5. Manusia Tepung

164 28 0
                                    

***

Ulangan tengah semester berakhir pada hari ini Aku sedikit lega karena hampir seminggu lebih aku belajar mati-matian terutama Matematika dan Fisika. Hampir seminggu pula Aku tak sekelas dengan Nessa dia diruangan yang berbeda. Tapi kami bertemu saat istirahat dan pulang seperti sekarang ini dia menemui ku saat pulang.

"Nit, lo tau nggak?" Aku hanya menggeleng.

"Tadi diruangan gue ada anak kelas 10 yang dikerjain abis abisan sama kak Reno". Lanjutnya memberi informasi, lalu Aku menoleh penasaran.

"Berarti kak Reno bukan orang baik dong?"
Aku sedikit tidak percaya.

"Nggak tau dia pura pura entah sengaja melempar contekan kearah anak itu. Trus dia dihukum keluar kelas tapi mukanya anak itu masih santai aja Nit" Nessa semakin memperjelas cerita.
"Terus kursi tuh anak dikasih lem, ih untung gagal jadi gue nggak liat celana sobek dikelas" dia cerita sampai di kantin. bukan untuk makan, tapi tenggorokan ku sedikit kering.

"Yakin dia anak kelas sepuluh ?"

"Yakin, duduknya aja dibarisan kelas sepuluh, tuh anak diem aja lagi" dia seperti kesal entah kenapa.

"Ketakutan?" dia menggeleng dengan cepat saat mulutnya terbuka dan ingin berkata sesuatu tiba-tiba handphone miliknya bersuara.

Segera ia membuka tas dan menatap handphone tersebut. Matanya melihat ku seperti melarang ku untuk ikut melihat ponselnya. Aku mundur sejenak.

"Sorry ya Nit gue dijemput bokap" katanya sambil tersenyum.

"Oke. Gue bisa pulang sendiri kok" Aku sedikit kesal karena dia telah berjanji untuk pulang bersama. Lalu dengan terburu buru dia meninggalkan ku dikantin karena tak mau sendiri disaat Semua orang sudah pulang.

Aku segera pergi namun baru sampai dipinggir lapangan Aku melihat sesuatu berlalu dari kejauhan dari arah berlawanan. Semua orang sudah pulang sedikit rasa takut muncul.

Makhluk apa itu putih-putih dan berlari mendekat. Nggak mungkin kalau itu hantu apa lagi disiang seperti ini Aku ingin berlari tapi kaki seperti sulit untuk digerakan.

Dia semakin mendekat dan kenyataanya dia tidak sendiri dibelakangnya banyak yang mengejarnya. Terdengar suara teriakan.

"Woiii... Berenti woii... " seru salah satu seorang.

"Kejaarrr...!!! " teriak yang lain.

Apa ini semacam tawurana atau mengejar hewan buronan. Aku benar benar bingung tak tahu harus bagaimana. Makhluk itu semakin dekat dan kemudian dekat, sekarang terlihat jelas.

Aku kaget dengan sosoknya ternyata adalah manusia dengan tepung dan telur disekujur wajahnya dan pakaiannya sehingga aku tak bisa mengenali siapa dia.

" Hahahaha... Adonan tepung hahahaha..." aku tertawa melihatnya.

"eh diem lo! " teriaknya dengan nafas terengah engah.

"Sssssttttsss.... Diem" katanya sambil membungkam mulut ku. Aku segera melepaskan tangannya dari mulutku.
Hampir saja Aku muntah karena bau amis telur itu.

"Makannya diem awas lo ngetawain gue lagi kualat lo!" dia sambil berlari lagi, Lalu semua orang itu mengejarnya.

"Hahahaha... Bagus deh dapet hibuaran sedikit karena manusia tepung itu" kataku tanpa orang lain dengar.

Jujur Aku sedikit kesal karena waktu bangun tadi pagi Bunda sudah pergi bekerja dan bang Ijal sudah berangkat kuliah hanya berpamitan lewat kertas yang ditempel dipintu kulkas. Entahlah mungkin mereka lupa dengan hari ulang tahunku.
Begitu juga Nessa dia tidak menepati janjinya untuk pulang bersama. Aku paham tapi sebaiknya jangan berjanji karena aku tidak suka janji yang dilanggar bagaimana pun itu.

THE BEST FOR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang