13. Jengukin Atau kursus

88 11 0
                                    

☀☀☀

Malam ini cerah, tidak seperti sore tadi bahkan bintang terlihat indah. Aku menatap keluar jendela. Terlihat seseorang berjalan menuju pintu rumah ku. Beberapa saat kemudian bang Ijal mengetuk pintu dan membuka kamar ku.

"Nit, dicariin tuh." seru nya dari balik pintu.

"Sama?."

"Tukang roti bakar" sahutnya aku sedikit heran dan segera turun menemui Tukang roti bakar yang dimaksud. Aku fikir itu Lugas tapi yang ku lihat itu benar-benar tukang roti bakar yang biasa lewat didepan rumah ku.

"Neng ini pesenannya" katanya setelah aku sampai dihadapan nya.

"Saya ga pesen bang" kata ku bingung.

"Gimana ini, kata masnya pesen roti bakar" dia nampak bingung.

"Masnya siapa? Yang tadi manggil saya bukan?" tanya ku ikut bingung.

"Bukan dia lagi nungguin dagangan saya" kata tukang roti bakar. "Aduh jangan-jangan ini penipuan" lanjutnya dengan wajah khawatir. Aku hanya tersenyum, dan mulai berfikir siapa pelaku ini semua.

"Ya udah bang berapa ini? " tanya ku.

"Udah dibayar neng" katanya lalu pamit.

Bang Ijal yang sibuk main game mulai bertanya.

"Gue pikir Lugas, mau gue ajak main game."

Aku hanya menaruh roti bakar di dekat Bang Ijal dan mengambilnya sebagian dan kembali kekamar. Mengerjakan tugas sambil mendengarkan lagu. Tiba-tiba handphone ku bergetar. Tanda ada pesan masuk.

Drrrt.. Drrrrt

Alien Tegas : bang Ijal lagi ngapain?

Aku pikir dia akan menanyakan kabar ku tapi justru menanyakan bang Ijal.

Nita : main game.

Alien Tegas : oh, gue main yak. Bawa roti bakar.

Nita: disini udah banyak dari tukang roti bakar.

Alien Tegas : yaudah gue bawa teh aja.

Nita : disini juga ada.

Alien Tegas : trus gue bawa apa dong. Bawa lu pulang aja yak? 😅

Nita : buat apaan?

Alien Tegas : buat nemenin gue main game dirumah, sama mijetin gue klo cpek

Nita : ogah.

Lalu dia tak membalas pesan dariku mungkin dia marah, atau sibuk. Tapi ternyata aku salah. Aku mendengar suaranya berseru dengan bang Ijal. Mereka sedang sibuk bertanding. Aku ikut turun dan duduk di dekat mereka sambil makan roti bakar. Tapi mereka tak acuh padaku sibuk dengan strateginnya untuk saling mengalahkan. Aku memilih kembali beranjak pergi. Aku pikir dengan adanya Lugas dapat mendengar ocehannya lagi.

"Nit, mau kemana? " tanya Lugas saat aku mulai berdiri.

"Kamar" kataku singkat.

"Lu mainin ini dulu deh gue mau ke toilet kebelet nih" katanya lalu pergi seolah menyetujui mengambil alih permainan. Aku duduk didekat bang Ijal.

"Jangan sampe kalah!" teriak nya dari jauh, aku menoleh ke arah bang Ijal berusaha untuk mengerti cara memainkan permainan ini.  Lama sekali Lugas tak kembali sampai aku kalah.

"Mana sih tuh si Alien" kataku kesal.

"Tidur di toilet apa ya" kata bang Ijal menimpali. "Kata Lugas lu sakit, sakit apa?  Ngapa gak bilang" bang Ijal mulai pembicaraan setelah saling diam.

THE BEST FOR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang