ZE 22 (a)

4.2K 121 2
                                    

Hati hati
Typo tersebar dimana mana
Mohon maaf atas kesalahan ini
Happy reading guyss!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.






Hari ini akan menjadi hari yang meneganggangkan dan yang tak terlupakan bagi pasangan elina zafran dan achmad rachel. Ya hari ini adalah hari pernikahan mereka. Perasaan elina kali ini seperti permen nano nano, semua rasa menjadi satu. Mulai dari rasa senang, sedih, takut, khawatir, bingung, resah dan yang lainnya. Tapi elina tidak dapat membohongi hatinya, ia merasakan senang saat ini.

Acara akad nikah akan diadakan jam 10 pagi di rumah elina. Rumah elina pun sudah disulap dengan dekorasi yang digunakan.

Elina memang senang dengan pernikannya kali ini, tapi didalam hati kecilnya dia juga merasakan takut dan belum siap untuk semua ini. Dia belum siap untuk pergi dari rumah dan keluargannya untuk membangun keluarga kecilnya nanti. Dia takut karna penikahan ini berdasarkan perjodohan dan hanya cinta satu pihak. Walaupun banyak yang menyakinkan bahwa cinta akan tumbuh ketika kita sudah terbiasa. Tapi elina masih saja tetap takut. Seperti pagi ini, elina sudah bangun pukul 3 dini hari. Tidurnya tidak nyenyak karna gelisa terlalu memikirkan yang tidak tidak. Sedari tadi dia hanya melamun melihat gaun yang tergantung manis di kamar elina yang akan di gunakan untuk akad nikah nanti, sampai tak menyadari sedari tadi ada yang menemaninya melihat gaun itu.

"Gaunnya emang cantik, tapi jangan dilihatin terus, ntar minder sama kecantikan kamu" kata seseorang disamping elina yabg berhasil menarik elina dari lamunannya dan membuat elina kaget

"Ya ampun abang, elina kaget ya Allah" kata elina sambil mengelus dadanya

"Hehehe makannya jangan ngelamun dong ntar kesambet. Kan gak lucu masa nanti zafran nikah sama anak yang lagi kesambet" kata achmad sambil terkekeh

"Ihh abang tu ya doainnya kok gitus ih. Emang abang mau kalau elina kesambet?" Kata elina kesal

"Hahah enggak lah. Aduh adek kecil abang ngambek nih yaa" kata achmad sambil mencubit pipi elina

"Abang sakit ihh lepas" kata elina sambil melepas cubitan achmad

"Maaf ya. Ihh makin gemes abang sama kamu. Kalau udah sama zafran abang gak bisa dong ya jailin kamu kayak gini. Pasti abang bakalan kangen nih sama adik kecil abang" kata achmad sambil membawa elina kepelukannya

"Abang?" Panggil elina lirih

"Hmm" jawab achmad sambil mengelus kepala elina sayang yang masih dalam pelukannya

"Kalau elina udah nikah nanti, elina bakalan tetep jadi adik kecil abang kan?" Tanya elina sambil mendongak melihat abang tercinta

"Sampai tua pun kamu tetep jadi adik kecil abang yang manja, yang jahil, yang periang" kata achmad sambil mencium puncak kepala elina

"Kalau elina kangen sama elina masih boleh kerumah abang kan? Masih boleh peluk abang kan? Masih boleh cium pipi abang kan?" Kata elina menanyakan semua kebiasaanya yabg dilakukan pada abangnya dengan suara yang sudah mulai bergertar, achmad tau kalau adiknya memang belum siap untuk meninggalkan keluarganya. Tapi achmad juga gak bisa berbuat apa apa.

"Iya, sampai kapanpun adek boleh ngelakuin itu semua sama abang, gak ada yang ngelarang kok" kata achmad sambil mengeratkan pelukannya pada elina dan saat itulah tangis elina pecah "heh kok nangis sih? Adik abang kalau nangis jelek lo" kata achmad sambil mengelus punggung adikknya untuk menenangkan adik kecilnya

"Dek, bang ayo sarapan dulu" kata maryam saat masuk kamar elina "loh loh kok adik nangis sih" kata maryam kaget saat melihat putri kecilnya nangis di pelukan abangnya

Kisah Cinta ElinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang