Pagi itu aku berangkat lebih awal agar tak berangkat bersama Lugas karena aku tahu dia pasti menjemputku.Nessa menanyakan kenapa kau tak bersama Lugas hari ini tapi aku tak menjawabnya. Aku berusaha bersikap biasa saja walaupun sebenarnya aku sedang menjaga jarak dengannya. Berkali-kali dia selalu mengajakku pulang bersama tapi aku selalu mencari alasan untuk menolak."Eh, ada film baru nih genre triller gitu pada mau nonton nggak?" Kata Alif bersemangat.
"Boleh tuh seru kalo kita nonton bareng." Kata Adam menimpali.
"Gue mau ikut." Seru Nessa.
"Lo gimana siput?" Tanya Lugas.
"Gue mau bantuin Bunda" kataku tanpa menatap wajahnya.
"Yah ayo dong Nit ngikut." Ajak Nessa memohon.
"Ga seru kalo lo ga ikut." Kata Adam. Aku berfikir sejenak Lugas hanya diam tanpa memohon apapun.
"Oke deh tapi bentaran doang ya."
Akhirnya hari itu kami pergi bersama, Adam tentu saja mengajak pacarnya sementara Alif dan Nessa selalu berdua. Hal ini membuat ku jenuh seperti obat nyamuk meskipun ada Lugas tapi aku tak mau perasaanku terus tumbuh jadi aku berusaha tidak terlalu dekat dengannya. Tak peduli secuek apa diriku dia selalu ngoceh, membahas apa yang dia tahu jujur aku senang tapi aku tak mau perasaan ini terus tumbuh.
"Nit ga nyangka Adam cepet banget punya cewe gue ngerasa kesaing."
"...."
"Coba tuh cewe kenal gue duluan pasti dia..." aku menoleh padanya.
"Dia tetep ga mau sama gue." Lanjutnya.
"Nit, gue pikir Nessa suka sama gue karena setiap gue muncul dia heboh."
"Tapi malah si cowo culun itu yang jadi cowo nya. Gue juga sih ngajarin dia main skateboard pasti Nessa kagum karna itu." Aku meliriknya dan dia memasang wajah kesal.
"Eh, gue juga ogah sih sama Nessa dia bawel banget orangnya."
"Kaya lo." Dan aku keceplosan.
"Iya jadinya kita ga cocok. Ntar yang ada kita ngomong mulu ga ada berhenti- berhentinya. Misalnya nih telfonan ntar malah main suruh-suruhan nutup telfon kan basi." Katanya lalu terdiam.
Dari mulai makan sampai selesai dan kami saling diam. Hanya aku dan Lugas yang saling diam tapi tidak dengan aku dan yang lain atau Lugas dan yang lain mengobrol. Setelah nonton dan makan mereka berpamit pulang tinggal aku dan Lugas disana.
"Gue anterin pulang."
"Ga usah gue sendiri aja." Kataku lalu berjalan pulang.
"Hati-hati." Katanya, tak seperti biasa yang memaksa ku untuk pulang bersamanya kali ini dia hanya berkata hati-hati lalu pergi. Kenapa aku harus kecewa.
Saat aku berjalan sendirian jujur aku merasa ada yang kurang ini seperti menyiksaku, perasaan ini.
"Eh ada cewek." Kata seseorang menghadangku dan aku mengenalnya dia adalah orang yang mengganggu Nessa waktu pertandingan basket itu.
"Eh, cuy bukannya nih cewek, ceweknya Helmi?" Kata salah seorang lagi.
"Dih iya mana cowok lu?"
"Dia bukannya udah pindah, bisa kali ah ke gue." Sahut yang lainnya.
Mereka terus mendekati mengelilingiku dan aku merasa takut. Kalau waktu itu Helmi yang membantu Nessa dan Lugas tapi sekarang siapa yang membantuku. Helmi sudah tak ada. Dan aku harus bersiap-siap dengan kuda-kuda, melawan mereka dengan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEST FOR YOU
Teen FictionDia adalah makhluk Alien yang diciptakan oleh Tuhan entahlah atas dasar apa dia diciptakan dan terbuat dari apa dia diciptakan dia selalu membuat onar. Dan dengan lancar dia mengaku bahwa dirinya adalah makhluk penguasa angkasa, semua orang sangat...