29. Adam

50 4 0
                                    


Permasalahan demi permasalahan tiba-tiba seperti tak ada lagi terutama tentang kak Reno. Meskipun ini sedikit aneh tapi aku senang dia tak muncul lagi.

Semester 6 lumayan juga kegiatan semakin padat aku tak menjadi anggota aktif lagi di BEM. Tugas yang dibilang tak sedikit juga terus menghampiri rasanya kepalaku mau pecah hanya untuk mengerjakan tugas satu mata kuliah saja.

"Nit lo kenapa suntuk amat?"

"Pusing gue Ness. Tugas buat besok belom gue kerjain mana bentar lagi  UAS" kataku. Dia hanya tersenyum. "Kok lo santai aja sih, emang lo udahan?"

"Belom" katanya tersenyum tanpa beban.

"Udah ah,  jangan bahas tugas mulu. Lu ga inget kita hari ini mau ketemu siapa?"

"Siapa?"

"Adam" dia terlihat kegirangan.

Aku juga terkejut karena aku lupa dengan pertemuan ini. Terakhir bertemu kita saat hari akhir kelulusan tepatnya hari perpisahan dan lebih jelasnya tiga tahun yang lalu.

Waktu itu dia ingin menjadi pengusaha dengan caranya sendiri tapi nyatanya dia malah bekerja diperusahaan ayahnya.

Nessa mengajakku memasuki sebuah cafe dengan nuansa tenang. Ini tempat pertemuan kita Alif sudah berada disana.

"Mana Adam?" Tanyaku yang melihat Alif sendiri.

"Belom dateng, macet kali" aku hanya mengangguk mengerti dan ikut duduk didekatnya begitu juga Nessa.

Selang beberapa menit dan hampir setengah jam dia tak kunjung datang. "Ah tuh anak bohongin kita ya?" Nessa mulai kesal.

"Yaudah yuk balik aja" kataku.

"Hay guys!" Sapa seseorang yang baru datang.
Bukannya memeluk tapi Nessa justru memukulinya dengan tas.

"Arrgg... apa-apaan sih lo, gue baru dateng bukannya dipeluk malah dipukul."

"Nih, peluk nih" kata Nessa masih memukul.

"Lif, cewek lo kenapa sih. Lagi pms apa ya."

"Hahaha.. itu hukuman kalo telat janjian"

"Eh, udah Ness kasian dia" kataku melerai, Akhirnya Nessa kembali duduk dengan wajah kesal.

"Nih, kaya Nita dong baik, peluk" katanya yang mencoba memelukku.

"Nih peluk" aku menodongkan kepalan tangan.

Alif tertawa dan Adam duduk dengan lesu aku juga ikut duduk, padahal aku fikir kita akan saling berpelukan karena rindu, tapi nyatanya kita tak akan pernah melakukan itu, buktinya tadi Nessa wajahnya sangat sumringah saat ingat akan bertemu Adam tapi nyatanya dia justru memukul Adam.

"Gimana kabar kalian?" Tanya Adam.

"Baik, lo gimana?" Tanya Alif. "Kayanya udah jadi pengusaha nih" kata Alif melihat Adam yang berpakaian rapi.

"Gue berantem sama bokap gara-gara ini" katanya menunjuk jasnya.

"Jas?" Tanya Alif polos, Nessa segera menoyor kepalanya.

"Apaan sih?"

"Maksudnya tuh masalah kerjaan dia"

"Iya, gue ga mau jadi karyawan ya walaupun dikasih jabatan tinggi tapi bosenin banget."

"Terus?" Tanyaku.

"Ya. Gue mau bebas dan gue yang bikin aturan diperusahaan bukan bokap tapi nyatanya itukan perusahaan bokap." Adam berhenti bercerita dan meminum orange juice Nessa.

THE BEST FOR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang