Hai, pertama-tama author mau say thanks bagi yang udah nyempetin baca karya abal-abal ini, yang udah ng-vote bahkan sampai banjir vote -thanks banget, dan untuk yang udah masukin BMS ke reading list-nya serta yang udah ngasih komen sama cerita ini.
PIC YUKARI
-
Sesuai janjinya, Rissa akan mentraktir Ryn makan es krim di kedai es krim yang berada di seberang sekolah. Mereka pun sudah duduk dengan nyaman di salah satu meja yang berada di dekat kaca. Tapi, mereka tidak hanya berdua. Tadi Ryn mengajak Calvin untuk ikut, Calvin pun mengajak kedua temannya yang tak lain dan tak bukan adalah Rey dan Rio. Ryn pun juga mengajak tim basket cewek, tapi mereka banyak yang tidak bisa ikut, hanya Gracia yang bisa ikut. Jadi, mereka hanya berenam.
“Ryn, lo mau yang mana?” tanya Rissa. Sedari tadi ia melihat Ryn yang sibuk melihat-lihat buku menu dengan mata yang berbinar-binar. Sepertinya Ryn sangat menyukai es krim.
Ryn pun menutup buku menunya. “Double vanilla with cookies&chocochips aja gin, Ris,”
Rissa pun mendelik kesal ke arah Ryn. “Ck, itukan menu yang ada dihalaman pertama. Jadi ngapain lo daritadi buka-buka buku menu sampai habis?”
“Gak papa, cuma pengen lihat aja,” ujar Ryn polos. Rissa pun mengetok kepala Ryn memakai buku menu yang direbutnya dari tangan Ryn. Gracia pun tertawa melihat kedua temannya.
“Ck, dasar lo.”
Rissa mendelik ke arah Ryn. Tapi, ia langsung mengalihkan pandangannya dari Ryn ketika seorang pelayan menghampiri mereka dan menanyakan pesanan mereka.
“Ng.. full choco waffle-nya satu sama Double vanilla with cookies&chocochips-nya satu juga. Kalian mau pada pesan apa?” tanya Rissa sambil melirik ke arah yang lainnya. Dan yang lainnya pun menyebutkan pesanan mereka satu-persatu.
“Lo masih suka sama es krim vanilla, Ryn? Gak bosen apa?” tanya Calvin setelah sang pelayan tersebut pergi.
Ryn pun mengangguk. “Gue gak bakal pernah bosen sama vanilla, Cal. Lagi pula toh toppingnya kan beda-beda nih,” ucap sambil memperlihatkan cengiran manisnya.
“Jadi, lo suka sama es krim vanilla nih?” tanya Rio. Ia menatap Ryn dan memperlihatkan senyuman termanisnya.
“Suka banget, banget, banget,” seru Ryn sambil mengangguk lucu. Rio pun tertawa melihat respon yang diberikan Ryn. Ia pun mencatat baik-baik kesukaan Ryn dalam otaknya.
“Sama kayak Rey dong,” celetuk Rio sambil melirik Rey yang ada duduk di sebelahnya. Mendengar hal itu Rey pun menengok dan tanpa sengaja tatapan mereka –Rey dan Ryn- bertumbukan. Tapi, segera disadarkannya dirinya, Rey pun mengalihkan tatapannya dari Ryn dan melengos malas.
Ryn yang melihatnya pun megernyitkan dahinya dan memandang Rey dengan aneh. Tanpa sadar dia bergumam pelan. “Aneh,”
Tapi, sayangnya Rey mendengarnya. Ia pun langsung menatap Ryn tajam.
“Apa lo bilang?” katanya tajam dengan melayangkan tatapan dinginnya. Tapi, Ryn sama sekali gak takut dengan tatapan dingin itu.
Ryn pun menopang dagunya dengan kedua tangannya yang bertumpu di atas meja. Ia menunjukkan senyuman manisnya ke arah Rey.
“Ya, lo aneh,” ucapnya singkat dengan nada yang sangat tenang.
Rey pun tertegun sejanak. Tiba-tiba pikirannya melayang ke kejadian sepuluh tahun yang lalu.
“Kamu kok ngelihatin aku gitu sih?” tanya seorang gadis kecil yang sangat lucu.
“Ng.. gak papa,” jawab anak laki-laki yang duduk di sebelahnya dengan gelagapan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Star
Teen FictionIni kisah tentang Ryn--gadis ceria dan ramah, tapi dibalik keceriaan itu terpendam sesuatu yang orang lain tak boleh menyentuhnya. Sesuatu yang disebut 'rahasia'. Rahasia menyakitkan yang membuatnya menyembunyikan jati diri sebenarnya. Akankah satu...