Chapter 22 -Rio?-

16.6K 839 23
                                        

Hai, maaf yaa updatenya lama. sorry banget dah, soalnya emang gak bisa update cepat nih ;'( Sekali lagi, seperti sebelum-sebelumnya gue mau ngucapin terimakasih bagi yang selalu nunggu kelanjutan cerita ini. Gue seneng banget, apalagi ngelihat komen2 kalian yang bikin gue tambah semangat ngelanjutinnya.

Langsung aja deh, Happy reading yaa !

-

Tok..Tok..

“RYN! Wooy, kebo! Bangun, issh.. kita kan mau jalan,” teriak Rissa sambil menggedor-gedor pintu kamar Ryn.

Ck. Calm down, Ris. Sumpah lo pagi-pagi gini udah bikin ribut aja di  rumah orang, kalau ini rumahnya Ryn aja gakpapa, ini rumah Rey woy. Gue gak enak sama Tante Fanya,” decak Calvin. Ia bersandar di tembok samping pintu kamar Ryn sambil melihat tingkah ceweknya yang sudah kayak tarzan.

“Lebih baik lo diam, Calvin Yang Terhormat!” bentak Rissa. Ia pun mengeraskan ketukan pada pintu kamar milik Ryn.

“WOOOOY, RYYNNN!”

KRIEEEK. BRUUUK. BUGH.

“TAIIIII LO RYN! KEPALA GUE SAKIT, DODOOOL!” teriak Rissa. Ia mengelus-elus dahinya yang terbentur pintu kamar Ryn.

“Siapa suruh kepala lo ada di depan pintu gue. Ngapain sih lo ngerecokin gue pagi-pagi, festivalnya kan baru mulai sore,” Ryn melirik tajam ke arah Rissa. Sesekali ia menutup mulutnya ketika menguap. Ia masih mengantuk.

“Issh, kan kita jalan-jalan dulu. Pokoknya hari ini kita habiskan dengan bersenang-senang seharian!” seru Rissa. Ia membentangkan kedua tangannya lebar. Hingga mengenai muka Calvin yang berada di sampingnya.

Calvin langsung menjauhkan tangan Rissa dan mendelik ke arahnya. Sedangkan Rissa hanya membalas dengan cengiran tanpa dosanya.

“Ck. Dasar sahabat nyusahin lo. Yasudah, lo tunggu aja, gue mau mandi dulu,” kata Ryn. Lalu, ia segera membanting pintunya keras tepat di depan muka Rissa. Rissa pun kaget dan sibuk memaki-maki Ryn, entah apa itu. Ryn tak peduli. Sekarang ia hanya peduli dengan mandi kilat supaya Rissa gak ngomel-ngomel lagi.

Setelah mandi, Ryn langsung menyambar kaos putih dengan gambar lollipop warna pink. Lalu, ia memakai jaket warna pink yang ada kupluknya dan rok lipit warna hitam di atas lutut. Tak lupa ia memakai softlens, snapback warna hitam-pink, dan flat boots warna hitam tanpa tali tepat di bawah lutut.

Ia pun mengambil vintage lace jeans backpack warna dark blue-nya dan mengisinya dengan handphone, dompet, tissue, dan beberapa benda penting lainnya. Lalu, ia mengoleskan make up tipis diwajahnya.

Yeay, already. Gue harap hari ini gak bakal ada gangguan paparazzi yang hobinya nguntit orang itu,” gumam Ryn. Ia pun langsung keluar kamar dan menemua yang lainnya di bawah.

“Sudah siap lo?” tanya Calvin ketika melihat Ryn yang sedang menuruni tangga. Ryn pun mengangguk.

“Wow, gue suka banget sama style lo Ryn, beauty-cute-sporty jadi satu,” seru Rissa.

“Lo juga gitu kok, sayang, cuman lo kelewat sporty,” celetuk Calvin yang sudah berdiri di samping Rey yang sudah siap dengan kaos yang dibalut jaket hitamnya.

“Loh, Rio gak ikut?” tanya Ryn ketika melihat Rio tidak ada diantara mereka.

“Gak tahu tuh, dia bilang kemarin dia sudah ada janji sama seseorang, gak tahu siapa,” jawab Calvin sambil mengangkat kedua bahunya.

Be My StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang