18. Just a friends

51 3 0
                                    

Siang itu cukup panas aku tidur seharian bahkan sudah dua hari aku tak masuk sekolah sebenarnya lukaku tak begitu dalam tapi bunda dan bang Ijal melarangku masuk sekolah. Sore hari baru aku bangun dan keluar kamar untuk mengambil minum. Bunda sedang ketempat bibi jadi terasa sepi dan hari ini juga tak ada pesanan kue.

Tadi siang aku melihat bang Ijal tidur disofa tapi sekarang sudah tidak ada. Segera aku menuju dapur membuka kulkas dan menuang air kegelas.

"Keren lo gas baru belajar sebentar udah mau ngalahin gue." Seperti suara bang Ijal perlaban suaranya semakin dekat dan ia berjalan kedapur. Ia mengambil dua gelas dan menuangkannya, tanpa menyapaku yang juga sedang minum.

"Makasih bang, gue balik dulu ya."kata seseorang yang terdengar suaranya dari dapur. Dapat dipastikan dia sedang duduk diruang tamu.

"Lo ga main dulu?"

"Nggak bang udah sore."

"Oke." Setelah itu hanya suara langkah kaki menuju dapur.

"Lugas bang?" Tanyaku.

"Iya." Jawabnya sambil menaruh gelas dan menambil buah apel dari kulkas.

"Ngapain dia?"

"Latihan bela diri." Jawabnya sebelum mengigit buah apel.

"Tumben, buat apaan?" Aku menunggu jawaban, dia masih mengunyah.

"Katanya sih buat jagain seseorang dari bahaya, masa cowok ga bisa bela diri." Katanya setelah menelan. "Eh jangan-jangan dia mau jagain lo nit?" Tanya sambil tersenyum menggoda.

"Paan sih bang, ya bukan lah. Dia itu mau jagain Olif udah jelas abis kejadian kemarin itu dia langsung pengen belajar bela diri gitu."

"Kok lo jutek gitu, cemburu ya?" Dia meledek.

"Ya nggak lah," aku bersikap biasa saja. Lalu ia duduk di dekatku.

"Tapi kayanya Lugas suka sama lo Nit, buktinya dia srring main kesini. Baik sama bunda sama gue sama lo."

"Lugas emang baik sama semua orang bang, bahkan dia kadang istirahat nggak makan bareng kita."

"Terus?"

"Makan sama satpam depan."

"Aneh juga tuh orang." Bang Ijal tersenyum dan menggelengkan kepalanya heran. "Tadi waktu gue nanya 'kenapa lo mau ngelindungin dia?' Ya padahal gue nggak tau seseorang yang dimaksud Lugas siapa, dia bilang kalo dia sayang sama orang itu."
Jelasnya.

Dan aku mulai penasaran siapa orang itu aku diam sejenak.

"Woi bengong, lo sendiri suka nggak sama dia?" Pertanyaannya mengejutkanku.

"Nggak." Kata ku sambil berlalu menuju kamar Mengerjakan tugas yang masih berserakan diatas meja belajar. Dua hari tak masuk membuatku ketinggalan banyak dan Nessa memberitahuku tentang tugas-tugas ini yang harus dikumpulkan besok.

"Eh!, jutek!, muka lo jelek kalo jutek gitu, Lugas juga nggak bakalan mau sama lo!" Teriak bang Ijal dari bawah dia masih menyebut nama Lugas.

Huh entahlah aku harus tertawa karena melihat tingkahnya yang tadi itu mirip Nessa atau aku harus kesal karena dibilang jutek.

Aku sudah menutup pintu agar tak mendengar suaranya. Melihat pada tumpukan kertas dimeja sedikit terkejut, kertas-kertas itu berisi cara mengerjakan soal dari PR ku dan gambar-gambar yang unik membuatku mengerti cara pengerjaannya.

☀☀☀


Suasana kelas seperti biasa ramai karena jam kosong. Adam sibuk bermain games, Alif sibuk mengerjakan tugas yang ditulis dipapan tulis, Nessa sibuk mengobrol dengan Lita dan teman-temannya. Aku hanya memejamkan mata dan mendengarkan musik dari aerphone. Sementara Lugas entahlah kemana dari pagi dia tidak terlihat tapi aku menduga dia sedang berlari keliling lapangan.

THE BEST FOR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang