Hey, hey, chap 9-nya udah di posting nih. Semoga suka ya.
Dan jangan lupa buat vote dan komen-nya, selalu ditunggu loh.
PIC GRACIA
-
“Ryn, lo kan pinter biologi, kita ngerjain soal ini sama-sama yok. Bayangkan Ryn, soal ini banyak banget, ada 30 soal, ya kalau jawabannya seimprit aja gak papa. Lah ini ada sebutkan dan jelaskan satu-satu sama disuruh gambarkan. Trus ngerjainnya di portofolio lagi, coba diketik aja, gue kan bisa ngopy paste, lah ini tulis tangan, bayangin Ryn, tangan gue bisa pengkor dalam sekejap, Ryn, bayangkan!” seru Rissa dengan gaya yang memang ‘sangat’ lebay. Ia berakting seolah-olah menjadi orang yang paling menderita sedunia. Ck.
Ia benar-benar sudah emosi dengan Pak Broto, guru biologinya yang memberikan soal sebanyak 30 soal yang butuh jawaban sehalaman pernomornya dan dikumpulkan hari Senin. Sedangkan ini hari Kamis. Jangka waktunya hanya empat hari. Apa gak kebangetan itu guru? Mana dia gak ngerti biologi lagi.
Ryn pun terkekeh melihat reaksi berlebihan yang diberikan Rissa. Setahunya Rissa memang sangat tidak suka dengan pelajaran biologi. Ia masih ingat seminggu yang lalu ketika Rissa diberikan pertanyaan tentang peredaran darah lewat mana saja oleh Pak Broto, Rissa malah menjawab ‘suka-suka darahnya dong, Pak, mau lewat mana kok bapak kepo banget sih? Orang tuanya si darah aja gak nanya-nanya kayak bapak,’. Dan pada saat itu pula Rissa langsung dikeluarkan dari kelas oleh Pak Broto. Ck.
“ Terserah lo aja sih,” jawab Ryn masih menatap geli ke arah Rissa.
“Sekalian belajar bareng yok, lo tahu kan gue gak ngerti sama biologi ini. Apalagi yang proses peredaran darah sama pembekuan darah ini. Di buku kata-katanya rumit banget, gue gak ngerti. Mana panjang-panjang lagi, sumpah sumpek banget liatnya. Lo tahu kan gue gak suka baca? Gue lebih mending ketemu rumus-rumus deh,” dengus Rissa sebal.
“Lo beneran mau bantuin gue, kan?” tanya Rissa lagi dengan memelas. Ryn pun mengangguk setuju.
“Yes, makasih, Ryn. Lo sahabat gue yang paling baik deh. Eh, gimana ngerjain di rumah lo aja? Gue kan belum pernah ke rumah lo. Gak adil kan lo udah pernah ke rumah gue, tapi gue belum pernah ke rumah lo,” kata Rissa lagi. Kali ini ia melayangkan puppy eyes-nya agar Ryn membolehkan.
Ryn pun tertegun sejenak, Sahabat? Gak adil? Bahkan Rissa sudah nganggap gue sebagai sahabatnya, tapi apa yang gue lakuin ke dia? Gue ngerasahasiain semuanya dari dia.
Lagi pula Ryn memang sudah pernah ke rumah Rissa ketika motornya Rissa mogok dan gak bisa nyala. Jadi, ia pun berbaik hati mengantarkan Rissa ke rumahnya dan Rissa mengajaknya berkunjung sebentar ke rumahnya.
“Ng.. boleh deh,” jawab Ryn agak ragu.
“Horee, kapan bisanya?” tanya Rissa lagi.
“Minggu aja gin, lagi pula ngerjainnya butuh banyak waktu, bisa kan?”
“Oke, sekalian gue nginep yah. Sekali lagi thanks, Ryn. Mau pulang kan? Sama-sama ke parkiran, yok!” ajak Rissa. Lalu, ia menarik tangan Ryn tanpa mendengar jawaban Ryn terlebih dahulu.
-
“Azriel, lo mau kemana sih? Kok buru-buru banget? Kita ngobrol-ngobrol aja dulu yuk,” seru seorang cewek yang bergelayut manja dilengan Azriel. Azriel merasa jengah dan tak nyaman dengan keadaan ini. Ia pun melepaskan kedua tangan cewek tersebut dengan sedikit kasar. Tapi, kedua tangan tersebut kembali bergelayut dilengannya.
“Kiara, please, kita ini ada di koridor. Apa kata yang lainnya nanti? Dan gue lagi buru-buru banget,” kata Azriel dengan sabar. Ia kembali melepas kedua tangan Kiara yang masih bergelayut dilengannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Star
Novela JuvenilIni kisah tentang Ryn--gadis ceria dan ramah, tapi dibalik keceriaan itu terpendam sesuatu yang orang lain tak boleh menyentuhnya. Sesuatu yang disebut 'rahasia'. Rahasia menyakitkan yang membuatnya menyembunyikan jati diri sebenarnya. Akankah satu...