangtuanya berada didepan pintu ruang UGD.

Risa mendekat kearah Rehan dan kedua orangtuanya, Risa melihat kedua orangtua Rehan menangis dan tiba tiba mendekat dan memohon mohon.

Risa menatap Riana bingung

"Sebenarnya apa yang terjadi?"

Sebelum Riana menjelaskan Suster keluar dari ruang UGD.

"Dimana pendonornya?"

Risa tambah bingung karena ucapan yang suster lontarkan, akhirnya Risa meminta penjelasan sebenarnya ada apa.

Lalu setelah dijelaskan Risa sangat kaget dengan apa yang terjadi, ia tidak percaya apa yang dilakukan Sahabatnya itu akhirnya tanpa basa basi Risa langsung menuju hadapan suster.

" Saya pendonornya sus"

"Baiklah ikut saya, kami akan memeriksa darah kamu dulu"

Lalu Risa dibawa oleh suster untuk memeriksa darahnya, suasana didepan ruang UGD hening tidak ada yang membuka suara sama sekali selain isakan Riana.

"Ma,Pa mending kalian makan dulu nanti kalian malah sakit"

"Gak Han,mama pengen nunggu disini sampe Alexa Sadar"

Rehan melihat kondisi Hery karena Hery daritadi diam dan tidak membantunya untuk membujuk Riana untuk makan.

Rehan melihat kondisi Hery yang sangat berantakan karena stres memikirkan Anaknya membuatnya merasa bersalah.

Rehan berfikir kalau karena dia Alexa sampai melakukan aksi nekat itu.

Akhirnya dokter yang menangani Alexa keluar, dan penjelasan tentang Alexa membuat mereka bernafas lega.

" Pasien sudah melewati kritis dan pasien akan dipindahkan dikamar inap,dan mungkin pasien akan bangun beberapa jam lagi"

"Terima kasih dok"

"Sama sama, saya hanya melakukan tugas saya"

Lalu dokter pergi meninggalkan mereka.

Setelah Alexa dipindah dikamar inap Alexa sudah ditemani oleh kedua orangtuanya,rehan,Dan sahabatnya Risa.

Mereka menatap wajah Alexa yang masih memejamkan matanya. Riana memegang tangan Alexa

"Sayang kamu kenapa ngelakuin kaya gini? Kamu gak sayang sama Mama? Kamu mau ninggalin Mama"

Riana sudah tidak bisa menahan air matanya, dan air matanya sudah mengalir deras.

Setelah beberapa jam akhirnya Alexa bangun, dan disana Alexa bingung ia terbangun di ruangan yang tidak dikenalinya.

"Aku dimana? Aku udah di surga? Ohiya belom tentu aku masuk surga"

Alexa tertawa miris, lalu air matanya mengalir kedua orangtuanya bingung dengan apa yang dibicarakan anaknya.

Lalu Riana mendekati Alexa dan menampar wajahnya.

"ALEXA! kamu kenapa kaya gini sayang! Tolong jangan sepeti ini, kalau kamu ada masalah tolong cerita ke kita jangan lakukan hal seperti itu"

Riana kembali menangis, dan Risa,Rehan,Hery menatap Alexa dengan perasaan iba.

"Buat apa aku hidup ma? Buat apa!"

Alexa menangis histeris "buat apa,buat apa,buat apa"

Alexa mengulang ulang kalimatnya, dan akhirnya Rehan memanggil dokter dan akhirnya ia mengambil jalan untuk membius supaya ia tertidur.

Riana hanya bisa menangis,s edangkan Risa merasa bingung apa yang dialami Sahabatnya apa ini gara gara Axel? Batinnya.

Akhirnya ia pamit ke kedua orangtua Alexa dengan alasan ia ada urusan, Risa menelpon teman tongkrongan Axel dan menanyakan keberadaan Axel dan untungnya dia sedang berada dengan Axel.

Setelah ia mengetahui lokasi Axel tanpa basa basi ia langsung menuju lokasi tersebut.

Setelah sampai disebuah cafe yang sering Axel dan teman temannya nongkrong ia langsung masuk dan mencari cari keberadaan Axel.

Setelah ia melihat keberadaan Axel ia menghampirinya dan menghiraukan sapaan dari temannya.

"Ris..."

Teman temannya kaget Risa tiba tiba datang langsung menampar wajah Axel.

" Apa yang lu lakuin ke sahabat gue!"

Risa sudah tidak bisa menahan Emosinya, ia langsung menjawab dan menampar wajah Axel.

"Apa yang lu lakuin!"

Lalu teman temannya mencoba memisahkan mereka berdua tapi Risa masih ngotot untuk menjambak dan menampar wajah Alex.

"Lu apa apaan sih! Dateng Dateng langsung nampar dan Jambak gua!"

Risa menatap Alex dengan tatapan ingin membunuh " gak usah sok polos, kayak gaktau apa apa deh!"

Alex tersenyum miring " kalo emang lu mau tau apa yang gua lakuin kenapa gak nanya sama sahabat lu langsung aja"

Amarah Risa bertambah karena ucapan yang dilontarkan Alex ia melirik kanan kiri dan mengambil jus yang dimeja dan menyiram di wajah Alexa.

"Lu bangsat! Tau gak lu!"

Akhirnya Risa pergi meninggalkan cafe tersebut dan kembali ke rumah sakit.

***

Risa berada di kamar inap Alexa, ia melihat Alexa yang menatap tv dengan tatapan kosong.

"Xa..."

Alexa menghiraukan panggilan dari Risa, dan Risa merasa sangat sedih sekarang sahabatnya yang dia kenal ceria dan mempunyai kesabaran yang sangat besar sekarang seperti mayat hidup.

"Ris tolong cerita ke gue"

Tanpa sadar Risa meneteskan air matanya, dan Alexa langsung menengok untuk melihat wajah Risa.

"Tolong jangan nangis Ris"

Alexa juga meneteskan air matanya " gua akan cerita tapi tolong Ris jangan cerita ke siapa siapa"

Risa mengangguk-angguk kepalanya sebagai jawabannya.

" Gue hamil "

Dua kata itu membuat Risa melotot kaget, dan dia juga merasa tidak percaya.

"Bajingan itu cowok jadi ini yang dia lakuin! Bakal gua kasih pelajaran biar kapok!"

"Ris plis tolong jangan ngelakuin itu, walaupun dia ngelakuin itu gue masih sayang sama dia gua malah bakal sedih kalo dia terluka"

Alexa tersenyum manis "gue bego ya Ris"

Risa juga membalas senyuman itu " iya lu juga lelet,dan punya tingkat kesabaran yang tinggi"

Akhirnya kamar dipenuhi dengan gelak tawa, selang beberapa menit karena dua orangtuanya datang.

"Hai sayang udah enakan?"

Riana menatap Alexa dengan tatapan yang sangat lembut yang pasti membuat hati merasa hangat.

"Sudah ma, dan ohiya ma aku boleh minta sesuatu gak?"

Riana menatap Risa bingung " iya boleh saya buat kamu apa aja boleh"

Alexa tersenyum "aku mau pindah keluar kota"

You're Mine AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang