15. Penyembuh ku:)

73 8 0
                                    

☀☀☀

Entahlah mengapa aku jadi sering diam dan Lugas selalu menggangguku. Nessa terus bertanya ingin tahu mengapa aku diam dan terlihat murung. Aku tak menjawab dan Lugas juga selalu mengalihkan pembicaraan mereka tentangku dengan kejahilan nya.

Aku berusaha menyembunyikan diri dengan ikut kegiatan eskul, komunitas musik, dan sering berkumpul dengan Nessa dan yang lainnya. Lama-lama aku merasa seperti pulih kembali rasanya seperti jauh sebelum mengenal Helmi. Meskipun rasanya bebas dan luka itu sembuh tapi seperti perempuan lainnya.

Hatiku belum bisa menerima siapapun untuk menjadi orang yang spesial. Setelah pulih baru aku bisa menceritakan semuanya pada Nessa dan dia cukup terkejut karena ia ternyata tak bisa membaca situasi yang ku alami selama ini.

"Nit, kok lu baru cerita sih? " katanya dengan nada terkejut. Aku hanya tersenyum. "Jadi selama ini lu nutupin semuanya sendiri? " lanjut tanyanya.

"Nggak kok ada Lugas. " kataku sambil melihat Lugas yang asik bermain skateboard ditengah lapangan.

Kami yang duduk dibawah pohon dipinggir lapangan dapat melihatnya dengan jelas Lugas dan yang lainnya.

"Jahat lu Nit, gue kan sahabat lu kenapa malah Lugas yang lu percaya." Nessa terlihat kecewa.

"Sorry Nes, bukannya gitu, tapi lu akan terus nanya dan gue akan terus inget dia. Gue takut luka gue semakin sakit." kata ku meyakini Nessa bahwa kita masih saling percaya.

"Iyaa maafin gue yang ga peka sama keadaan sahabat gue sendiri." aku tersenyum karena itu tandanya Nessa tak marah padaku.

Aku masih mempercayai dia sebagai sahabat tapi kadang aku merasa dia berbeda dengan Lugas yang selalu ada dimana pun aku berada. Kembali ku melihat Lugas yang sedang mengajari Alif bermain skateboard sedikit membuatku tersenyum karena Alif yang takut berdiri dipapan skateboard.

"Nit, hati lu udah sembuh?" sedikit terkejut dengan pertanyaan itu aku menoleh. "Lu udah mulai cerita berarti hati lu udah sembuh?" ia mengulangi pertanyaan lebih jelas.

"Iya" jawabku sedikit kikuk, tak mengerti arah pembicaraan.

"Siapa yang nyembuhin? " tanyanya senyum menggoda, aku hanya menautkan alisku. "Apa itu Lugas? " tanyanya lagi kali ini mampu membuatku terkejut.

"Eh maksud gue bukan sembuh total." entah mengapa jawaban ku membuatnya tak yakin.

"Hahaha kenapa muka lu merah gitu? " katanya dengan tertawa.

"Apaan sih lu. Gak lah. " kataku mengelak dan dia masih tertawa.

"Nes udah ketawanya" kataku melototinya dan dia justru makin kencang ketawa.

"Nes ga ada yang lucu, diem" kataku kesal lalu seseorang datang dan mengambil air minum didekatku diikuti dua orang lainnya.

Nessa melihatku dan menahan tawanya Lugas duduk didekatku dan minum dengan satu tegukan di ikuti yang lainnya.
Nessa memainkan alisnya dan mengisyaratkan sesuatu. Seolah dia ingin mengatakan sesuatu pada Lugas yang masih minum.

"Eh, gas. " panggilnya. Aku hanya melotot membuat kode agar Nessa tak mengatakan hal yang aneh. Lugas berhenti meneguk minumnya dan memperhatikan Nessa.

"Gas ini gue mau bilang kalau Nita tuh tadi.. " Nessa mulai berkata dan aku segera berdiri tanpa sadar sikut ku mengenai botol minum Lugas dan tumpah mengenainya.

"Aaa.. Lo kenapa sih basah kan celana gue. " katanya kesal.

"Sorry.. Sorry. " kataku dan seola Nessa menahan tawa. Sementara Adam dan Alif hanya bingung melihat kelakuan kami. Tak mau ini berlanjut aku memilih pergi.

THE BEST FOR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang