ZE 6

5.4K 152 3
                                    

Achmad pov

Aku panik banget tiba tiba Elina pingsan didepanku. Sumpah panik banget. Aku menghampiri Elina dan langsung memeluknya. Saat mobilku sudah siapa aku menggendong Elina memasukki mobil sambil tetap memeluk Elina. Memang dia punya riwayat penyakit yang banyak, sehingga membuat raganya rapuh. Aku kerumah sakit terdekat bersama om Yusuf. Sesampainya di rumah sakit

"Suster tolong adek saya" kataku sambil berlari memasuki rumahsakit

"Mari kesini, tapi anda harus mengurus administrasi dulu" kata suster Itu

"Biar om aja mad yang ngurus, kamu fokus ke Elina aja" kata om Yusuf. Aku langsung ke ruang pemeriksaan.

"Maaf, Mas bisa tunggu di luar" kata suster

"Tapi saya kakaknya sus, keluarganya"

"Saya paham Mas, tapi maaf ini sudah prosedur" kata suster. Aku menuruti saja perkataanya. Aku menunggu di luar dan menelfon ayah bunda untuk segera datang ke rumahsakit.

Hawa pov

Aku panik setelah menerima telfon dari Achmad. Aku langsung membangunkan suamiku untuk segera menuju ke rumah sakit.

"Yah Ayo bangun, adek ada di rumahsakit ayo yah bangun"

"Adeknya bunda yang mana? Besok aja ya kita jenguknya"

"Yah Elina yah, bukan adeknya bunda, anak kita" ayah yang mendengarnya pun langsung membuka matanya kaget.

"Kenapa? Ada apa sama Elina?"

"Dia pingsan tadi yah, sekarang di rumah sakit As Syifa. Ayo kita sekarang kesana yah" aku dan ayah langsung bersiap siap untuk ke rumahsakit. Sesampainya di rumah sakit kita langsung menuju ruang priksa Elina. Sesampainya disana aku melihat Achmad dan Yusuf di ruang tunggu.

"Bang?"

"Bundaa" Achmad langsung memelukku dan menangis. Memang Achmad sangat sayang dengan adiknya. Pasti dia sangat khawatir.

"Bang, udah ah gak udah nangis, adek bakalan sembuh kok. Udah deh hapus airmatanya masa cowo nangis gitu sih?"

"Tapi bun, adek sakitt, abang gak bisa jagain adek bun" Achmad masih menangis.

"Heh abang tu udah jagain adek kok, buktinya abang mau kan nemenin adek hari ini?" Kataku menenangkan Achmad. Setelah Achmad tenang aku membawanya duduk menunggu hasil pemeriksaan. Beberapa menit kemudian suster memanggil kami untuk bertemu dengan dokter.

"Silahkan duduk pak, bu, dek" kata dokter Ryan. "Hm begini, apakah Elina memiliki riwayat penyakitt?"

"Iya dokter, tubuhnya sangat lemah, dia punya alergi dingin yang parah, dia juga kalau kecapean akan mudah sakit dan sering sesak nafas" jelas ayah

"Oke, Elina kali ini baik baik saja bu, dia hanya butuh istirahat yang cukup untuk memulihkan kesehatannya lagi. Tapi mungkin harus menginap beberapa hari agar bisa kita pantau perkembangannya"

"Dokter apakah kita boleh menjenguk Elina sekarang?" Tanya Achmad

"Oh tentu boleh, tapi jangan berbisik dan terlalu lama, karna dia butuh istirahat "

Elina pov

Aku merasakan kepalaku sangat berat. Ini pusing sekali. Aku mencoba membuka mataku perlahan. Saat aku membuka mataku aku tidak mengenal ruangan ini. Aku memijat pelipisku agar mengurangi rasa pusing. Beberapa menit kemudian ada yang memasuki ruanganku. Ternyata Itu keluargaku dan om Yusuf.

"Ayah, bunda, abang" kataku lirih. Bang Achmad langsung menghampiriku dengan raut wajah yang panik.

"Dek kamu gak papa kan? Maafin abang yaa" kata bang Achmad dengan mata yang mulai berkaca kaca. Ini cowo satu emang cengeng banget. Tapi aku sayang bangeet.

"Abang apa apaan sih? Abang gak ada salah? Ini kita dimana? Adek mau pulang aja bang, adek pusing. Pingin tidur dirumah" aku mengeluh pada bang Achmad. Bang Achmad hanya terkekeh geli. Emang ada yang lucu apa yak?

"Dek kamu tu lagi di rumahsakit belum boleh pulang. Kamu sih harus dirawat. Kamu sih terlalu sibuk sampe kayak gini kan?"

"Ha? Rumahsakit? Kok bisa? Adek pingin pulang aja sih bang, ayoo pulangg" rengekku

"Udah gak udah banyak bicara, sekarang tidur biar cepet pulang oke?" Aku langsung menuruti apa kata Bang Achmad. Dan tidak lama kemudian aku tertidur.

Achmad pov

Sudah 4 hari Elina dirawat di rumah sakit As Syifa, ya memang lama karna hampir semua penyakit Elina kambuh. Hari ini dia diperbolehkan pulang.

"Yeaaay ayoo pulangg" kata Elina bahagia, ya dia memang orang yang cepat bosan.

"Kata siapa kamu pulang? Orang kamu masih satu minggu nginep di rumah sakitnya." Kataku mengerjainya. Dia sudah mulai cemberut. "Enggak enggak dek, Ayo pulang" wajah Elina langsung berubah bahagia. Dia berlari menuju parkiran. Sampainya di depan mobil dia langsung dengan cepat memasuki mobil dan mengenakan sabuk pengamannya.

"Pelan pelan kenapa sih dek? Udah gak sabaran banget sampe rumah. Emang bosen banget ya di rumah sakit?"

"Abang mah gak tau, nginep semalem di rumah sakit tu bosennya masyaAllah. Apa lagi ini empat hari, bosen tingkat dewan bang" kata Elina mengomel.

Aku langsung melajukan mobilku menuju rumah. Saat diperjalanan aku melihat Elina sudah tertidur, mungkin terlalu lelah karna jarak rumah dan rumah sakit lumayan jauh.

Elina pov

Aku mulai terbangun saat sinar sore matahari memasuki celah gorden. Ternyata aku sudah dikamar, mungkin bang Achmad yang menggendongku tadi. Aku langsung menuju kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi aku menuju ruangmakan.

"Sore bun" sapaku kepada bunda

"Sore dek, sini makan dulu, bunda juga udah siapin greentea latte buat kamu"

"Yeaaay, makasih bundaa" aku langsung makan dan meminum greentea latte. Saat aku sedang asik makan, ada yang mengacak rambutku, aku yakin pasti Itu abang.

"Makan yang banyak dek biar cepet sembuh" kata bang Achmad yang langsung duduk disampingku. Aku tak menghiraukan, aku tetap asik makan. Tapi bang Achmad terus memperhatikanku saat makan.

"Abang apaan sih, jangan ngelihatin gitu. Adek lagi makan nih"

"Adek makan aja sih, abang juga cuma ngelihatin doang kok. Gak ganggu kan?"

"Ganggu tau gak, mending abang makan juga nih" aku menyodorkan piringku ke bang Achmad.

"Oke oke" kata bang Achmad langsung ikut makan bersamaku.

"Bun, Besok adek udah sekolah kan ya?" Tanyaku kepada bunda.

"Adek emang kuat kalau sekolahh?"

"Udah kok bun, boleh yaa. Adek bosen dikasur mulu. Boleh ya bun boleh yayaya" kataku memohon.

"Iya Besok adekk udah boleh sekolahh, tapi jangan lupa minum obatnya ya. Dan gak usah ikut ekstra dulu."

"Oke bun, sayang bundaa mwuaaah" kataku sambil mencium bunda

"Abang gak di cium nih dek?" Kata Bang Achmad

"Enggak mau abang jahat, jailin adek mulu wlee " kataku menjulurkan lidah

"Yaudah, abang ngambek"

"Yaudah ngambek aja, emang tahan berapa lama sih abang bisa ngambek sama adek ha?" Kataku meledek bang Achmad lalu mencium pipinya lalu bergegas menuju kamarku.

------------------------------------------------------
Hay hay semuaa, maaf ya kalau aku telat update ini cerita. Maaf kalau kalian udah nunggu lama, dan maaf juga cuma pendek karna kekurangan ide. Maafin kalau typo tersebar dimana mana. Dan makasih kalian yang udah mau baca ceritaku ini. Jangan lupa untuk vote, coment, follow dan nambahin cerita ini ke readinglist kalian😙

Love
El💞

Kisah Cinta ElinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang