First, gue mau minta maaf karena keterlambatan update. Kemarin itu gue nge-stuck banget, mana gigi gue sakit, jadi ya gitu deh, sama sekali gak dapat pencerahan *eh. Makasih banget yang tetap setia nugguin BMS, ILYSM :*
WARNING! Chap ini penuh drama, aneh dan kebanyakan dialognya. Jadi, maaf aja kalau gak seperti yang kalian harapkan.
-
“Tsukiyomi Ryuki,”
Deg.
Ryn mengepalkan kedua tangannya. Ia menengadah dan mengerjapkan matanya, ia tak ingin menangis. Sudah cukup. Dia tak mau terlihat lemah, seperti dulu. Sehingga membuatnya mudah tuk disakiti.
Ia kuatkan hatinya dan melangkah lebar meninggalkan Ryuu tanpa melihatnya. Ia tak mau melihat ke belakang. Karena pertahanannya akan runtuh sekejap saja bila ia melihat Ryuu.
“Ai, berhenti, aku mau ngomong. Aku mau jelasin semuanya!” teriak Ryuu, ia mengejar langkah Ryn. Mencekal salah satu tangan Ryn. Kuat.
“AKU GAK MAU!” teriak Ryn. Ia berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Ryuu.
“Please, Ai, kamu harus dengerin aku,”
“GAK! AKU GAK MAU DENGER APA-APA DARI KAMU. PERGI!” Ryn berbalik. Ia menangis, runtuh sudah pertahanan yang sudah ia bangun.
PLAAK.
Ryn kalut. Ia menampar Ryuu. Ryuu menatap Ryn kecewa.
Apa dosanya di masa lalu sudah tak termaafkan lagi?
Melihat hal itu, Rey langsung melangkah mendekati Ryn. Menarik Ryn dari hadapan Ryuu. Merengkuh Ryn erat dan menenangkannya.
“Hey, calm down, my little girl.”
Ryn terisak di dada bidang milik Rey. Ia menumpahkan semua kemarahan, kesedihan, dan ketakutan yang menjadi satu.
Rey terus membisikkan kata-kata penenang untuk menenangkan Ryn. Ia tak habis pikir, sebenarnya siapa orang yang berada dihadapannya ini. Kenapa dia bisa membuat Ryn seperti ini?
Asik dengan pikirannya, Rey sampai tak sadar bahwa tak ada suara isakan Ryn lagi. Ia mengecheck keadaan Ryn. Ternyata Ryn tertidur.
Ia pun menggendong Ryn dan merebahkannya di kursi penumpang. Lalu, ia melirik cowok yang tadi mengenalkan dirinya sebagai Ryuki Takahara.
“Bisa bicara sebentar?” tanyanya. Ryuu mengangguk.
Rey pun mengedikkan bahunya ke arah pintu mobilnya. Menyuruhnya masuk. Ryuu pun menurutinya.
-
Ryn bergerak-gerak gelisah dalam tidurnya. Tak lama, ia membuka kedua matanya. Mengerjap-ngerjapkannya agar terbiasa dengan cahaya yang berada di kamarnya, ah bukan, kamar tamu yang ditempatinya sebulan ke depan.
Eh, tunggu, kamar? Bukannya dia—
Ryn langsung terduduk ketika mengingat kembali kejadian tadi siang. Ryuu—orang yang telah menghianati dan menyakitinya—telah kembali. Menemuinya. Entah apa yang dia rasakan, antara senang, sedih, marah, kecewa, dan takut, yang dicampuradukkan menjadi satu. Menjadi aneh dan tak dapat dideskripsikan lagi.
Tapi, satu yang ia tahu. Satu yang masih belum berubah, ia belum bisa melupakannya. Rasa itu masih sama dan harapan itu masih ada. Meskipun Ryuu berengsek, tapi tak semudah itukan untuk menghapus semuanya.
“Lo udah bangun?” tanya Rey yang sedang berjalan ke arahnya, membawa sebuah nampan berisi cokelat hangat dan bubur.
Ryn memutar kedua bola matanya jengah. Ck, pertanyaan bodoh, dia lihat sendiri kan kalau gue udah bangun?. Tapi, ia hanya bergumam pelan. Hari ini ia tak mau memulai pertengkaran dengan Rey karena mood-nya sedang dalam keadaan buruk. Ia pun langsung menghabiskan bubur dan cokelat hangat yang diberikan Rey, kebetulan ia sudah sangat lapar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Star
Teen FictionIni kisah tentang Ryn--gadis ceria dan ramah, tapi dibalik keceriaan itu terpendam sesuatu yang orang lain tak boleh menyentuhnya. Sesuatu yang disebut 'rahasia'. Rahasia menyakitkan yang membuatnya menyembunyikan jati diri sebenarnya. Akankah satu...